Mengenal Apa Itu Microservices dalam Pembuatan Aplikasi!

Contents

Share the article

Contents

Pernahkah Anda mendengar istilah Microservices sebelumnya? Microservices adalah sebuah komponen dalam aplikasi yang memiliki fungsi untuk meningkatkan efektivitas dan menunjang kerja aplikasi sehingga bisa lebih optimal. Adanya microservices pada aplikasi merupakan hal yang penting dan membantu dalam proses development sebuah aplikasi tersebut ke depannya. Tapi, perlu Anda ketahui jika ternyata tidak semua aplikasi membutuhkan adanya microservices. Hal ini akan disesuaikan kembali dengan tujuan aplikasi serta kebutuhan pengguna.

Pada pembahasan kali ini, kita akan menyelam lebih dalam untuk memahami apa itu microservices dan bagaimana fungsi fitur ini dalam aplikasi. Mari simak penjelasan selengkapnya dari Badr Interactive berikut ini!

Apa Itu Microservices?

microservices adalah
Ilustrasi oleh Freepik

Microservices adalah framework yang digunakan untuk membagi aplikasi ke dalam beberapa jenis layanan atau fitur yang lebih kecil, namun masih saling berhubungan satu sama lainnya. Desain arsitektur ini akan memberikan kemudahan bagi developer karena bisa mengerjakan secara mandiri setiap fiturnya meskipun berasal dari tim yang berbeda-beda. 

Ada berbagai contoh microservices yang bisa Anda temui, salah satunya adalah layanan pada aplikasi Grab. Aplikasi ini memiliki beberapa fitur microservices seperti GrabRide, GrabFood, hingga GrabExpress. Fitur-fitur inilah yang saat ini menjadi salah satu andalan banyak aplikasi besar untuk mewujudkan tujuan mereka menjadi “Lifestyle App” ataupun “Super App”

Hadirnya microservices dalam sebuah aplikasi ternyata bisa meningkatkan customer experience, karena bisa memenuhi berbagai kebutuhan pengguna hanya dalam satu aplikasi saja. Namun, hal ini harus dibarengi juga dengan UX yang baik dan sesuai.

Sebagai penyedia layanan, Anda harus memastikan apakah pengguna merasa senang dan terbantu dengan hadirnya microservices dalam aplikasi tersebut atau tidak. Sehingga, jika microservices pada aplikasi Anda berhasil, akan berdampak pada peningkatan penjualan untuk perusahaan.

Dilansir dari Statista, yang telah melakukan survey pada Desember 2020 hingga Januari 2021 dengan 950 responden dari berbagai organisasi besar, mendapatkan data bahwa 85% diantara responden mereka menggunakan Microservices dalam aplikasinya. 

Tujuan utama dari Microservices adalah membuat proses pengembangan aplikasi menjadi lebih efektif sehingga tak hanya mempermudah bagi si pengguna, namun juga mempermudah dari sisi developer dalam melakukan maintenance apabila terdeteksi adanya bug atau error.

Apa Perbedaan Microservices vs Monolith?

microservices adalah
Ilustrasi oleh Freepik

Monolith merupakan pendekatan yang memiliki sifat terbalik dengan Microservices. Secara garis besar, sistem monolith tentu lebih sederhana dengan biaya yang lebih murah. Perbedaan utama dari Microservices dan Monolith adalah dari tujuan keduanya, monolith adalah pilihan yang tepat bagi Anda yang mengerjakan project kecil karena hanya mengandalkan server tunggal. 

Sementara microservices adalah solusi bagi Anda yang mengerjakan project dengan skala besar. Dengan segala fleksibilitas yang dimiliki microservices, akan mempermudah tim pengembang dalam mengoptimasi setiap fitur dalam aplikasi tanpa perlu mengganggu proses serta module lainnya.

Jika dilihat dari sisi maintenance, monolith akan terlihat lebih kompleks karena penggunaan satu server. Saat terjadi sebuah error, semua semua layanan akan langsung terdampak karena menggunakan server yang sama. Namun, hal ini bisa Anda hindari jika menggunakan sistem microservices.

Karakteristik

Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari microservices yang bisa Anda pelajari:

1. Mengurangi Risiko Gagal

Microservices adalah sebuah fitur yang bisa berjalan sendiri (independen), sehingga akan mengurangi risiko kegagalan di dalamnya. Hal ini akan berdampak baik pada keseluruhan arsitektur aplikasi, karena jika sebuah microservices terjadi error, maka tidak akan berdampak besar fitur-fitur lainnya. Alasan lain mengapa microservices memiliki karakteristik ini adalah sudah terdapat backup yang tersedia di dalam database dan mampu saling membackup satu fitur ke fitur lainnya.

