Saat mendesain sebuah website atau aplikasi, seorang UI/UX designer perlu membuat wireframe yang berfungsi sebagai rancangan desain. Lewat wireframe tersebut, proses development sebuah aplikasi bisa berjalan lebih baik, mulai dari arsitektur informasi, layout, user flow, dan fungsionalitas yang diharapkan dari user.
Langkah-Langkah Membuat Wireframe
Dilansir dari balsamiq, berikut ini langkah-langkah utama dalam membuat wireframe aplikasi mobile, mulai dari perencanaan hingga pengujian.
1. Petakan User Flow
Sebelum mulai membuat wireframe, Anda perlu memiliki gambaran yang jelas tentang berapa banyak layar (screen) yang diperlukan dan bagaimana user akan berinteraksi dengan aplikasi Anda. Cara terbaik untuk memahaminya adalah dengan membuat user flow.
User flow adalah serangkaian langkah yang dilakukan user untuk mencapai tujuan tertentu. Karena user bisa mencoba berbagai jalur untuk mencapai tujuannya, user flow tidak selalu bersifat linear.
Contoh user flow dari proses pemesanan makanan via Balsamiq
Untuk memvisualisasikan user flow, Anda dapat menggunakan elemen sederhana seperti kotak dan panah, baik secara manual di atas kertas maupun menggunakan tools wireframe aplikasi dan website, seperti Balsamiq, Figma, Adobe XD, Sketch, dan lainnya.
2. Visualisasikan dalam Bentuk Sketsa
Setelah mendefinisikan user flow, langkah selanjutnya adalah memvisualisasikannya dalam bentuk sketsa. Meskipun ada banyak tools untuk membuat wireframe, disarankan untuk memulai dengan sketsa manual menggunakan kertas atau pensil. Istilah ini disebut dengan low-fidelity wireframe.
Sketsa memungkinkan Anda untuk:
- Membuat konsep dengan cepat.
- Membagikan ide kepada tim dan mendapatkan feedback
- Melakukan iterasi sebelum masuk ke tahap wireframing yang lebih detail.
Ketika membuat sketsa, selalu pikirkan dari perspektif user. Misalnya, pada aplikasi pemesanan makanan, tujuan utama user adalah mendapatkan makanan dengan cepat dan mudah. Oleh karena itu, untuk setiap screen yang dibuat, tanyakan:
- Apa tujuan dari halaman ini?
- Bagaimana halaman ini membantu user atau bisnis mencapai tujuannya?
3. Membuat Wireframe
Setelah sketsa selesai, langkah berikutnya adalah mengubahnya menjadi wireframe yang lebih rapi dan detail. Pada tahap ini, Anda sudah tidak bisa menggunakan low-fidelity wireframe. Gunakan mid-fidelity wireframe karena jenis wireframe ini cukup jelas untuk dibahas bersama tim desain dan developer tanpa menghabiskan banyak waktu di tahap awal.
a. Menentukan Frame Mobile
Alih-alih menggunakan kotak biasa sebagai frame, lebih baik memilih ukuran layar yang sesuai dengan perangkat user. Frame ini akan membantu:
- Membatasi jumlah elemen di layar agar tidak terlalu padat.
- Memberikan gambaran realistis tentang desain akhir.
Jika Anda merancang aplikasi untuk berbagai perangkat, mulailah dengan ukuran layar menengah.
b. Menentukan Layout dengan Boxes
Pada tahap awal wireframing, fokuslah pada visual hierarchy dan struktur layout, bukan konten spesifik. Susun elemen sesuai dengan bagaimana Anda ingin user memproses informasi.
Contoh membuat visual hierarchy dengan menggunakan basic shapes via Balsamiq
Fokus pada urutan informasi yang ingin Anda sampaikan ke user. Perhatikan bahwa user membaca layar dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan (F-shaped pattern).
Misalnya, dalam wireframe untuk aplikasi pemesanan makanan, elemen penting seperti kategori makanan bisa ditampilkan lebih besar untuk menarik perhatian user.
4. Menggunakan Pola Desain (Design Patterns)
Salah satu prinsip utama dalam UX adalah familiarity. Saat user melihat elemen UI yang sudah mereka kenal, mereka akan lebih mudah beradaptasi dengan aplikasi baru.
