Software berbasis platform telah menjadi tren dalam dunia teknologi saat ini. Platform merupakan landasan untuk mengembangkan dan menjalankan aplikasi yang dapat berjalan di berbagai perangkat dan sistem operasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan pengembangan software berbasis platform dengan software lainnya.
Apa itu Platform-Based System?
Platform-based system adalah sebuah ekosistem software yang memungkinkan developer untuk membuat, mengelola, dan mendistribusikan aplikasi atau layanan di atasnya. Sistem ini menyediakan serangkaian alat, framework, dan API (Application Programming Interface) yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi yang berinteraksi dengan platform tersebut. Contoh umum dari platform-based system adalah sistem operasi (seperti Windows, iOS, atau Android), platform cloud (seperti AWS atau Google Cloud), dan platform media sosial (seperti Facebook atau Twitter).
Platform-based system menawarkan struktur dan fondasi yang konsisten yang membantu developer dalam menciptakan aplikasi dengan lebih efisien dan terintegrasi. Hal ini berarti developer tidak perlu membangun setiap komponen dari awal, karena banyak fungsi dasar sudah disediakan oleh platform.
Salah satu kelebihan penggunaan software berbasis platform adalah kemampuannya untuk menyediakan layanan yang seragam di berbagai perangkat. Dengan menggunakan platform yang tepat, developer dapat menciptakan aplikasi yang dapat berjalan di smartphone, tablet, dan komputer. Sebagai contoh, platform seperti Android dan iOS memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi yang dapat diakses oleh jutaan pengguna di seluruh dunia.
Tidak hanya itu, software platform juga memungkinkan developer untuk mengoptimalkan proses pengembangan. Dengan memanfaatkan fitur-fitur yang telah disediakan oleh platform, developer dapat menghemat waktu dan usaha dalam pembuatan aplikasi. Misalnya, banyak platform menyediakan API (Application Programming Interface) yang memudahkan pengembang dalam menghubungkan aplikasi dengan sumber daya eksternal seperti database atau layanan pihak ketiga.
Dalam konteks yang lebih technical, platform harus memiliki arsitektur yang kuat dan fleksibel. Arsitektur platform harus dirancang dengan skalabilitas sebagai prioritas utama. Skalabilitas ini memungkinkan platform untuk menangani peningkatan jumlah pengguna, volume data, dan permintaan aplikasi tanpa mengorbankan kinerja. Salah satu pendekatan yang umum digunakan adalah arsitektur berbasis layanan mikro (microservices). Dalam pendekatan ini, platform dipecah menjadi beberapa layanan kecil yang independen, masing-masing menjalankan fungsi spesifiknya sendiri. Setiap layanan mikro dapat dikembangkan, diuji, dan dideploy secara terpisah, yang memungkinkan pengembang untuk memperbarui bagian-bagian platform tanpa mengganggu keseluruhan sistem.
Komponen penting lainnya dari platform adalah interoperabilitas dan fleksibilitas integrasi. Platform harus dirancang untuk berinteraksi dengan berbagai aplikasi dan layanan pihak ketiga melalui API yang terbuka dan terdokumentasi dengan baik. Hal ini memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi di atas platform tanpa menghadapi hambatan teknis yang besar. Selain itu, platform harus mendukung berbagai bahasa pemrograman dan alat pengembangan agar lebih banyak pengembang dapat bekerja dengan nyaman dalam ekosistem tersebut. Dengan mengadopsi standar industri dan protokol yang terbuka, platform dapat memastikan bahwa integrasi dan kolaborasi dengan sistem lain berjalan dengan lancar, memungkinkan pertumbuhan dan ekspansi yang lebih cepat. Berikut ini contoh arsitektur platform.
Contoh platform architecture “A Medical Data Sharing Platform Based on Permissioned Blockchains”
Apa Perbedaan Pengembangan Software untuk Platform dan Pengembangan Software Reguler?
Pengembangan software berbasis platform dan pengembangan software reguler adalah dua pendekatan yang memiliki perbedaan mendasar dalam metodologi, alat, dan hasil akhir. Software berbasis platform bergantung pada ekosistem dan framework yang disediakan oleh platform tertentu. Pendekatan ini memungkinkan developer untuk memanfaatkan berbagai alat dan layanan yang telah terintegrasi, yang dapat mempercepat proses pengembangan dan memastikan konsistensi serta kualitas aplikasi. Platform ini menyediakan pedoman, standar, dan pembaruan rutin yang harus diikuti oleh pengembang, menciptakan lingkungan yang terstruktur dan terkendali.