2. Adaptif, Fleksibel, dan Selalu Berkembang

Karakteristik berikutnya dari Microservices adalah kemudahan dalam melakukan update pada aplikasi sesuai dengan keinginan serta kebutuhan pengguna. Hal ini tentu menjadi kelebihan lain dari Microservices yang akan membantu sebuah aplikasi bekerja dengan lebih optimal. Contoh sederhananya, TikTok dulu hanyalah aplikasi yang menyediakan tayangan video pendek saja. Kini, Anda bisa melihat perkembangan aplikasi TikTok yang mulai beralih dari aplikasi entertainment menjadi sebuah super-app yang memiliki fitur marketplace di dalamnya.

Contoh lainnya juga datang dari Instagram yang dulunya menjadi media untuk berbagi momen foto dan video saja, kini sudah berkembang menjadi aplikasi yang menyediakan berbagai fitur untuk menunjang konten-konten Anda seperti Reels, Instagram Shop, dan sebagainya.

Hal inilah yang membuat microservices menjadi salah satu aspek penting dalam pengembangan sebuah aplikasi. Poin positif lainnya yang bisa Anda dapatkan dalam menerapkan microservices adalah mampu menyediakan berbagai fitur pada aplikasi/website tanpa perlu mengubah fungsi-fungsi utamanya. Jika dilihat dari sisi developer, penerapan microservices tentu bisa jadi solusi yang efektif untuk mempermudah mobilitas dan juga aksesibilitas.

3. Memiliki Banyak Komponen

Microservices adalah fitur yang memiliki banyak komponen di dalamnya. Hal ini bertujuan untuk membuat aplikasi bisa berjalan lebih maksimal dan mampu menyediakan semua kebutuhan pengguna. Biasanya, aplikasi yang memiliki microservices akan membutuhkan REST API untuk menghubungkan setiap unit pada aplikasi/website. 

4. Routing yang Sederhana

Karakteristik lainnya dari microservices adalah mampu menyederhanakan proses routing dalam aplikasi/website. Misalnya, saat perusahaan memiliki rencana untuk membuat fitur baru, pengguna masih bisa mengakses aplikasi tersebut tanpa gangguan dan hambatan. Tentunya, microservices jadi pilihan yang tepat untuk setiap perusahaan yang menginginkan pengembangan aplikasi dengan cepat dan selalu update dengan tren yang ada. Adanya microservices akan memudahkan Anda dalam menyinkronkan fitur baru dengan fitur-fitur yang sudah ada sebelumnya.

5. Dibuat untuk Memenuhi Kebutuhan Bisnis

Secara tidak langsung, hubungan microservices dengan bisnis yang dijalankan perusahaan akan selalu bersinggungan satu sama lainnya. Semakin banyak fitur yang ada di dalam aplikasi, tentu akan menaikkan transaksi maupun penjualan produk perusahaan. Harus Anda pahami apabila sebuah aplikasi bisa berjalan secara optimal dengan menjawab semua kebutuhan penggunanya, tentu akan menjadi poin plus di mata pengguna.

Perlu digaris bawahi apabila penggunaan microservices dalam aplikasi tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna, hal ini akan memiliki dampak buruk bagi citra dan juga performa aplikasi ke depannya. Sebagai pengembang, Anda harus memastikan fitur microservices yang sesuai dengan karakteristik, persona, dan juga kebutuhan pengguna.

6. Desentralisasi

Karakteristik yang terakhir dari microservices adalah desentralisasi (bisa berjalan secara independen). Jenis karakteristik ini akan memudahkan setiap tim developer dalam mengembangkan dan juga bekerja sama satu sama lainnya. Selain bisa memaksimalkan pekerjaan, Sifat independen inilah yang menjadi pertimbangan banyak perusahaan serta pengembang dalam menggunakan fitur microservices di dalam aplikasi mereka.

Kekurangan

Kini, saatnya Anda mempelajari apa saja kekurangan dari microservices, antara lain seperti berikut ini:

1. Rumitnya Koordinasi Antar Fitur atau Layanan

Sudah menjadi rahasia umum apabila aplikasi yang mengembangkan microservices, akan memiliki sistem koordinasi yang lebih rumit dan kompleks antar fiturnya. Sifat independen inilah yang juga menjadi pisau bermata dua bagi microservices, karena bisa berjalan sendiri-sendiri namun harus tetap saling melakukan sinkronisasi satu sama lainnya. Maka dari itu tim developer biasanya akan membuat sebuah sistem testing untuk meminimalisir permasalahan error yang kemungkinan terjadi di masa depan.

