Dalam pengembangan software atau aplikasi, seorang developer harus menyusun rancangan skenario berupa diagram atau flowchart. Hal ini bertujuan untuk memudahkan proses deskripsi sistem dengan pengguna.
Salah satu metodenya adalah menggunakan use case diagram. Metode ini akan menghasilkan sebuah skema sederhana untuk memudahkan pembaca memahami maksud dari info yang disampaikan.
Lalu, apa itu use case diagram? Apa saja manfaat dan komponen use case diagram? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini.
Apa Itu Use Case Diagram?
Use case diagram dalam Unified Modeling Language (UML) adalah representasi visual yang menggambarkan interaksi antara pengguna (aktor) dan sistem. Diagram ini menangkap persyaratan fungsional suatu sistem, yang menunjukkan bagaimana pengguna yang berbeda terlibat dengan berbagai use case atau fungsi tertentu dalam sistem.
Diagram use case memberikan gambaran umum tentang perilaku sistem, sehingga berguna bagi stakeholder, developer, dan analyst untuk memahami bagaimana sistem beroperasi dari perspektif pengguna.
Use case diagram juga akan memberikan gambaran bagaimana proses yang berbeda saling berhubungan. Oleh karena itu, diagram ini penting untuk memudahkan user membaca informasi yang ada.
Manfaat Use Case Diagram
Penggunaan use case diagram biasanya dilakukan saat mengklarifikasi user requirements. Jika Anda bekerja dengan berbagai kelompok, termasuk non-technical stakeholder, manfaat use case diagram membantu menyederhanakan penyampaian fungsionalitas sistem.
Tak hanya itu, berikut ini beberapa manfaat use case diagram.
1. Memahami Kebutuhan Pengguna dengan Jelas
Use case diagram memberikan representasi grafis yang menjelaskan bagaimana pengguna (aktor) berinteraksi dengan sistem untuk mencapai tujuan mereka. Sebagai contoh, kami akan memberikan ilustrasi dalam proses pemesanan tiket bioskop online melalui aplikasi.
Dengan memetakan setiap kebutuhan pengguna ke dalam sebuah “use case,” tim proyek dapat memahami dengan jelas fungsi yang diharapkan dari sistem, seperti mencari jadwal film atau melakukan pembayaran tiket.
2. Komunikasi yang Efektif dengan Stakeholder
Tidak semua stakeholder memiliki pengetahuan teknis yang sama. Use case diagram dirancang sederhana dan intuitif, menggunakan icon dan nama-nama yang mudah dimengerti.
Dengan diagram ini, developer dapat menjelaskan sistem secara visual kepada client, project manager, dan tim non-teknis lainnya. Sementara stakeholder dapat memberikan masukan atau mengoreksi kebutuhan lebih awal sebelum software development dimulai, sehingga mengurangi potensi konflik atau kesalahan di tahap akhir.
3. Dokumentasi yang Jelas
Use case diagram adalah bagian penting dari dokumentasi teknis proyek. Diagram ini memberikan gambaran ringkas tentang fitur-fitur sistem dan cara pengguna berinteraksi dengan fitur tersebut.
Dokumentasi ini sangat berguna untuk referensi selama menjalankan proyek, audit untuk memastikan kebutuhan yang disepakati, hingga rujukan maintenance di masa depan.
4. Deteksi Kesalahan atau Ketidaklengkapan
Manfaat use case diagram lainnya adalah membantu tim mengevaluasi apakah semua kebutuhan sudah dicakup. Misalnya:
- Apakah semua aktor yang relevan telah diidentifikasi?
- Apakah setiap tujuan aktor memiliki use case yang sesuai?
- Apakah ada interaksi antar use case yang terlewat, seperti relasi “include” atau “extend”?
Dengan memvisualisasikan interaksi ini, kesenjangan atau kesalahan dalam spesifikasi awal dapat diidentifikasi dan diperbaiki lebih awal.
5. Mempermudah Pengujian
Setiap use case dalam diagram dapat diterjemahkan menjadi skenario pengujian. Misalnya, jika ada use case “Memesan Tiket,” pengujian dapat mencakup skenario seperti: “Pelanggan berhasil memilih kursi yang tersedia,” atau “Sistem memberikan peringatan jika pembayaran gagal.”
Dengan cara ini, use case diagram membantu tim QA (Quality Assurance) memastikan bahwa semua kebutuhan yang diidentifikasi diuji secara menyeluruh, sehingga meningkatkan kualitas sistem.
6. Meningkatkan Efisiensi Developer
Dengan diagram ini, tim developer dapat memahami dengan cepat fitur utama yang harus dibangun tanpa perlu membaca dokumen panjang. Hal ini tentu menghemat waktu selama analisis dan desain.
Selain itu, use case diagram mencegah tim mengembangkan fitur yang tidak diminta. Sehingga protek lebih menghemat biaya dan tenaga. Misalnya, jika klien hanya membutuhkan fungsi pencarian jadwal dan pemesanan tiket, fitur tambahan seperti ” kursi premium” bisa ditunda atau dihindari.
Komponen dalam Use Case Diagram
Terdapat tiga komponen utama untuk membuat skenario atau use case diagram. Berikut ini komponennya.
