Memasuki era digital yang semakin maju, dunia software development berkembang dengan sangat cepat. Sebuah bisnis dituntut untuk tetap kompetitif, inovatif, dan responsif terhadap perubahan pasar. Hal ini berdampak pada strategi software development yang terus bertransformasi.
Pada tahun 2025, sejumlah tren baru dalam software development diprediksi akan mengubah industri secara signifikan. Perusahaan perlu memahami tren ini demi memanfaatkan peluang baru hingga menyelaraskan operasional.
Dilansir dari devpandas, berikut ini beberapa trend software development di tahun 2025.
1. Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML)
Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) kini menjadi bagian penting dari proses software development. Diperkirakan, pada tahun 2025, sekitar 85% interaksi user akan dikelola tanpa intervensi manusia berkat AI dan ML.
Teknologi ini mampu mengotomasi tugas rutin, menganalisis data dalam jumlah besar, bahkan membantu developer melalui genAI coding assistant.
Misalnya, AI dapat dengan cepat mendeteksi bug dan memberikan rekomendasi improvement, sehingga mengurangi waktu kerja developer dan meningkatkan kualitas software.
Namun, bukan berarti developer bisa digantikan AI. Berdasarkan Forrester’s Developer Survey 2024, developer hanya menghabiskan 24% waktu kerja mereka untuk coding. Sisa waktu digunakan untuk desain, pengujian, memperbaiki bug, dan meeting dengan stakeholders.
Meskipun produktivitas developer diprediksi meningkat dengan penggunaan genAI coding assistant, faktanya developer melakukan pekerjaan lebih banyak daripada sekadar coding.
2. Meningkatnya Low-Code dan No-Code Development
Untuk mempercepat proses development, platform low-code dan no-code semakin diminati. Platform ini memungkinkan membuat aplikasi dengan lebih cepat meskipun pengetahuan tentang coding tak begitu banyak.
Menurut laporan Gartner, pada tahun 2025, low-code akan mencakup 65% dari seluruh aktivitas pembuatan aplikasi. Tren ini memungkinkan inovasi yang lebih cepat dan efisien, serta memberikan peluang bagi tim non-teknis untuk berkontribusi dalam pembuatan software.
3. Cloud-Native Development
Perkembangan teknologi cloud computing telah mengubah cara sebuah software dibuat dan digunakan. Cloud-native development adalah pendekatan di mana aplikasi dirancang khusus dengan memanfaatkan cloud computing. Dengan cara ini, aplikasi dapat memanfaatkan keunggulan cloud, seperti kemampuan untuk menyesuaikan kapasitas (skalabilitas) dan fleksibilitas sesuai kebutuhan.
Diperkirakan pada tahun 2025, 75% aplikasi akan berbasis cloud-native. Dengan memanfaatkan teknologi seperti microservices (sistem aplikasi yang terdiri dari bagian-bagian kecil yang saling terhubung) dan tools seperti Docker dan Kubernetes, developer dapat menciptakan aplikasi yang lebih tangguh, mudah disesuaikan, dan hemat sumber daya. Pendekatan ini juga memungkinkan aplikasi untuk lebih responsif terhadap kebutuhan bisnis yang terus berubah.
BACA JUGA: Apa itu Hybrid Cloud? Pengertian, Manfaat, dan Keunggulannya
4. Meningkatnya Cybersecurity
Dengan meningkatnya ancaman di dunia digital, keamanan software menjadi prioritas utama. Pada tahun 2025, diprediksi 60% bisnis akan mengalami security breach atau serangan cyber.
Konsep DevSecOps—integrasi keamanan ke dalam alur software development—akan menjadi langkah penting untuk melindungi data dan aset digital. Dengan memprioritaskan keamanan sejak tahap desain hingga maintenance, perusahaan dapat menghadapi ancaman dengan lebih baik dan meningkatkan kepercayaan konsumen.
