Website WordPress VS Website dari Scratch (Native)

Contents

Share the article

Contents

Banyak dari klien badr interactive memiliki pertanyaan yang hampir sama tentang pengembangan website. Mana yang lebih baik, mengembangkan dari nol (native website) dengan teknologi frontend, backend, atau fullstack atau menggunakan platform WordPress? Jika Anda saat ini memiliki pertanyaan yang sama, maka Anda harus menilik lagi tujuan pengembangan website terhadap kebutuhan bisnis Anda. Pengembangan website dari nol berarti membutuhkan kodingan untuk fitur-fitur yang butuh kustomisasi. Sedangkan membuat website wordpress berarti memanfaatkan modul-modul yang sudah disiapkan oleh wordpress. Namun sebelum masuk lebih dalam, Anda perlu mengetahui bagaimana website dapat membantu bisnis Anda.

Website sering juga disebut Web, dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang menampilkan berbagai macam informasi teks, data, gambar diam maupun bergerak, data animasi, suara, video maupun gabungan dari semuanya, baik itu yang bersifat statis maupun yang dinamis, yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling berkaitan di mana masing-masing dihubungkan dengan jaringan halaman.

Dalam konteks bisnis, saat ini web dimanfaatkan sebagai profil halaman dari suatu bisnis, beserta fitur-fitur pendukung lainnya. Sebagai contoh fitur pembayaran, katalog, menampilkan layanan atau produk, dan masih banyak lagi. Selain itu, manfaat dari website adalah dapat memperluas jangkauan promosi, dengan memiliki website maka produk Anda lebih bisa dikenal oleh masyarakat khususnya pengguna internet. Website Anda akan menjadi media tanpa batas ruang dan waktu yang mampu mempromosikan produk Anda selama 24 jam.

Lalu, apa perbedaan dari website yang dibuat dari scratch (website native) dengan platform WordPress? Apakah memiliki manfaat yang berbeda? Simak penjelasannya dalam artikel ini!

Daftar Isi

1. Perbedaan Dasar Website WordPress dengan Website Native
2. Implementasi Website Native dan WordPress dalam Bisnis
3. Jenis Website yang Cocok dengan Website WordPress dan Website Native
4. Kesimpulan

1. Perbedaan Dasar Website Worpress dengan Website Native

Jika Anda ingin membuat suatu website dengan sistem yang cukup besar, melakukan proses koding, memodelkan basis data, merumuskan kebutuhan user, menyiapkan arsitektur, mendesain tampilan, hingga proses quality assurance, maka itu menandakan Anda butuh suatu website native. Mengapa begitu? Karena website native memungkinkan Anda membuat suatu system dalam website dengan fitur fitur yang cukup kompleks.
Lalu bagaimana dengan WordPress? Jika Anda tidak memiliki kebutuhan khusus yang butuh banyak kustomisasi, dan fitur-fitur yang diinginkan juga fitur general, maka sebaiknya Anda memilih wordpress. WordPress merupakan platform CMS (Content Management System) dimana kita tinggal menambah modul, koponen, plugin, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan tanpa harus berurusan dengan kode (kecuali jika ada modul spesifik yang tidak ada pluginnya). Namun karena sudah ada templatenya maka fungsionalitas di WordPress terbatas, tidak seperti website native yang dapat kita buat dari awal.

2. Implementasi Website Native dan WordPress dalam Bisnis

Mari kita gunakan beberapa contoh kasus berikut.

Kasus 1

Pak Adit adalah pengusaha laundry di Jakarta. Website untuk jasa laundry biasanya berupa profil usaha yang menampilkan list layanan laundry & harganya saja. Kemudian pengunjung bisa menghubungi penyedia jasa/pemilik website untuk order. Tidak ada alur khusus/spesial dari proses jual belinya. 

Kasus 2

Ibu Erni adalah seorang Direktur di salah satu perusahaan besar bidang fashion. Beliau menginginkan website toko online dengan sistem membership untuk para resellernya. Jadi reseller bisa mendapatkan harga khusus setelah bergabung via website. Selain itu, setiap pembeli yang sudah punya akun di website akan mendapatkan poin setelah belanja. Poin ini bisa ditukarkan dengan diskon atau merchandise di lain waktu.

