Brand atau perusahaan yang memiliki aplikasi, baik mobile application ataupun desktop software, selangkah lebih maju di era transformasi digital. Tidak hanya memperluas jangkauan dan memudahkan transaksi customer, aplikasi juga mampu menaikan revenue sebuah perusahaan.
Contohnya terjadi pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Komitmen kuat transformasi digital BRI dalam memberikan kemudahan layanan keuangan melalui Super Apps BRImo menuai respons positif.
Dilansir dari halaman keuangan.kontan.co.id, BRI mencatatkan pertumbuhan volume transaksi mobile banking melesat 35,20% secara tahunan dengan nilai transaksi mencapai Rp4.034 triliun per September 2024. Hal ini terjadi seiring dengan pertumbuhan pengguna BRImo mencapai 37,14 juta user.
Peningkatan signifikan ini terjadi karena pergeseran masyarakat yang dulunya bertransaksi secara konvensional melalui mesin ATM, beralih memanfaatkan mobile banking. Tak hanya memudahkan proses transaksi perbankan, BRImo juga kerap memberikan berbagai promo menarik di bidang sport, music, hingga lifestyle.
Melihat potensi besar dalam sebuah aplikasi, lantas bagaimana cara membuat aplikasi dari nol? Apakah aplikasi bisa dibuat secara internal atau harus menggunakan jasa software development?
Mari pahami langkah-langkah membuat aplikasi untuk meningkatkan revenue bisnis.
BACA JUGA: Proses Pengembangan Aplikasi Mobile
Tips Membuat Aplikasi Bagi Pemula
#1 Riset Apa yang Dibutuhkan User
Sebuah aplikasi dibuat seharusnya untuk membantu masalah user atau customer. Jadi, langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan riset, baik secara internal maupun eksternal, guna mengetahui apa yang dibutuhkan user.
Dari riset internal, Anda bisa mengetahui beberapa hal, seperti:
- Lebih memahami tujuan bisnis yang mau dicapai, misalnya ingin memperluas jangkauan pasar, meningkatkan loyalty, meningkatkan efisiensi, dan lainnya.
- Bisa menemukan area yang dapat didigitalisasi. Contohnya, Anda memiliki bisnis retail, aplikasi bisa meningkatkan proses pemesanan online atau mengontrol stok barang demi menghemat waktu serta biaya operasional.
- Mendapatkan feedback dari tim internal yang sehari-hari terlibat dalam operasional. Dengan begitu, mereka bisa memberikan masukan fitur aplikasi apa yang dibutuhkan customer.
- Bisa mengurangi risiko dan pengeluaran tidak perlu akibat pembuatan aplikasi yang tidak relevan.
Selain riset internal, perusahaan juga perlu melakukan riset eksternal, guna mendapatkan manfaat berikut ini:
- Perusahaan bisa mengetahui tren teknologi terbaru agar bisa mengoptimalkan fitur di aplikasi.
- Menganalisis aplikasi-aplikasi serupa yang sudah ada di luar. Anda bisa mempelajari fitur, kelebihan dan kekurangan yang dimiliki kompetitor.
- Memiliki standar bagaimana aplikasi harus beroperasi, terutama dalam hal privasi, keamanan, dan standard lainnya.
#2 Perencanaan Aplikasi dan UI/UX
Dalam langkah riset di awal, Anda juga perlu memahami user. Kenali seperti apa profile customer, pelajari karakteristis, behavior, preference, dan demografis yang penting dalam proses perencanaan aplikasi dan UI/UX.
User persona yang telah dibentuk, akan memudahkan tahap UI/UX, fitur yang tersedia, hingga infrastruktur aplikasi. Pasalnya kenyamanan dalam mengakses aplikasi menjadi hal penting.
Sebagai contoh, BCA tetap mempertahankan dua aplikasinya, yakni BCA Mobile dan MyBCA. Kedua aplikasi tersebut memiliki fitur yang sama. Hanya saja, keduanya memiliki target pasar dengan rentan usia berbeda karena BCA menjangkau customer dari mahasiswa sampai lansia.
Ada kelompok nasabah yang sudah terbiasa menggunakan aplikasi BCA Mobile. Namun, ada juga yang senang eksplorasi dengan aplikasi MyBCA. Dari sini kita bisa belajar bahwa pengalaman user menjadi hal penting bagi sebuah bisnis.
