Agar bisa tetap bersaing di tengah transformasi digital, perusahaan perlu merilis produk digital, seperti website dan aplikasi untuk menjangkau konsumen lebih luas. Untuk membangun produk digital, UX design menjadi hal penting karena berpengaruh pada pengalaman user sehingga bisa meningkatkan loyalitas dan konversi bisnis.
Apa Itu UX Design?
UX design atau User Experience Design merupakan proses mendesain produk yang berfokus pada bagaimana pengalaman user saat berinteraksi dengan produk tersebut.
Tujuannya sendiri adalah memastikan produk mudah digunakan, efisien, dan memberikan kepuasan bagi user. UX design mencakup penelitian, desain interaksi, hingga pengujian untuk memahami kebutuhan pengguna.
UX design yang baik akan membuat user nyaman menggunakan produk Anda. Hal ini tentu saja berdampak positif pada kepuasan pelanggan dan keberhasilan produk. Jadi, bisa dikatakan UX design tak sekadar membuat produk bagus, tetapi memberi dampak nilai pada perusahaan.
Dilansir dari eleken penelitian dari Forrester menyebutkan, rata-rata setiap dolar yang diinvestasikan dalam UX menghasilkan 100 dolar sebagai imbalan. Sebanyak 32% orang berhenti berinteraksi dengan brand setelah mengalami bad experience seperti disebutkan dalam penelitian PWC.
Memang, ini bisa merujuk pada hal-hal lain selain desain, seperti customer support yang buruk. Namun, desain memiliki tanggung jawab besar terhadap pengalaman user, terutama dalam produk digital.
Lantas bagaimana cara menciptakan desain UX yang baik? Simak selanjutnya dalam artikel ini.
Mengenal 5 Elemen UX Design
Tujuan dari setiap proyek UX design adalah memastikan bahwa user/pengguna memiliki pengalaman yang positif pada sebuah produk. Namun, antara ide awal dan produk akhir sebelum di-launching, ada banyak keputusan kompleks yang memengaruhi pengalaman user.
Untuk memberikan struktur dan arah dalam setiap keputusan yang diambil, terdapat lima elemen UX design yang menjadi panduan bagi seluruh UX Designer. Konsep lima elemen UX design ini pertama kali diperkenalkan oleh Jesse James Garrett dalam buku The Elements of User Experience.
Ia menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam proyek UX dan hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh UX designer pada setiap tahapan tersebut.
Sumber: uxdesigninstitute
Menurut Jesse James Garrett, 5 element of UX design meliputi Strategy, Scope, Structure, Skeleton, dan Surface. Berikut ini penjelasannya.
1. Strategy
Sumber: https://medium.com/design-bootcamp/the-elements-of-user-experience-bb98f4e385e3
Bagian dasar dari konsep ini adalah Strategi. Ini adalah bagian yang paling umum dan tidak terlalu dibatasi oleh aturan. Di sini, kita menentukan apa saja tujuan yang ingin dicapai oleh produk yang akan dibuat.
Pada layer ini terbagi menjadi dua, yakni Product Objective dan User Needs. Bukan hanya tentang bagaimana user menggunakan produk, tetapi bagaimana produk dibuat sesuai dengan kebutuhan user.
Sebagai contoh, perusahaan membuat aplikasi yang membantu user menemukan stasiun pengisian daya untuk mobil listrik.
- Dari sisi Product Objective, aplikasi harus memberi informasi seperti “Di mana lokasi stasiun pengisian terdekat?”
- Dari User Needs, Anda harus memastikan aplikasi benar-benar berguna dan memenuhi kebutuhan user. Untuk mengetahuinya, Anda perlu melakukan riset. Misalnya, cari tahu apakah user juga butuh petunjuk arah ke stasiun pengisian terdekat? Atau berapa banyak charger tersedia di sana?
Pahami kebutuhan user dengan melakukan research, bisa melalui metode survey, wawancara, atau FGD untuk memperoleh data yang lebih umum. Namun, jika ingin yang lebih spesifik, lakukan user test atau field studies.
2. Scope
Sumber: https://medium.com/design-bootcamp/the-elements-of-user-experience-bb98f4e385e3
Pada tahap ini, kebutuhan pengguna dan tujuan bisnis harus sudah ditentukan pada tahapan sebelumnya. Setelah itu, kebutuhan tersebut diterjemahkan menjadi requirement yang terdiri dari functional specifications dan content requirements.
- Functional Specifications
Spesifikasi ini mendeskripsikan fitur-fitur produk secara teknis. Dengan kata lain, menjelaskan apa saja yang akan dibuat dalam pengembangan produk. Dalam pembuatan dokumen yang berisikan spesifikasi fungsi dan fitur, gunakan kalimat positif dan spesifik
Content Requirements
Pada bagian ini, dijabarkan informasi yang akan diberikan kepada pengguna, seperti teks, data, gambar, suara, atau video. Konten ini harus direncanakan agar benar-benar relevan dan bermanfaat bagi pengguna.
Selain itu, layer Scope ini juga mencakup perencanaan pengembangan fitur ke depannya. Di dalamnya dibahas pula batasan-batasan yang ada dalam pengembangan fitur. Batasan ini penting agar proses iterasi dapat dilakukan dengan cepat sesuai prinsip Interaction Design, yang terus diperbarui.
Dibutuhkan perencanaan yang baik dalam tahapan pengembangan untuk memastikan bahwa prototype dapat dibuat dan segera didemokan kepada pengguna.