Sebaliknya, pengembangan software reguler memberikan lebih banyak kebebasan kepada pengembang dalam hal pemilihan alat dan teknologi. Pendekatan ini tidak bergantung pada ekosistem platform tertentu, sehingga memungkinkan lebih banyak fleksibilitas dan kreativitas dalam pengembangan. Namun, dalam proses pengembangan software reguler, tim development harus mengelola sendiri semua aspek teknis, mulai dari infrastruktur, keamanan, hingga distribusi. Hal ini bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam hal memastikan aplikasi dapat berfungsi dengan baik di berbagai lingkungan yang berbeda. Meskipun lebih kompleks, pengembangan software reguler seringkali lebih cocok untuk kebutuhan spesifik dan unik yang tidak terikat oleh batasan platform tertentu.
Secara umum perbedaan platform dengan aplikasi dapat dilihat dalam tabel berikut:
No. | Parameter | Software | Platform |
1. | Tujuan | Digunakan untuk end user untuk melakukan tugas-tugas tertentu seperti menulis dokumen, bermain game, atau menonton video. | Environment di mana aplikasi dikembangkan dan dijalankan. Platform menyediakan fondasi di mana aplikasi, proses, atau teknologi lainnya dikembangkan. |
2. | Fungsionalitas | Fungsionalitas langsung memenuhi kebutuhan pengguna, | Menyediakan fondasi yang memungkinkan aplikasi untuk dieksekusi dan beroperasi dengan efektif. |
3. | Ketergantungan | Aplikasi bergantung pada platform untuk dijalankan. Misalnya, aplikasi mobile memerlukan platform seperti iOS atau Android untuk berfungsi. | Platform dapat ada tanpa aplikasi, meskipun mungkin tidak berguna bagi pengguna akhir. |
4. | Contoh | Contoh aplikasi termasuk Microsoft Word, aplikasi Facebook, atau game seperti Fortnite. | Platform termasuk sistem operasi seperti Windows, MacOS, Linux, atau sistem operasi mobile seperti iOS dan Android. Mereka juga bisa berupa platform online seperti browser (misalnya, Google Chrome, Firefox) atau platform cloud computing (misalnya, Amazon Web Services, Google Cloud Platform). |
5. | Pengembangan | Waktu pekerjaan dan biaya tidak sebesar sebagaimana mengembangkan platform | Membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia dan juga biaya karena cakupan yang lebih luas daripada mengembangkan sebuah aplikasi. Hal ini karena platform harus menyediakan layanan untuk banyak aplikasi dan menangani berbagai tugas secara bersamaan. |
6. | Fleksibilitas | Aplikasi biasanya dirancang untuk tugas-tugas tertentu dan memiliki serangkaian fungsi yang ditentukan yang dapat mereka lakukan | Lebih fleksibel dan dapat mendukung berbagai aplikasi, masing-masing dengan fungsionalitas yang berbeda. |
Pengembangan Software untuk Platform:
- Ketergantungan pada Ekosistem Platform: Pengembangan software berbasis platform sangat bergantung pada ekosistem dan framework yang disediakan oleh platform tersebut. Pengembang harus mematuhi pedoman dan standar yang ditetapkan oleh platform.
- Integrasi dan Interoperabilitas: Software yang dikembangkan untuk platform biasanya harus dapat berinteraksi dengan layanan lain yang ada dalam ekosistem platform tersebut, seperti layanan cloud, alat analitik, dan API pihak ketiga.
- Pembaharuan dan Dukungan: Platform-based system sering kali menyediakan pembaruan dan dukungan secara berkala, yang harus diikuti oleh aplikasi yang berjalan di atasnya.
- Distribusi dan Monetisasi: Pengembang dapat memanfaatkan saluran distribusi yang disediakan oleh platform, seperti App Store atau Google Play Store, yang juga menawarkan mekanisme monetisasi yang terintegrasi.
Pengembangan Software Reguler:
- Kemandirian: Pengembangan software reguler biasanya tidak tergantung pada ekosistem platform tertentu. Pengembang memiliki lebih banyak kebebasan dalam memilih alat dan teknologi yang akan digunakan.
- Fleksibilitas: Software reguler dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan spesifik tanpa harus mematuhi pedoman atau batasan platform tertentu.