Kasus 3

Pak Firman adalah pengusaha baju polos yang biasanya jualan online di Instagram. Beliau ingin beralih ke website dengan proses jual beli yang sederhana saja. Mulai dari customer membuka websitenya, melihat produk/katalognya, klik beli/tambahkan ke keranjang, checkout, bayar dan selesai. Tidak ada alur khusus dari proses perbelanjaanya.

Kasus 4

PT. ABCD adalah perusahaan custom cetak case untuk HP. Ada berbagai macam jenis design yang ditawarkan. Beliau ingin membuat website yang bisa desain casing handphone secara online di keseluruhan proses alur bisnisnya. Dan ke depannya, PT. ABCD juga ingin membangun aplikasi Android & iOS seiring dengan bertumbuhnya perusahaan.
Menurut Anda, dari kasus-kasus tersebut, mana yang cocok dibangun dengan Website Native dan mana yang cocok dibangun dengan Website WordPress?Untuk kasus 1 dan 3, cocok dibuat dengan Website WordPress karena tidak memiliki kebutuhan khusus yang butuh banyak kustomisasi, dan fitur-fitur yang diinginkan juga fitur general. Sehingga pada kasus tersebut, sebaiknya Anda memilih WordPress. Selain karena budgetnya lebih kecil, Anda juga tidak butuh sistem yang terlalu sophisticated atau kompleks untuk kebutuhan bisnis Anda sekarang.
Sementara untuk kasus 2 dan 4, cocok lebih baik dibuat dengan website native dari scratch. Mengapa demikian? Karena jika Anda sebuah perusahaan yang memiliki proyek besar, di mana Anda memiliki kebutuhan khusus dengan banyak ruang kustomisasi fitur di dalamnya, maka Anda sebaiknya memilih pengembangan dari scratch (native). Website native sangat cocok untuk skalabilitas dengan jumlah user dan concurrent user yang banyak. Selain itu kebutuhan skalabilitas besar ke depannya hingga sampai ada pembuatan aplikasi mobile, maka hal tersebut sudah jelas mesti dibangun dari scratch. Pastinya budgetnya lebih tinggi dibandingkan pengembangan menggunakan WordPress.

3. Jenis Website yang Cocok dengan Website WordPress dan Website Native

Jika Anda ingin membangun Website WordPress, maka jenis website ini cocok untuk Anda :

  • Web profiling yang hanya menampilkan informasi perusahaan
  • Web toko online dengan proses jual beli yang standar (lihat produk/katalog, klik beli/tambahkan keranjang, checkout, pembayaran, selesai)
  • Web blogging

Sedangkan jika Anda ingin membangun website dari scratch atau dari nol, maka jenis website ini yang lebih cocok untuk Anda:

  • E-commerce
  • Dashboard Management System
  • E-Learning
  • Monitoring System
  • Website interactive

4. Kesimpulan

Untuk mengetahui apakah bisnis Anda lebih baik menggunakan native website atau cukup dengan wordpress, Anda harus mempertimbangkan kebutuhan bisnis Anda saat ini, tujuan pembuatan website, rencana kedepan, serta budget yang tersedia. Apabila web Anda nantinya memiliki konten yang tidak terlalu dinamis, mungkin cukup untuk menggunakan platform wordpress. Tetapi, jika website Anda memiliki fitur khusus yang juga akan terus berkembang di masa mendatang, sebaiknya mengembangkannya dari scratch sehingga kustomisasinya juga akan lebih mudah.

Share the article

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Free Guidebook

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Guidebook

You dream it.

We build it!

We provide several bonuses FOR FREE to help you in making decisions to develop your own system/application.

  • Risk Free Development Trial 
  • Zero Requirement and Consultation Cost 
  • Free Website/Mobile Audit Performance

Our Services

Software Development • Quality Assurance • Big Data Solution • Infrastructure • IT Training

You might also like

UX Testing

Mengenal Manfaat & Metode Usability Testing UI/UX dalam Pengembangan Website & Aplikasi

UX Design

5 Elemen UX Design yang Bikin Produk Digital Lebih User-Friendly

Langkah-Langkah untuk Menerapkan Agile Development dalam Pengembangan Software

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Signup for Free Software Development Guidebook: Input Email. Submit me.