DevOps Tools: Panduan Lengkap Alat untuk Setiap Tahapan DevOps Lifecycle

Contents

Share the article

Contents

DevOps merupakan pendekatan kolaboratif yang menggabungkan aktivitas pengembangan (development) dan operasional (operations) untuk menghasilkan deliverables software yang lebih cepat, stabil, dan dapat diandalkan. Untuk mendukung implementasi DevOps secara optimal, penggunaan tools yang tepat di setiap tahapan sangatlah penting.

BACA JUGA: Belajar DevOps: Pengertian, Cara Kerja, dan Tugasnya

Apa Itu DevOps dan Mengapa Pemilihan Tools yang Tepat Sangat Penting?

DevOps merupakan pendekatan modern dalam pengembangan software yang mengintegrasikan proses pengembangan (development) dan operasional (operations) dalam satu alur kerja yang kolaboratif, otomatis, dan berkelanjutan. Tujuan utama dari DevOps adalah mempercepat delivery software yang dapat diandalkan dengan kualitas tinggi, melalui siklus iteratif yang efisien dan minim risiko.

Namun, kesuksesan implementasi DevOps tidak hanya bergantung pada proses dan budaya kerja, tetapi juga pada pemilihan tools yang tepat di setiap fase. Tools DevOps berfungsi sebagai fondasi teknis yang memperkuat kolaborasi tim, mengotomatisasi tugas berulang, mempercepat proses pengujian dan deployment, serta meningkatkan visibilitas performa aplikasi di lingkungan produksi.

Dengan memilih dan mengimplementasikan tools yang sesuai, organisasi dapat:

  1. Meningkatkan efisiensi dan kecepatan pengembangan,
  2. Mengurangi potensi kesalahan manusia,
  3. Meningkatkan keandalan sistem produksi,
  4. Meningkatkan kolaborasi lintas fungsi,
  5. Mendapatkan umpan balik yang lebih cepat dan akurat dari pengguna.

Artikel ini membahas berbagai tools yang umum digunakan dalam setiap fase DevOps lifecycle, khususnya yang biasanya digunakan oleh Badr Interactive.

PLAN – Riset, Perencanaan, dan Menyusun Arah Produk

Tahapan ini merupakan fondasi awal dari seluruh proses DevOps, di mana tim berfokus pada pemahaman kebutuhan pengguna, merumuskan tujuan produk, dan menyusun backlog pengembangan. Proses ini mencakup riset pengguna, analisis masalah, hingga penyusunan strategi produk yang akan dikembangkan.

Tools yang umum digunakan:

  1. Jira Product Discovery – Mengelola ide produk, memprioritaskan backlog, serta menyusun perencanaan berbasis data.
  2. Miro / Mural – Mendukung kegiatan brainstorming visual dan perencanaan kolaboratif secara sinkron maupun asinkron.
  3. ClickUp / Trello – Digunakan untuk manajemen tugas dan kolaborasi tim dalam perencanaan kerja.

Tools dalam tahap ini berperan penting untuk mendokumentasikan gagasan, menyelaraskan ekspektasi, dan memastikan fokus pada nilai bisnis.

CODE – Pengembangan dan Kolaborasi Kode

Pada tahap ini, tim pengembang mulai mengimplementasikan solusi teknis dari backlog yang telah direncanakan. Kolaborasi yang baik antara tim pengembang dan desainer menjadi krusial untuk menjaga konsistensi antara desain dan implementasi.

Tools yang umum digunakan: 

  1. GitHub / GitLab / Bitbucket – Platform version control untuk kolaborasi kode, code review, dan continuous integration.
  2. Figma – Digunakan untuk kolaborasi desain UI dan komunikasi antar tim desain dan pengembang.

Praktik versioning, branching strategy, dan pull request yang baik sangat mendukung kualitas dan kecepatan pengembangan kode.

BUILD – Penyusunan Aplikasi dari Kode

Build process mengubah kode sumber menjadi aplikasi yang dapat dijalankan, baik melalui proses kompilasi maupun bundling. Automatisasi pada tahap ini membantu tim mengidentifikasi kesalahan lebih awal dan menjaga konsistensi hasil build.

Tools yang umum digunakan: 

  1. Gradle / Maven / Xcode / Node.js – Tergantung pada platform yang digunakan (mobile, web, desktop).
  2. GitLab CI/CD / Jenkins – Untuk otomatisasi proses build dan integrasi dengan pipeline pengujian.

Integrasi build otomatis setiap kali terjadi perubahan kode sangat disarankan untuk memastikan hasil akhir tetap stabil.

TEST – Pengujian Kualitas dan Keamanan Aplikasi

Pengujian bertujuan untuk memverifikasi bahwa aplikasi berfungsi sesuai dengan ekspektasi, bebas dari bug, dan aman digunakan. Tahap ini mencakup pengujian fungsional, performa, serta keamanan.