- Pengelolaan Sumber Daya: Tim development harus mengelola semua aspek dari pengembangan, termasuk penyimpanan, jaringan, dan keamanan, yang biasanya sudah disediakan oleh platform-based system.
- Distribusi: Distribusi software reguler lebih fleksibel tetapi memerlukan upaya lebih untuk menjangkau pengguna, misalnya melalui situs web atau distribusi fisik.
Contoh Sistem yang Dikembangkan Menjadi Platform
Platform-based systems menyediakan fondasi bagi berbagai aplikasi dan layanan yang memungkinkan integrasi yang mulus, berbagi data, dan kolaborasi antar aplikasi. Contoh platform global seperti Android, iOS, dan AWS menunjukkan bagaimana sebuah sistem dapat berevolusi dari sebuah aplikasi atau layanan tunggal menjadi ekosistem yang luas, mendukung berbagai solusi dan inovasi. Beberapa contoh sistem yang dikembangkan menjadi platform:
- Android: Android adalah contoh utama dari platform berbasis sistem operasi yang menyediakan ekosistem bagi pengembang untuk membuat aplikasi mobile. Google menyediakan Android SDK yang memungkinkan pengembang untuk memanfaatkan fitur dan layanan yang tersedia di Android.
- Salesforce: Salesforce adalah platform CRM (Customer Relationship Management) yang menyediakan berbagai alat dan API bagi pengembang untuk membangun aplikasi bisnis yang dapat diintegrasikan dengan solusi Salesforce.
- AWS (Amazon Web Services): AWS adalah platform cloud yang menawarkan berbagai layanan komputasi, penyimpanan, dan jaringan yang dapat digunakan oleh pengembang untuk membangun aplikasi berbasis cloud.
- WordPress: WordPress awalnya adalah sistem manajemen konten (CMS) yang berkembang menjadi platform untuk pengembangan situs web dan aplikasi. WordPress menyediakan plugin dan tema yang dapat digunakan pengembang untuk memperluas fungsionalitas situs web.
Di Indonesia sendiri, beberapa sistem telah berkembang menjadi platform, mengakomodasi kebutuhan bisnis lokal dan memperkuat ekosistem digital nasional. Gojek menjadi studi kasus yang menarik ketika membahas platform. Dimulai sebagai aplikasi transportasi, Gojek telah berkembang menjadi platform super-app yang menawarkan berbagai layanan mulai dari transportasi, pengiriman makanan, pembayaran digital, hingga layanan sehari-hari lainnya. Ekosistem Gojek tidak hanya menghubungkan konsumen dengan berbagai layanan, tetapi juga memberdayakan ribuan mitra pengemudi, pedagang, dan penyedia jasa. Keberhasilan Gojek dalam mengembangkan ekosistem yang luas dan beragam ini menjadi contoh bagaimana sebuah aplikasi dapat berevolusi menjadi platform yang komprehensif dan berdampak besar bagi ekonomi digital Indonesia.
Image: Ekosistem Digital Gojek
Apa Saja Tantangan dalam Pengembangan Platform?
Mengembangkan sebuah platform memerlukan pendekatan yang lebih kompleks dibandingkan dengan pengembangan aplikasi tunggal. Platform-based systems harus dirancang untuk mendukung berbagai aplikasi dan layanan yang terintegrasi dengan baik, menyediakan infrastruktur yang dapat diandalkan, dan menjaga keamanan serta skalabilitas yang tinggi. Kesuksesan sebuah platform bergantung pada kemampuannya untuk menyediakan ekosistem yang kuat dan mendukung pertumbuhan berbagai aplikasi yang berjalan di atasnya. Oleh karena itu, pengembangan platform memerlukan perencanaan yang matang, penggunaan teknologi mutakhir, dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pengguna serta pengembang aplikasi yang akan bergantung pada platform tersebut.
Namun, seiring dengan berbagai manfaat yang ditawarkan oleh platform-based systems, terdapat pula berbagai tantangan yang harus dihadapi. Tantangan ini tidak hanya bersifat teknis tetapi juga operasional dan strategis. Pengembang platform harus mampu menangani kompleksitas yang muncul dari kebutuhan untuk mendukung berbagai aplikasi dan layanan yang mungkin memiliki persyaratan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Selain itu, menjaga keamanan, kompatibilitas, dan skalabilitas platform juga menjadi prioritas utama. Dalam konteks ini, memahami dan mengatasi tantangan-tantangan tersebut menjadi kunci untuk menciptakan platform yang sukses dan berkelanjutan.
