Cara Membuat API untuk Akses Data Lintas Sistem pada Sistem Enterprise

Contents

Share the article

Contents

Dalam arsitektur sistem enterprise modern, data sering tersebar di berbagai sumber—mulai dari database relasional (MySQL, PostgreSQL), sistem legacy seperti mainframe, hingga layanan SaaS (Salesforce, SAP). Kondisi ini menciptakan tantangan besar dalam integrasi data yang efisien, aman, dan scalable.

Untuk menjawab tantangan ini, perusahaan perlu membangun API Data Service yang mampu menjembatani berbagai sumber data dan menyajikannya dalam format yang konsisten untuk konsumsi oleh aplikasi frontend, mobile, dan sistem lain. Artikel ini akan membahas panduan teknis dan strategis dalam merancang API lintas sistem yang optimal, sebagai bagian dari pendekatan arsitektur data service layer terpisah yang dibahas dalam artikel sebelumnya.

1. Audit Sumber Data dan Pola Akses

Langkah pertama adalah mengidentifikasi semua sumber data dan cara sistem mengaksesnya. Ini termasuk:

  • Jenis Sumber Data:
    • Database relasional (MySQL, PostgreSQL)
    • Database NoSQL (MongoDB, Redis)
    • API eksternal (vendor, ERP, payment gateway)
    • File batch (CSV, log), streaming (Kafka, MQTT)
  • Pola Akses:
    • Read-heavy (misal: dashboard, laporan)
    • Write-heavy (transaksi, log aktivitas)
    • Real-time vs batch (sinkron vs asinkron)

Contoh mapping pada sistem e-commerce:

Sumber DataJenis AksesTarget Latensi
Produk (MySQL)Read-heavy< 100ms
CRM (Salesforce)Read-write< 1 detik
Log transaksiWrite-heavyAsync (batch)

2. Pilih Arsitektur API: REST vs GraphQL vs gRPC

Pemilihan protokol dan desain API sangat berpengaruh terhadap performa dan fleksibilitas integrasi data.

a. REST API – Cocok untuk kebutuhan umum

REST adalah pendekatan konvensional dan masih banyak digunakan karena kesederhanaannya.

Kelebihan:

  • Resource-based endpoint
  • Mudah diakses oleh berbagai klien (web, mobile, 3rd party)
  • Dukungan luas dari tool (Swagger, Postman)

Contoh:

bashCopyEditGET /orders/123
POST /products
GET /transactions?start_date=2024-01-01&limit=100

Kekurangan:

  • Over-fetching atau under-fetching data
  • Kurang efisien untuk data kompleks

b. GraphQL – Untuk kebutuhan data kompleks dan fleksibel

GraphQL memungkinkan klien mengambil hanya data yang dibutuhkan dalam satu request.

Contoh query:

graphqlCopyEditquery {
  user(id: "123") {
    name
    orders {
      total
      items {
        product {
          name
          price
        }
      }
    }
  }
}

Kelebihan:

  • Mengurangi jumlah request
  • Efisien untuk frontend modern
  • Strong typing

Tantangan:

  • Query berat bisa membebani server
  • Perlu pengamanan tambahan

c. gRPC – Untuk komunikasi antarmicroservice internal

gRPC berbasis protocol buffer (binary), ideal untuk performa tinggi antar service.

Keunggulan:

  • Lebih cepat dari REST/GraphQL
  • Mendukung streaming dan load balancing

Contoh:

protobufCopyEditmessage ProductRequest {
  string id = 1;
}

message Product {
  string name = 1;
  float price = 2;
}

3. Bangun Lapisan Integrasi Data (Data Orchestration Layer)

Data dari berbagai sumber perlu diolah sebelum diberikan ke konsumen API.

a. Aggregation Layer

Gabungkan data dari beberapa sumber secara efisien.

jsCopyEditasync function getUserProfile(userId) {
  const user = await db.users.findById(userId);
  const transactions = await paymentService.getTransactions(userId);
  return { ...user, transactions };
}

b. Adapter Pattern untuk Sistem Legacy

Gunakan adapter/facade untuk menyederhanakan interaksi dengan sistem lama.

pythonCopyEditclass LegacyOrderAdapter:
    def get_order(self, order_id):
        soap_response = soap_client.call("GetOrder", order_id)
        return self._transform_to_json(soap_response)

c. Caching untuk Meningkatkan Performa

  • Redis / Memcached: Caching respons API seperti daftar produk.
  • Edge CDN: Cache konten statis di lokasi dekat pengguna.