3. Structure
Sumber: https://medium.com/design-bootcamp/the-elements-of-user-experience-bb98f4e385e3
Tahapan selanjutnya adalah Structure. Pada layer ini, Anda akan mempelajari bagaimana kita memahami perilaku dan pemikiran user agar memahami struktur produk sesuai dengan pengalaman user.
Setelah Scope produk ditentukan, langkah berikutnya adalah mengerjakan struktur. Tahap ini berkaitan dengan penentuan setiap elemen navigasi, termasuk lokasi halaman dalam produk dan ke mana pengguna akan diarahkan setelah tiba di halaman tertentu. Proses ini mencakup Interaction Design dan Information Architecture.
Di sisi interaction design, Anda perlu memutuskan bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan website/aplikasi dan bagaimana sistem akan merespons, termasuk jika terjadi kesalahan.
Contohnya, saat user klik icon love, maka icon tersebut berubah menjadi merah. Atau saat user klik gambar produk, maka sistem akan merespons ke halaman detail produk.
Sementara dari sisi information architecture, berkaitan dengan bagaimana user memproses informasi yang ada di dalam produk Anda. Anda perlu menyusun informasi produk agar pengguna mudah menemukan apa yang mereka cari.
Contohnya, keranjang belanja diletakkan di atas karena memiliki prioritas paling tinggi dalam sebuah aplikasi e-commerce.
4. Skeleton
Sumber: https://medium.com/design-bootcamp/the-elements-of-user-experience-bb98f4e385e3
Setelah menentukan bagaimana struktur produk akan diatur, langkah selanjutnya adalah merancang kerangka (skeleton). Tahap ini menentukan di mana elemen navigasi dan fungsional dari tahap sebelumnya akan ditempatkan pada setiap halaman produk.
Di sini, UX Designer akan membuat keputusan mengenai desain informasi dengan membuat wireframe dan prototype. Wireframe ini akan menyusun elemen-elemen seperti tombol, link, gambar, dan teks di setiap halaman.
Semua elemen ini diatur sedemikian rupa agar user dapat dengan mudah menavigasi setiap halaman, menemukan informasi yang dibutuhkan, dan memahami elemen mana yang interaktif dan mana yang tidak.
Skeleton perlu mempertimbangkan tiga hal, yakni Interface Design, Navigational Design, dan Information Design.
- Interface Design
Keberhasilan suatu desain interface dilihat dari intuitive (atau mudah dipahami) sebuah interface yang dibuat. Sesuaikan interface design dengan target dan kebiasaan user dalam menggunakan aplikasi. Lakukan dengan konsisten agar user familiar dengan desain yang dibuat.
Anda bisa mengikuti guideline material design atau iOS human interface guidelines, atau bahkan membuat guideline desain sendiri jika memungkinkan.
- Navigational Design
Ini adalah tentang bagaimana user berpindah dari satu halaman ke halaman lain dengan mudah. Navigasi dalam desain UI/UX melibatkan beberapa komponen, seperti breadcrumb, slider, search field, pagination, tags, dan icons yang bertujuan memudahkan user.
- Information Design
Information design adalah bagaimana mengelola informasi yang dimiliki agar bisa ditampilkan dengan baik sehingga user memahami informasi dengan mudah. Informasi bisa dalam bentuk visual, seperti pie chart, grafik, atau pengelompokkan informasi seperti kategori produk dalam sebuah marketplace.
5. Surface
Sumber: https://medium.com/design-bootcamp/the-elements-of-user-experience-bb98f4e385e3
Pada layer ini, fokus utama adalah perancangan sensory design. Pada tahap ini, UX Designer akan berkoordinasi dengan UI Designer dalam menentukan penggunaan warna, tekstur, dan desain visual.
Surface membantu pengguna memahami cara menavigasi dan berinteraksi dengan website atau aplikasi, serta bagaimana penyajian konten menarik perhatian mereka ke informasi utama.
Contohnya, untuk aplikasi pencari stasiun pengisian mobil listrik, ini bisa berarti menciptakan palet warna yang konsisten dan tata letak yang rapi. Logo ditempatkan di bagian atas halaman, informasi penting disajikan di kolom lebar di tengah halaman, sementara informasi tambahan ditempatkan di sisi halaman.
Tata letak yang konsisten seperti ini membantu pengguna merasa familiar dengan desain visual sambil memudahkan mereka menemukan informasi yang dicari.
Itulah informasi seputar elemen UX design dalam pembuatan produk digital seperti aplikasi dan website. Lima elemen ini, yakni Strategy, Scope, Structure, Skeleton, dan Surface, bekerja secara berurutan.
Proses ini memastikan produk yang dikembangkan tidak hanya berfungsi dengan baik, tetapi juga memberikan pengalaman yang memuaskan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna serta tujuan bisnis.
Badr Interactive merupakan software house yang memberikan solusi kebutuhan digital bisnis Anda. Layanan Software & Mobile Application Development kami telah beroperasi lebih dari 10 tahun dan memiliki 110+ client pemerintah, perusahaan swasta, dan lembaga internasional.
Konsultasikan kebutuhan UX Design Anda dengan tim Badr Interactive sekarang. Dapatkan gratis konsultasi dengan mengisi form di bawah ini.
Need the Right Digital Solution for Your Business?
We’re here to help you design the best digital solutions tailored to your business needs.