Smartphone dengan puluhan aplikasi yang terinstal telah menjadi trendmark di era digital saat ini. Di Indonesia sendiri, pengguna internet mobile di quartal satu 2021 sebanyak 195.3 juta orang atau sebanyak 96.4% populasi dengan rata-rata penggunaan internet 5 jam sehari. Oleh karena itu bisnis yang tidak mendigitalisasi proses bisnisnya melalui penggunaan aplikasi mobile, tidak akan bisa bersaing dengan kompetitor lain seiring dengan perkembangan zaman. Ada dua pendekatan utama dalam pengembangan aplikasi, pengembangan native dan cross-platform. Dalam artikel ini kami akan berfokus pada kelebihan teknologi native.
Daftar Isi
- Apa itu Aplikasi Mobile Native
- Kelebihan Teknologi Native
- Tantangan Pengembangan Teknologi Native
- Hal yang Harus Dipertimbangkan dalam Mengembangkan Aplikasi
- Kesimpulan
Apa itu Aplikasi Mobile Native
Pengembangan aplikasi dengan teknologi native merupakan pendekatan konvensional pada setiap aplikasi mobile yang menggunakan bahasa berbeda sesuai dengan ciri khas dari masing-masing platform.
Jika sebuah proyek memerlukan solusi untuk beberapa platform mobile, maka Anda akan membutuhkan beberapa tim development untuk mengerjakannya. Pengembangan aplikasi mobile menggunakan bahasa asli dari sistem operasi yang digunakan. Apple, Google, Microsoft dan penyedia lainnya akan membuat tools yang spesifik, SDK dan interface untuk masing-masing platform.
Untuk mengembangkan solusi iOS, Anda membutuhkan bahasa pengrograman Objective-C atau Swift. Jika Anda ingin mengembangkan android maka bahasa pemrograman yang dapat digunakan adalah Java, Kotlin, atau C++, dengan environment Android studio atau Eclips plus Android SDK, Mockplus dan tools lain untuk aplikasi android. Sedangkan jika Anda ingin mengembangkan Windows Phone apps, Anda membutuhkan bahasa C# atau C++, Microsoft Visual Studio plus Windows Phone SDK, Silverlight SDK dan tools lainnya. Aplikasi native android tidak akan dapat berfungsi pada aplikasi iOS begitupun sebaliknya.
Berbanding terbalik dengan aplikasi native, cross-platform mobile atau biasa dikenal dengan teknologi hybrid ditulis dengan bahasa yang lebih universal seperti JavaScript, HTML, CSS dan frameworks seperti Xamarin, React Native, Flutter, dan lain sebagainya. Fitur utama dari solusi hybrid adalah “agnosticism” yang berarti bahwa software tidak terikat pada platform tertentu dan kompatibel dengan perangkat dan sistem operasi yang berbeda.
Salah satu fitur utama dari aplikasi dengan teknologi native adalah adanya akses secara penuh terhadap fungsionalitas software seperti kamera, GPS, voice recorder, audio serta video file yang membuat aplikasi native sangat nyaman digunakan pada device yang ditargetkan.
Fitur esensial lain dari aplikasi native adalah offline mode, dimana untuk aplikasi hybrid membutuhkan internet koneksi.
Aplikasi mobile native dapat didownload pada toko digital masing-masing seperti appstore dan google play.
Kelebihan Teknologi Native
Aplikasi mobile native menawarkan beragam keuntungan bagi user yang menggunakannya. Berikut ini lima kelebihan teknologi native untuk aplikasi mobile:
1. Kinerja yang Lebih Baik
Saat developer mengembangkan solusi native, mereka awalnya mengoptimalkan semua fitur spesifik pada platform yang ditargetkan dan menggunakan semua API yang tersedia. Dengan demikian, aplikasi bisa mendapatkan dukungan penuh atas hardware dan sistem operasi sehingga mampu memberikan kinerja yang tinggi.
Aplikasi native juga sangat responsif dan cepat karena device akan mengunduh dan menyimpan semua elemen visual dan konten yang mempengaruhi kecepatan loading.
2. Kustomisasi yang Lebih Kompleks
Pengembangan native memberikan akses ke semua tools dan fitur yang ada dalam sistem operasi. Bagi user, hal ini berarti mendapakan flesibilitas dan kemampuan untuk solusi yang sangat personal sesuai kebutuhan dan keinginan mereka.