2. Membutuhkan Automation Tingkat Tinggi

Untuk membuat arsitektur dalam microservices, tim developer akan dihadapkan dengan berbagai sistem yang kompleks dan juga beragamnya bahasa pemrograman hingga modul yang dibutuhkan. Terutama jika terdapat perubahan entity pada database, maka semua entity pada layanan juga harus dengan segera untuk dirubah. Hal inilah yang membuat microservices membutuhkan automation tingkat tinggi saat terjadi kendala atau masalah seperti ini.

3. Biaya Pengembangan Menjadi Lebih Mahal

Memiliki banyak fitur dalam aplikasi tentu akan membuat biaya pengembanganya menjadi lebih mahal. Belum lagi jika setiap database yang ada membutuhkan server yang berbeda-beda sehingga memiliki jumlah tim yang besar. Dalam beberapa kasus tertentu, adanya microservices memang bisa membantu efisiensi proses dan biaya, namun hal ini tidak berlaku pada Anda yang membuat project dengan skala kecil karena berpotensi untuk menimbulkan pembengkakkan biaya ke depannya.

Kelebihan

Lalu, apa saja kelebihan microservices yang bisa jadi pertimbangan Anda sebagai seorang pelaku usaha? Ini dia penjelasannya!

1. Error Isolation menjadi Lebih Mudah

Keuntungan pertama dari menggunakan microservices adalah memudahkan tim developer untuk menangani isu error ataupun bug. Microservices memungkinkan Anda untuk melakukan error isolation, sehingga error tersebut tidak akan berdampak pada fitur-fitur aplikasi yang lainnya.

2. Maintenance Lebih Mudah

Dikarenakan setiap layanan akan dibagi ke dalam beberapa tim, maka akan mempermudah proses maintenance setiap layanan karena setiap developer akan berfokus pada fitur yang mereka kerjakan. Adanya pembagian ini tidak akan mengganggu tim pengembang satu dan lainnya, sehingga proses bekerja bisa menjadi lebih efisien. 

3. Bebas untuk Melakukan Upgrade Fitur

Keuntungan berikutnya dari microservices adalah semakin leluasa dan bebas bagi perusahaan untuk melakukan upgrade fitur aplikasi tanpa menambah resource baru untuk layanan lainnya. Jadi, setiap tim akan berfokus pada layanan tertentu tanpa perlu merubah semua fitur secara berbarengan.

Apa Saja Aplikasi yang Menggunakan Microservices?

1. Spotify

microservices adalah
Foto oleh Dribble / Bartek Zieman

Pada awalnya, Spotify adalah platform streaming yang hanya difungsikan untuk memutarkan berbagai lagu dan karya dari berbagai musisi di seluruh dunia. Karena persaingan ketat antara aplikasi lainnya, membuat Spotify harus mencari cara untuk bisa lebih unggul dari aplikasi lain dan akhirnya mengeluarkan berbagai fitur-fitur seperti rekomendasi lagu, podcast, dan sebagainya.

2. Gojek

microservices adalah
Foto oleh Dribble / Gojek Design

Masyarakat Indonesia pasti sudah familiar dengan aplikasi Gojek. Semenjak awal kemunculannya pada 2009 silam, aplikasi yang satu ini mengembangkan berbagai jenis microservices di dalam aplikasinya. Fitur utama mereka yang menjadi penghubung antara pengemudi dan penumpang, kini Gojek telah berubah menjadi sebuah Super App yang mampu menyediakan berbagai fitur seperti GoPay, GoMart, dll.

Apakah Beralih ke Microservices Pilihan yang Tepat?

Apakah sekarang Anda sudah memahami apa itu microservices dengan baik? Setelah membaca penjelasan di atas, Anda bisa mempertimbangkan ke dalam proses pengembangan aplikasi. Menggunakan Microservices bisa menjadi solusi yang tepat bagi perusahaan yang saat ini sedang bertumbuh. Namun, Anda harus memperhatikan kembali berbagai sarana yang dibutuhkan untuk menunjang sistem Microservices, agar bisa berjalan secara optimal.

Itu dia penjelasan mengenai microservices dari  Badr Interactive, semoga bermanfaat, ya!

Share the article

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Free Guidebook

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Guidebook

You dream it.

We build it!

We provide several bonuses FOR FREE to help you in making decisions to develop your own system/application.

  • Risk Free Development Trial 
  • Zero Requirement and Consultation Cost 
  • Free Website/Mobile Audit Performance

Our Services

Software Development • Quality Assurance • Big Data Solution • Infrastructure • IT Training

You might also like

Tools dokumentasi software development

Dokumentasi Projectmu Berantakan? Coba Simpan Di Sini! 

Decoding Ransomware: Strategi Mitigasi Melawan Serangan Ransomware

Self Service Dashboard: Memberdayakan Pengguna dengan Data

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Signup for Free Software Development Guidebook: Input Email. Submit me.