Mengembangkan website dan aplikasi mobile untuk perusahaan bukan hanya soal desain dan coding. Biaya yang terlibat bisa sangat bervariasi, tergantung pada banyak faktor yang mempengaruhi ruang lingkup, kompleksitas, dan pendekatan proyek. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu Anda merencanakan anggaran secara lebih akurat dan menghindari pembengkakan biaya di tengah jalan.
Berikut ini adalah rangkuman faktor-faktor utama yang mempengaruhi biaya pengembangan website dan aplikasi mobile berdasarkan pengalaman kami di Badr Interactive.
1. Faktor yang Terkait dengan Software
Dalam setiap proyek pengembangan website dan aplikasi mobile, aspek teknis dari software mencakup segala hal yang berhubungan langsung dengan sistem yang akan dibangun, mulai dari jenis aplikasi, kompleksitas fitur, hingga kebutuhan integrasi dan performa. Berikut ini beberapa faktor terkait dengan software yang mempengaruhi biaya:
Jenis Aplikasi
Biaya akan berbeda tergantung apakah Anda ingin mengembangkan aplikasi web, mobile, atau desktop. Aplikasi mobile sendiri bisa dikembangkan secara native (Android dan iOS terpisah) atau hybrid (satu codebase untuk semua platform), yang memiliki implikasi langsung terhadap biaya.
Platform yang Didukung
Semakin banyak platform atau versi sistem operasi yang perlu didukung, semakin tinggi pula effort pengujian dan pengembangannya. Misalnya, aplikasi mobile yang harus berjalan mulus di Android 10 hingga 14 dan iOS 13 ke atas akan membutuhkan perhatian khusus.
Kompleksitas Fitur
Semakin kompleks fitur yang dibutuhkan, seperti dashboard analitik real-time, integrasi payment gateway, atau workflow approval, maka biaya pengembangan juga akan meningkat. Fitur sederhana seperti form kontak akan jauh lebih murah dibandingkan fitur seperti video call atau manajemen inventori.
Fungsi Bisnis yang Dicakup
Jika aplikasi Anda harus mencakup berbagai fungsi bisnis seperti keuangan, manajemen rantai pasok (SCM), produksi, SDM, hingga CRM, maka struktur backend dan front-end harus lebih kompleks, yang tentu berimplikasi pada tambahan biaya.
Proses Bisnis yang Diotomasi
Semakin banyak proses internal yang ingin Anda otomatisasi, seperti email marketing, lead nurturing, atau manajemen iklan digital, maka semakin banyak fitur yang harus dikembangkan, dan ini akan mempengaruhi estimasi biaya.
Kebutuhan Kinerja dan Keamanan
Aplikasi dengan kebutuhan high availability, scalability, dan keamanan tingkat tinggi (misalnya aplikasi perbankan atau e-commerce besar) tentu memerlukan investasi lebih besar dibanding aplikasi internal dengan trafik rendah.
Jumlah Pengguna dan Peran
Jumlah pengguna aktif serta peran atau hak akses yang berbeda-beda (admin, user biasa, supervisor, dsb) akan mempengaruhi desain sistem dan kebutuhan manajemen user.
Kompleksitas Arsitektur Aplikasi
Aplikasi sederhana biasanya memiliki arsitektur monolitik. Namun, untuk aplikasi enterprise dengan skala besar, sering kali dibutuhkan arsitektur modular berbasis microservices atau event-driven architecture, yang lebih mahal dalam pengembangan dan pemeliharaannya.
BACA JUGA: Arsitektur Monolitik VS Arsitektur Microservice
Kebutuhan Integrasi
Jika aplikasi harus terintegrasi dengan sistem lain seperti ERP, sistem pembayaran, atau API pihak ketiga, akan berpengaruh pada total biaya yang harus dikeluarkan. Biaya ini nantinya akan tergantung pada jumlah, kompleksitas, dan jenis integrasi nya (satu arah atau dua arah).
Teknologi Lanjutan
Penggunaan teknologi canggih seperti Machine Learning, AI, Augmented Reality (AR), atau Virtual Reality (VR) tentu membutuhkan keahlian khusus dan riset tambahan, sehingga mempengaruhi anggaran secara signifikan.
Migrasi Data
Jika proyek memerlukan migrasi data dari sistem lama (legacy system) ke sistem baru, ini dapat menambah waktu dan biaya untuk memastikan integritas dan konsistensi data.
Tingkat Kompleksitas UI Design
Desain antarmuka pengguna yang sederhana dan berbasis template tentu lebih murah dibanding desain UI custom yang unik dan sesuai dengan brand guidelines secara ketat.
2. Faktor Non-Teknis atau Operasional
Selain aspek teknis dari software, proses pengembangan itu sendiri membawa banyak variabel yang dapat mempengaruhi anggaran secara signifikan. Hal-hal seperti struktur tim, pendekatan teknis yang digunakan, hingga lokasi dan metode kolaborasi dengan vendor akan mempengaruhi efisiensi serta total biaya proyek. Berikut ini beberapa faktor non-teknis yang mempengaruhi biaya pengembangan:
Komposisi Tim
Biaya tergantung pada jumlah tim, peran (developer, designer, QA, project manager), serta tingkat senioritas mereka. Proyek yang kompleks memerlukan tim multidisiplin dengan tenaga ahli.
Pendekatan Pengembangan
Apakah proyek dikembangkan secara custom coding dari nol, menggunakan platform low-code seperti OutSystems atau Power Apps, atau hanya mengintegrasikan solusi siap pakai, semuanya akan mempengaruhi waktu dan biaya pengerjaan.
Lokasi Vendor dan Waktu Kolaborasi
Jika klien berada di luar Indonesia dan membutuhkan kolaborasi real-time, maka tim pengembang mungkin harus bekerja di luar jam kantor biasa, yang bisa mempengaruhi efisiensi dan menambah beban biaya.
Kebutuhan Onsite
Jika klien mensyaratkan kehadiran tim pengembang di kantor setiap hari, maka akan ada biaya tambahan untuk transportasi, akomodasi, atau tunjangan khusus.
Deadline yang Ketat
Jika proyek memiliki tenggat waktu yang sangat singkat, maka dibutuhkan alokasi sumber daya lebih banyak (extra developer, overtime, dsb), yang berdampak pada kenaikan biaya.
Kesimpulan
Biaya pengembangan website dan aplikasi mobile sangat bergantung pada banyak aspek teknis dan non-teknis. Oleh karena itu, perusahaan perlu mendefinisikan kebutuhan secara jelas sejak awal. Dengan memahami faktor-faktor ini, Anda dapat menyusun anggaran dengan lebih realistis dan menghindari tambahan biaya di tengah jalan.
Jika Anda ingin berkonsultasi lebih lanjut terkait dengan komponen biaya dalam pengembangan software, Anda bisa menghubungi kami dengan mengisi form dibawah ini. Anda juga bisa melakukan simulasi biaya secara mandiri dengan mengakses halaman https://badr.co.id/project-calculator/