Selain itu, pengujian/testing aplikasi mobile jauh lebih mudah untuk pengembangan aplikasi mobile dengan teknologi native karena berbagai built-in automated testing tools yang tersedia. Monitoring error secara remote juga memungkinkan developer untuk mengontrol kesalahan pada perangkat user dan mencari tahu apa penyebabnya dengan cepat. Hasilnya, kita bisa mendapatkan produk yang lebih efisien dan bebas bug untuk memenuhi kebutuhan kita.
3. Ultimate User Experience
Setiap platform mobile memiliki standar UI/UX yang unik. Developer aplikasi mobile akan tetap berpegang pada standar yang sudah ditetapkan pada masing-masing platform, sehingga membuat aplikasi terlihat dan terasa seperti bagian yang sama dari sistem operasi.
Desain yang interaktif dan intuitif akan meningkatkan pengalaman user. Mereka dapat berinteraksi dengan mudah dengan aplikasi yang baru dibuat karena sudah terbiasa dengan tata letak dan user journey yang diperlukan untuk melakukan suatu tindakan. Dengan demikian, aplikasi native akan membantu perusahaan untuk menarik lebih banyak loyal konsumen.
4. Keamanan yang Terjamin
Perlindungan data menjadi hal yang sangat penting di era digital seperti saat ini. Dalam hal ini, aplikasi mobile dengan teknologi native dapat memberikan keamanan yang lebih baik daripada aplikasi hybrid. Hal ini dikarenakan aplikasi berbasis cross-platform memiliki kerentanan keamanan dari platform dan browser tempat mereka digunakan. Selain itu, bahasa pemrograman yang lebih universal juga menambah risiko keamanan.
Aplikasi native dirancang untuk digunakan hanya pada satu platform dengan data yang dienkripsi dalam satu infrastruktur. Sehingga hal ini dapat mengurangi jumlah risiko. Jika kita mampu menjamin tingkat perlindungan data yang lebih tinggi, maka secara langsung kita juga akan mendapatkan kepercayaan yang lebih tinggi dari konsumen kita.
5. Update Sistem Secara Langsung
Saat Android dan iOS merilis pembaharuan maka developer aplikasi native perlu segera mengimplementasikan fitur-fitur baru. Sebaliknya, developer aplikasi hybrid harus menunggu tools tambahan untuk menyesuaikan update yang ada. Hal ini akan memperlambat proses updating dan menurunkan user experience dari konsumen.
Akses langsung ke fitur terbaru membuat pendekatan pengembangan aplikasi native terlihat lebih bermanfaat dan menguntungkan bagi konsumen.
Tantangan Pengembangan Teknologi Native
Akhir-akhir ini, sebagian besar aplikasi mobile dibuat untuk lebih dari satu platform. Ketika developer mengembangkan aplikasi native yang terpisah pada setiap platform, mereka harus menggunakan tools yang berbeda, API, environment, dan pendekatan desain interface yang juga berbeda.
Oleh karena itu, jika Anda ingin membuat tiga versi dari satu aplikasi (misalnya aplikasi e-commerce untuk versi android, iOS dan windows app), maka Anda perlu meng-hire tiga tim terpisah. Harga total proyek akan tiga kali lebih tinggi dibandingkan jika Anda mengembangkan aplikasi hybrid. Belum lagi jika Anda perlu menunda waktu publish aplikasi ke pasar, dan berbagai biaya lainnya.
Hal yang Harus Dipertimbangkan dalam Mengembangkan Aplikasi
Jika Anda masih belum bisa memutuskan apakah lebih baik mengembangkan aplikasi mobile dengan teknologi native atau hybrid untuk Anda dan konsumen Anda, berikut ini beberapa pertanyaan yang bisa Anda renungkan:
- Bagaimana timeline Anda hingga aplikasi launched?
- Berapa banyak budget Anda?
- Apakah performa yang tinggi adalah concern Anda?
- Apakah update aplikasi secara cepat sangat penting untuk bisnis Anda?
- Apakah mode offline penting untuk aplikasi Anda?
Kesimpulan
Melalui pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya tentang kelebihan teknologi native dan teknology hybrid, maka semoga Anda bisa mendapatkan gambaran lebih detail tentang pendekatan apa yang akan dipilih. Pada dasarnya aplikasi native akan lebih direkomendasikan jika pertimbangan utamanya adalah kinerja dan user experience yang lebih baik. Disisi lain, aplikasi hybrid akan menjadi pendekatan yang lebih baik jika yang menjadi concerns adalah biaya yang lebih murah dan timeline yang lebih cepat. Jika Anda sudah memutuskan untuk menggunakan salah satu diantara teknologi native dan hybrid, Anda juga perlu memahami secara mendetail tentang proses pengembangan aplikasi mobile dari awal hingga akhir.