BACA JUGA: Kenapa Buat Aplikasi itu Mahal? Berikut Ini Alasannya
#3 Memilih Platform dan Tools
Sebelum proses development, Anda bisa menentukan platform atau tools yang ingin digunakan untuk mewujudkan aplikasi. Sesuaikan platform yang ingin dibuat, apakah Android, iOS, web app, desktop, atau beberapa platform sekaligus. Dengan begitu, bahasa pemrograman sudah ditentukan dari awal.
#4 Pertimbangkan Aplikasi Low Code
Sayangnya, membuat aplikasi dari nol bisa jadi memusingkan bagi pemula. Ada beberapa software aplikasi atau platform dengan pendekatan low code. Platform low code app menawarkan solusi drag-and-drop interface sehingga menjadi penyelamat bagi Anda yang tak begitu memahami keahlian programming.
Lewat visual interface, Anda bisa drag and drop dengan low code sehingga platform ini lebih sederhana dan cepat daripada software developer konvensional. Ada beberapa platform low code yang bisa Anda gunakan, seperti Nintex, Salesforce Lightning, Appian, Zoho Creators, Kissflow, Microsoft PowerApps, Quickbase, atau OutSystem.
#5 Tahap Development
Ada beberapa tahap dalam membuat aplikasi, khususnya pada fase development, seperti mockup, UI Design, coding, hingga beta test. Tahap UI design menjadi hal penting karena user nantinya akan merasakan usability dan tampilan aplikasi.
Kenyamanan experience meng-klik suatu fitur, colouring, layout, dan elemen UI lainnya bisa menjadi penentu keberhasilan sebuah aplikasi. Dari UI design, selanjutnya programmer akan memulai coding agar fitur berjalan lancar.
Jika tidak memiliki tim IT spesifik dan UI/UX Designer, kami sangat menyarankan Anda meng-hire mereka, baik secara full time atau menggunakan jasa UI/UX Designer dan Programmer sampai project selesai.
Sebelum proses launch, Anda perlu melakukan beta-testing. Pengujian bisa berupa desain, kesesuaian fitur, sistem API, database, cloud, hingga bug yang mungkin terjadi.
#6 Jangan Lupa Pembuatan Dokumentasi
Ada tahapan pembuatan dokumentasi sebelum aplikasi dirilis. Dokumentasi bisa berisi cara penggunaan aplikasi atau User Guide. Ada juga dokumen teknis, seperti Data Flow Diagram, Functional Specification Document, Entity Relationship Diagram, dan Technical Document.
#7 Aplikasi Siap Launching
Kalau sudan semua, ini artinya aplikasi Anda siap diluncurkan di AppStore atau PlayStore. Perhatikan guidelines yang diberikan AppStore dan PlayStore, baik dari sisi teknis, konten, dan tampilan agar aplikasi tidak di-reject.
Jangan lupa untuk mempromosikan aplikasi yang sudah dilaunching. Manfaatkan media sosial, paid promotion, hingga membuat press release untuk media. Semakin banyak customer tahu aplikasi, semakin besar potensi aplikasi di-download.
#8 Maintenance Aplikasi dan Sistem
Langkah terakhir dalam membuat aplikasi adalah pemeliharaan atau maintenance aplikasi dan sistem. Maintenance dapat berupa update dan perbaikan aplikasi. Pastikan Anda mengembangkan fitur yang relevan untuk user dan pertahankan kualitas aplikasi agar tetap stabil digunakan.
Cara membuat aplikasi dari nol ini hanya berupa gambaran singkat. Untuk develop sebuah aplikasi, Anda membutuhkan tim internal yang berpengalaman. Jika bisnis Anda belum dilengkapi dengan tim yang teknis, percayakan dengan software house yang sudah expert dalam pembuatan aplikasi.
Badr Interactive siap membantu dari proses perencanaan hingga support maintenance setelah aplikasi diluncurkan. Berapa biaya membuat aplikasi? Badr Interactive memiliki Project Calculator yang membantu Anda menghitung estimasi biaya membuat aplikasi. Layanan kami cocok untuk bisnis skala menengah hingga dengan biaya variasi. Pelajari Software Development Service kami di sini.