Berikut ini beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengembangan platform:
- Kompleksitas Teknis: Mengembangkan sebuah platform memerlukan pemahaman yang mendalam tentang berbagai teknologi dan arsitektur yang harus diintegrasikan.
- Skalabilitas: Platform harus mampu menangani pertumbuhan pengguna dan data yang besar tanpa mengurangi kinerja.
- Keamanan: Platform harus memastikan bahwa semua aplikasi dan data yang berjalan di atasnya terlindungi dari ancaman keamanan.
- Kompatibilitas: Platform harus mendukung berbagai perangkat dan sistem operasi untuk memastikan adopsi yang luas.
- Komunitas dan Dukungan: Mengembangkan ekosistem yang aktif dan suportif adalah tantangan besar, karena membutuhkan dokumentasi yang baik, dukungan teknis, dan komunikasi yang efektif dengan pengembang.
- Pembaruan dan Pemeliharaan: Platform harus secara teratur diperbarui untuk menambahkan fitur baru dan memperbaiki bug tanpa mengganggu aplikasi yang sudah berjalan di atasnya.
Apa Manfaat Sistem yang Dikembangkan Menggunakan Platform?
Sistem yang dikembangkan menggunakan platform menawarkan berbagai keunggulan yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis. Platform-based systems menyediakan fondasi yang kokoh untuk pengembangan aplikasi yang saling terintegrasi dan dapat berbagi data serta fungsi dengan mulus. Dengan menggunakan platform, perusahaan dapat memanfaatkan berbagai alat, layanan, dan framework yang sudah tersedia, sehingga mengurangi waktu dan biaya pengembangan. Selain itu, platform sering kali dilengkapi dengan mekanisme keamanan yang kuat, dukungan teknis yang terus-menerus, dan pembaruan rutin yang memastikan bahwa aplikasi yang berjalan di atasnya tetap aman dan mutakhir.
Dalam dunia bisnis yang semakin digital, kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat dan menawarkan layanan yang inovatif sangatlah penting. Platform memungkinkan bisnis untuk lebih fokus pada pengembangan fitur dan layanan unik yang memberikan nilai tambah bagi pengguna, daripada harus membangun dan mengelola infrastruktur dasar sendiri. Hal ini juga membuka peluang bagi perusahaan untuk memasuki pasar baru dan menjangkau audiens yang lebih luas melalui ekosistem platform yang telah mapan. Sebagai contoh, perusahaan yang mengembangkan aplikasi di atas platform seperti AWS atau Google Cloud dapat dengan mudah memanfaatkan infrastruktur global dan layanan canggih yang disediakan, sehingga memungkinkan mereka untuk skala dengan cepat dan efisien.
Berikut ini beberapa detail manfaat dalam pengembangan platform untuk bisnis:
- Pengembangan Lebih Cepat: Dengan memanfaatkan alat dan framework yang disediakan oleh platform, pengembang dapat mempercepat proses pengembangan.
- Konsistensi dan Kualitas: Platform menyediakan standar yang membantu memastikan aplikasi yang dikembangkan memiliki konsistensi dalam hal tampilan dan kinerja.
- Dukungan dan Pembaruan: Platform biasanya menyediakan dukungan teknis dan pembaruan rutin yang membantu pengembang menjaga aplikasi mereka tetap up-to-date dan aman.
- Akses ke Pasar: Platform menyediakan saluran distribusi yang terintegrasi, seperti app store, yang memudahkan pengembang menjangkau pengguna.
- Interoperabilitas: Aplikasi yang dikembangkan di atas platform dapat dengan mudah berinteraksi dengan aplikasi dan layanan lain dalam ekosistem yang sama.
Apa saja Kekurangan Platform?
Meski sistem yang dikembangkan menggunakan platform menawarkan berbagai keunggulan signifikan, penting untuk juga memahami bahwa pendekatan ini tidak tanpa tantangan dan keterbatasan. Platform-based systems memang menyediakan infrastruktur dan alat yang dapat mempercepat pengembangan dan meningkatkan efisiensi, namun ketergantungan yang tinggi pada ekosistem platform tersebut dapat menimbulkan beberapa masalah. Pemahaman tentang kekurangan ini penting bagi bisnis dan pengembang agar dapat membuat keputusan yang tepat dan mengelola risiko dengan baik saat memilih pendekatan pengembangan berbasis platform.