Baik Android maupun iOS, keduanya memiliki pola desain bawaan. Beberapa pola navigasi yang sering digunakan di aplikasi mobile adalah:
- Bottom tab bar – Navigasi di bagian bawah layar.
- Side drawer (hamburger menu) – Menu tersembunyi yang bisa diakses dengan ikon tiga garis.
- Floating Action Button (FAB) – Tombol melayang untuk tindakan utama di aplikasi.
Gunakan pola yang sesuai untuk memastikan aplikasi memiliki navigasi yang jelas dan mudah digunakan.
5. Menggunakan Konten Asli
Source: https://balsamiq.com/assets/learn/articles/actual-copy.png
Setelah visual hierarchy ditentukan, mulailah mengganti teks placeholder dengan konten asli yang relevan dengan aplikasi. Daripada pakai “Lorem Ipsum”, sebaiknya buat copywriting karena membantu menguji apakah halaman tersebut membantu tujuan user saat menggunakan aplikasi.
Konten asli juga membantu menemukan elemen apa saja yang perlu disesuaikan. Bahkan, saat mengganti placeholder dengan teks asli, Anda mungkin menyadari bahwa beberapa elemen UI tidak diperlukan. Inilah waktu yang tepat untuk menghapus elemen yang tidak perlu demi meningkatkan fungsi layout dan user experience.
6. Pastikan Wireframe Responsive di Berbagai Ukuran Layar
Salah satu hal penting dalam membuat wireframe adalah menyediakan berbagai ukuran layar. Contohnya, jika UI terlihat bagus di iPhone 14, bisa jadi tampilan akan berbeda jika dilihat di iPhone XS.
Tim UI/UX memang disarankan untuk memulai dengan layar ukuran menengah. Namun, pastikan untuk menguji tampilan wireframe di layar yang lebih kecil dan lebih besar, lalu lakukan penyesuaian jika dibutuhkan. .
7. Hubungkan Setiap Halaman untuk UX Flow yang Baik
Source: https://balsamiq.com/assets/learn/articles/flow.png
Daripada membuat layar atau screen secara terpisah, sebaiknya hubungkan setiap halaman untuk UX flow yang jelas. UX flow membantu tim memahami bagaimana interaksi user dengan aplikasi secara menyeluruh.
Misalnya, setelah memvisualisasikan UX flow, Anda mungkin menyadari bahwa diperlukan halaman tambahan antara layar utama dan hasil pencarian karena sistem backend membutuhkan beberapa detik untuk menampilkan data.
Gunakan nomor referensi pada setiap layar untuk mempermudah diskusi dengan tim pengembang atau pemangku kepentingan.
7. Uji Wireframe yang Telah Dibuat
Tahap terakhir dalam wireframing adalah pengujian. Meskipun istilah pengujian sering dikaitkan dengan prototipe, wireframe juga bisa diuji dalam bentuk sederhana.
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memastikan bahwa layar-layar dalam aplikasi saling terhubung dengan baik dan navigasi memudahkan user. Jika ada bagian yang terasa kurang jelas atau tidak berfungsi dengan baik, lakukan iterasi untuk memperbaikinya sebelum masuk ke tahap desain lebih lanjut.
Itulah langkah-langkah membuat wireframe aplikasi mobile. Membuat wireframe dengan mudah dan cepat adalah langkah penting dalam proses desain aplikasi atau situs web. Namun, untuk memastikan bahwa ide yang dituangkan dalam wireframe dapat terwujud menjadi produk digital yang fungsional dan efisien, diperlukan mitra jasa software development yang andal.
Badr Interactive menawarkan layanan software development khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap bisnis. Dengan pengalaman lebih dari 11 tahun, kami siap membantu mewujudkan desain wireframe Anda menjadi solusi digital yang optimal.
Kami memastikan bahwa setiap detail dalam wireframe diimplementasikan dengan tepat, menghasilkan produk akhir yang tidak hanya menarik secara visual tetapi juga unggul dalam performa dan fungsionalitas. Konsultasikan kebutuhan bisnis Anda bersama tim Badr Interactive.
Need the Right Digital Solution for Your Business?
We’re here to help you design the best digital solutions tailored to your business needs.