Tools yang umum digunakan:

  1. Postman / APIDog – Untuk pengujian API secara otomatis dan manual.
  2. SonarQube – Untuk menilai kualitas kode dan mendeteksi potensi kerentanan.
  3. OWASP ZAP / JMeter – Untuk pengujian keamanan dan performa aplikasi.

Pengujian yang terintegrasi dalam pipeline DevOps membantu mengurangi risiko kegagalan di lingkungan produksi.

DOWNLOAD : Template Checklist Audit Software Development 

RELEASE – Persiapan Distribusi Aplikasi

Pada fase release, versi aplikasi yang telah diuji siap untuk diluncurkan. Stabilitas proses release menjadi krusial, terlebih ketika organisasi melakukan pengiriman fitur secara bertahap atau berkelanjutan.

Tools yang umum digunakan:

  1. GitLab CI/CD / Jenkins – Untuk mengelola pipeline release dari build hingga distribusi.
  2. EAS (Expo Application Services) – Khusus untuk aplikasi React Native, mempermudah proses build dan distribusi otomatis.

Proses release yang terdokumentasi dengan baik memudahkan rollback dan audit historis ketika terjadi kendala.

DEPLOY – Implementasi Aplikasi ke Environment Production 

Deployment menempatkan aplikasi yang telah di release ke environment production. Tahap ini memerlukan stabilitas, kecepatan, dan otomatisasi yang tinggi untuk menghindari gangguan layanan.

Tools yang umum digunakan:

  1. Docker – Menjamin portabilitas aplikasi lintas lingkungan.
  2. Kubernetes – Untuk orkestrasi container dan auto-scaling.
  3. Terraform – Membantu provisioning infrastruktur secara otomatis melalui pendekatan infrastructure-as-code.

Deployment otomatis dengan rollback plan adalah praktik penting untuk menjaga kualitas layanan secara berkelanjutan.

OPERATE – Operasionalisasi dan Pengelolaan Infrastruktur 

Setelah aplikasi di deploy, pengelolaan sistem secara aktif menjadi fokus utama. Monitoring infrastruktur dan layanan dibutuhkan untuk memastikan operasional berjalan sesuai ekspektasi.

Tools yang umum digunakan:

  1. Sentry – Untuk pelaporan error secara real time dari sisi aplikasi.
  2. Kubernetes Dashboard – Memantau performa pod dan resource container.

Tools monitoring operasional membantu tim responsif terhadap gangguan atau anomali sebelum berdampak besar pada pengguna.

MONITOR – Analisis Performa dan Pengumpulan Insight

Fase monitoring memberikan insight atas performa aplikasi di lingkungan nyata. Data dari fase ini menjadi umpan balik untuk perencanaan dan pengambilan keputusan di fase berikutnya.

Tools yang umum digunakan:

  1. Grafana + Prometheus – Visualisasi metrik performa dan infrastruktur.
  2. ELK Stack (Elasticsearch, Logstash, Kibana) – Untuk agregasi log dan analisis mendalam.

Monitoring yang menyeluruh membantu organisasi dalam melakukan evaluasi dan peningkatan berkelanjutan terhadap produk.

Kesimpulan

Pemilihan tools yang tepat dalam DevOps lifecycle sangat berperan dalam kesuksesan pengembangan dan operasional produk digital. Setiap fase memiliki karakteristik dan tantangan tersendiri, sehingga pemanfaatan tools yang sesuai akan meningkatkan efisiensi, akurasi, serta kolaborasi lintas tim.

Badr Interactive sebagai mitra teknologi Anda, siap membantu membangun dan mengimplementasikan ekosistem DevOps yang terintegrasi, mulai dari perencanaan awal hingga operasionalisasi di lingkungan produksi.

Hubungi kami melalui form dibawah ini untuk mendiskusikan kebutuhan DevOps dan transformasi digital di organisasi Anda.

Share the article

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Free Guidebook

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Guidebook

You dream it.

We build it!

We provide several bonuses FOR FREE to help you in making decisions to develop your own system/application.

  • Risk Free Development Trial 
  • Zero Requirement and Consultation Cost 
  • Free Website/Mobile Audit Performance

Our Services

Software Development • Quality Assurance • Big Data Solution • Infrastructure • IT Training

You might also like

Apa yang mempengaruhi biaya pengembangan website dan aplikasi mobile?

No Code VS Scratch Development: Mana yang Tepat untuk Proyek Digitalisasi Anda?

Rincian Biaya Pengembangan Website dan Aplikasi Mobile untuk Perusahaan

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Signup for Free Software Development Guidebook: Input Email. Submit me.