Kekurangan dalam penggunaan platform bisa bervariasi mulai dari masalah biaya, fleksibilitas, hingga ketergantungan pada vendor tertentu. Biaya penggunaan platform seringkali mencakup biaya lisensi, biaya penggunaan layanan tambahan, dan biaya terkait dengan penyimpanan serta pemrosesan data. Selain itu, batasan-batasan yang diterapkan oleh platform dapat menghambat kreativitas dan inovasi pengembang, karena mereka harus bekerja sesuai dengan pedoman dan batasan yang ada. Ketergantungan pada vendor platform juga dapat menjadi risiko, terutama jika terjadi perubahan kebijakan atau masalah teknis dari pihak platform yang dapat berdampak langsung pada operasional dan kinerja aplikasi yang dibangun di atasnya.
Kekurangan Platform
- Ketergantungan pada Platform: Pengembang menjadi sangat tergantung pada platform, termasuk pada kebijakan, pembaruan, dan dukungan teknis yang diberikan oleh penyedia platform.
- Keterbatasan Kreativitas: Pengembang mungkin terbatas oleh pedoman dan batasan yang ditetapkan oleh platform, yang bisa membatasi kreativitas dan inovasi.
- Biaya: Beberapa platform mengenakan biaya untuk penggunaan layanan mereka atau untuk distribusi aplikasi melalui saluran mereka. Adapun jika perusahaan ingin mengembangkan aplikasi berbasis platform, biayanya juga akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan biaya pengembangan software pada umumnya.
- Kompleksitas dalam Migrasi: Memindahkan aplikasi dari satu platform ke platform lain bisa menjadi sangat rumit dan mahal.
- Masalah Kompatibilitas: Pembaruan platform bisa menyebabkan masalah kompatibilitas dengan aplikasi yang sudah ada, yang memerlukan pengembang untuk terus memperbarui aplikasi mereka.
Kesimpulan
Pengembangan software berbasis platform dan pengembangan software reguler memiliki keunggulan dan tantangan masing-masing. Platform-based system menawarkan alat dan infrastruktur yang dapat mempercepat proses pengembangan dan memastikan integrasi yang baik dalam ekosistem yang lebih luas. Namun, ketergantungan pada platform dapat membatasi fleksibilitas dan kreativitas pengembang, serta menimbulkan biaya tambahan.
Sebaliknya, pengembangan software reguler memberikan kebebasan lebih besar kepada pengembang tetapi memerlukan pengelolaan lebih banyak aspek teknis dan distribusi. Keputusan untuk memilih salah satu pendekatan tergantung pada kebutuhan spesifik proyek, sumber daya yang tersedia, dan tujuan jangka panjang dari aplikasi yang akan dikembangkan.
Saat ini Badr Interactive dipercaya untuk mengembangkan platform-based system dalam skala global di bidang kesehatan. Sistem ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah strategis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai pengembangan sistem berbasis platform untuk bisnis, Anda dapat menghubungi kami disini.
FAQ
Q: Apa itu platform-based system?
A: Platform-based system adalah ekosistem perangkat lunak yang menyediakan alat, framework, dan API untuk pengembangan aplikasi yang dapat berinteraksi dengan platform tersebut.
Q: Apa perbedaan utama antara pengembangan software berbasis platform dan pengembangan software reguler?
A: Perbedaan utama terletak pada ketergantungan pada ekosistem platform, integrasi dan interoperabilitas, serta dukungan dan pembaruan yang disediakan oleh platform-based system. Pengembangan software reguler memberikan lebih banyak kebebasan tetapi memerlukan pengelolaan teknis yang lebih besar.
Q: Apa contoh sistem yang dikembangkan menjadi platform?
A: Contoh sistem yang dikembangkan menjadi platform termasuk Android, Salesforce, AWS, dan WordPress.
Q: Apa saja tantangan dalam pengembangan platform?
A: Tantangan dalam pengembangan platform meliputi kompleksitas teknis, skalabilitas, keamanan, kompatibilitas, komunitas dan dukungan, serta pembaruan dan pemeliharaan.
Q: Apa manfaat dari sistem yang dikembangkan menggunakan platform?
A: Manfaatnya termasuk pengembangan lebih cepat, konsistensi dan kualitas, dukungan dan pembaruan, akses ke pasar, dan interoperabilitas.
Q: Apa saja kekurangan platform?
A: Kekurangannya meliputi ketergantungan pada platform, keterbatasan kreativitas, biaya, kompleksitas dalam migrasi, dan masalah kompatibilitas.