BACA JUGA: Apa Itu Data Breach? Ini Dia Pengertian dan Kerugian Bagi Perusahaan
5. Remote and Distributed Development Teams
Pandemi telah mempercepat peralihan kerja jarak jauh, dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga 2025. Diperkirakan 30% tenaga kerja akan bekerja secara remote, memaksa perusahaan untuk menyesuaikan strategi komunikasi dan kolaborasi.
Alat seperti Slack, Zoom, dan Jira akan tetap menjadi komponen penting dalam menjaga produktivitas tim yang berada di berbagai lokasi. Nah, apakah perusahaan Anda masih menerapkan sistem work from anywhere atau sudah kembali ke kantor?
6. Fokus pada User Experience (UX)
Dengan meningkatnya persaingan bisnis, user experience (UX) menjadi prioritas utama. Menurut Forrester, perusahaan yang menjalankan strategi UX diperkirakan akan mendahului pesaingnya hingga 3-5 kali lipat.
Tim developer perlu mengutamakan desain yang fokus pada user melalui berbagai tools, seperti user testing, A/B testing, dan data analytics.Tools ini akan membantu tim memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan user. Harapannya, aplikasi bisa lebih banyak digunakan dan reputasi brand jadi lebih kuat.
7. Integrasi Internet of Things (IoT)
Pada tahun 2025, jumlah perangkat IoT yang terhubung secara global diperkirakan mencapai lebih dari 75 miliar. Tren ini membuka peluang besar bagi software development untuk menciptakan aplikasi yang dapat berinteraksi dengan perangkat-perangkat.
Pengembangan solusi IoT, mulai dari smart home hingga aplikasi industri, akan membutuhkan pendekatan baru untuk menangani data dalam jumlah besar, sekaligus memastikan keamanan dan skalabilitas.
8. Agile dan Continuous Delivery
Metodologi Agile dan praktik Continuous Delivery (CD) akan terus menjadi standar dalam pengembangan software. Hal ini memungkinkan perusahaan merilis fitur baru dan memperbaiki masalah dengan cepat, serta merespons feedback lebih efektif.
Dampak positifnya, kolaborasi antara tim developer dan operations memungkinkan produk bisa dirilis lebih cepat dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
9. Aplikasi Berbasis Blockchain (DApps) Semakin Populer
Aplikasi berbasis blockchain, yang sering disebut DApps (Decentralized Applications), semakin diminati karena menawarkan keunggulan seperti keamanan dan transparansi bagi perusahaan rintisan (startup). Saat ini, semakin banyak DApps bermunculan di seluruh dunia.
Sistem terdesentralisasi ini sudah banyak digunakan di industri fintech dan terus berkembang ke sektor lain seperti logistik dan kesehatan.
Teknologi software berbasis blockchain sangat aman dan stabil karena data disimpan secara terdesentralisasi dengan keamanan yang baik dari serangan cyber. Mengadopsi software berbasis blockchain dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi bisnis tertentu.
Hal ini juga dibuktikan dalam survei Deloitte, di mana lebih dari 80% financial executive setuju bahwa blockchain dapat menjadi tools penting untuk mendukung bisnis mereka.
Kesimpulan
Tren software development di tahun 2025 menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi bisnis. Dari penggunaan AI, munculnya platform low-code, hingga pengembangan berbasis cloud, setiap tren menawarkan potensi untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi.
Dengan tetap mengikuti perkembangan ini, perusahaan dapat beradaptasi akan perubahan. Tak kalah penting, perusahaan juga bisa tetap bertahan di tengah persaingan bisnis.
Badr Interactive memahami betul pentingnya trend ini. Kami berkomitmen membantu perusahaan menghadapi berbagai trend dengan memanfaatkan teknologi terbaru. Jika Anda ingin mengadopsi solusi AI, memprioritaskan UI/UX, big data, hingga menerapkan praktik Agile, kami siap mendukung Anda.
Konsultasikan kebutuhan teknologi bersama bersama tim kami. Isi form ini untuk dapat kesempatan konsultasi gratis.
Need the Right Digital Solution for Your Business?
We’re here to help you design the best digital solutions tailored to your business needs.