Contoh:

arduinoCopyEditGET /products/123
Cache-Control: public, max-age=3600

4. Penanganan Error dan Ketahanan Sistem

a. Standard Error Response

Format error yang konsisten memudahkan debugging dan integrasi:

jsonCopyEdit{
  "error": {
    "code": "INVALID_REQUEST",
    "message": "Product ID tidak valid",
    "details": {
      "field": "product_id"
    }
  }
}

b. Retry Mechanism

Implementasikan retry otomatis dengan exponential backoff:

jsCopyEditasync function fetchWithRetry(url, retries = 3) {
  try {
    return await axios.get(url);
  } catch (err) {
    if (retries > 0) {
      await new Promise(res => setTimeout(res, 1000 * (4 - retries)));
      return fetchWithRetry(url, retries - 1);
    }
    throw err;
  }
}

c. Circuit Breaker

Gunakan circuit breaker untuk mencegah overload eksternal service:

javaCopyEditCircuitBreaker circuitBreaker = CircuitBreaker.ofDefaults("externalService");
Supplier<String> decorated = CircuitBreaker.decorateSupplier(circuitBreaker, () -> callExternalService());

5. Dokumentasi API dan Developer Experience

a. Gunakan OpenAPI (Swagger)

Dokumentasi API yang baik mempermudah integrasi internal dan eksternal:

yamlCopyEditopenapi: 3.0.0
info:
  title: Product API
paths:
  /products/{id}:
    get:
      parameters:
        - name: id
          in: path
          required: true
      responses:
        '200':
          description: Product details

b. Sediakan SDK / Client Library

Untuk mempercepat konsumsi API oleh berbagai tim, siapkan SDK dalam bahasa populer seperti JavaScript, Python, Java.

Rekomendasi Arsitektur Produksi

  • API Gateway: Kong, Apigee, atau AWS API Gateway untuk auth, routing, rate limiting.
  • Service Mesh: Istio, Linkerd untuk observability dan traffic control.
  • Event-Driven Architecture: Gunakan Kafka atau NATS untuk asinkronisasi antar sistem secara real-time.

Penutup

Membangun API data service yang efisien tidak cukup hanya dengan membuat endpoint. Diperlukan perencanaan matang mulai dari pemilihan protokol, integrasi sistem, caching, hingga pengamanan dan dokumentasi. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat mencapai akses data yang cepat, scalable, dan aman, sekaligus menyiapkan fondasi kuat untuk integrasi lintas sistem di masa depan.

Artikel ini merupakan bagian dari seri “Membangun Data Service yang Scalable untuk Sistem Enterprise.” Baca artikel selanjutnya untuk pembahasan mendalam mengenai strategi caching dan optimasi performa API.

Share the article

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Free Guidebook

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Guidebook

You dream it.

We build it!

We provide several bonuses FOR FREE to help you in making decisions to develop your own system/application.

  • Risk Free Development Trial 
  • Zero Requirement and Consultation Cost 
  • Free Website/Mobile Audit Performance

Our Services

Software Development • Quality Assurance • Big Data Solution • Infrastructure • IT Training

You might also like

Discovery Requirement dalam Software Development: Kunci Sukses Proyek Digital Anda

Apa yang mempengaruhi biaya pengembangan website dan aplikasi mobile?

No Code VS Scratch Development: Mana yang Tepat untuk Proyek Digitalisasi Anda?

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Signup for Free Software Development Guidebook: Input Email. Submit me.