#1 Sistem
Sistem merepresentasikan batasan dari software atau aplikasi yang sedang dirancang. Batasan ini menunjukkan fitur atau fungsi apa saja yang termasuk dalam sistem, sehingga memisahkan tanggung jawab sistem dengan elemen eksternal. Sistem biasanya digambarkan dengan sebuah persegi panjang besar yang mengelilingi semua use case yang merupakan bagian dari ruang lingkupnya.
Contoh Skenario: Dalam sistem pemesanan tiket online, sistem mencakup fitur seperti “Mencari Jadwal Film,” “Memesan Tiket,” “Memilih Kursi,” dan “Membayar Tiket.” Namun, sistem ini tidak mencakup fungsi seperti pembayaran yang dilakukan oleh payment gateway eksternal.
#2 Actor
Aktor adalah entitas eksternal (bisa manusia, perangkat, atau sistem lain) yang berinteraksi dengan sistem untuk mencapai tujuan tertentu. Aktor dapat dibedakan menjadi Primary Actor, yakni Aktor utama yang mendapatkan manfaat dari sistem, misalnya pelanggan.
Ada juga Supporting Actor, yakni Aktor pendukung yang membantu operasi sistem, misalnya, admin atau sistem pembayaran).
Contoh Skenario:
- Pelanggan adalah aktor utama yang mencari jadwal film, memesan tiket, dan membayar tiket.
- Admin adalah aktor pendukung yang mengelola jadwal film dan laporan transaksi.
#3 Use Case
Use case adalah representasi dari fungsi yang memberikan manfaat langsung kepada aktor. Use case menjelaskan interaksi antara aktor dengan sistem untuk menyelesaikan suatu tugas atau mencapai tujuan tertentu.
Contoh Skenario: Use case “Memesan Tiket” memungkinkan pelanggan memilih kursi, memasukkan jumlah tiket yang diinginkan, dan melanjutkan pembayaran.
Relasi dalam Use Case Diagram
Selain komponen, ada juga tiga relasi yang digunakan untuk membuat diagram. Berikut diantaranya.
#1 Association (Asosiasi)
Relasi ini menggambarkan interaksi antara aktor dan use case. Digambarkan dengan garis lurus antara aktor dan use case. Sebagai contoh, relasi Pelanggan ↔ Memesan Tiket menunjukkan bahwa pelanggan berinteraksi dengan sistem untuk memesan tiket.
Contoh Skenario: Pelanggan menggunakan sistem untuk memilih film, menentukan jadwal, dan memesan tiket.
#2 Generalisation (Generalisasi)
Generalisation menunjukkan bahwa sebuah aktor atau use case merupakan versi khusus dari aktor atau use case lainnya. Relasi ini digambarkan dengan panah segitiga.
Ilustrasi:
- Aktor: Aktor “Pelanggan” dapat digeneralisasi menjadi “Pelanggan Reguler” dan “Pelanggan VIP.”
- Use Case: Use case “Memesan Tiket” dapat memiliki generalisasi menjadi “Memesan Tiket Reguler” dan “Memesan Tiket Khusus.”
Contoh Skenario: “Pelanggan VIP” memiliki akses untuk memilih kursi premium, sedangkan “Pelanggan Reguler” hanya dapat memilih kursi biasa.
#3 Dependency (Ketergantungan)
Relasi ini menggambarkan bahwa suatu use case tergantung pada use case lainnya untuk berfungsi dengan baik. Ada dua jenis ketergantungan utama:
- Include: Use case selalu membutuhkan use case lain untuk berfungsi. Digambarkan dengan <<include>>.
- Extend: Use case hanya akan menjalankan use case lain dalam situasi tertentu. Digambarkan dengan <<extend>>.
Ilustrasi:
- Include: “Memesan Tiket” <<include>> “Memilih Kursi,” karena memilih kursi adalah bagian wajib dari proses pemesanan tiket.
- Extend: “Memesan Tiket” <<extend>> “Membatalkan Tiket,” karena pembatalan hanya terjadi dalam situasi tertentu.
Contoh Skenario: Dalam proses pemesanan tiket, pelanggan selalu memilih kursi sebelum melanjutkan ke pembayaran (include). Jika pelanggan berubah pikiran, mereka dapat membatalkan pesanan mereka (extend).
Dari komponen dan relasi di atas, berikut ini contoh use case diagram dengan skenario pemesanan tiket online.
Kesimpulan
Use case diagram adalah alat yang sangat bermanfaat dalam pengembangan software untuk menggambarkan interaksi antara pengguna dan sistem secara visual. Dengan memahami kebutuhan pengguna, menyederhanakan komunikasi dengan stakeholder, menyediakan dokumentasi yang jelas, serta meningkatkan efisiensi tim developer, use case diagram menjadi langkah penting dalam perencanaan proyek software dan aplikasi
Jika Anda sedang merancang atau mengembangkan software, pendekatan berbasis use case diagram dapat membantu memastikan bahwa kebutuhan pengguna terakomodasi dengan baik. Untuk implementasi yang lebih optimal, bekerja sama dengan penyedia layanan software development yang berpengalaman adalah pilihan tepat.
Badr Interactive sebagai software house terpercaya, siap membantu Anda mengembangkan aplikasi yang sesuai kebutuhan. Dengan pengalaman dalam berbagai proyek dan keahlian di bidang teknologi, kami dapat mendukung Anda dari tahap perencanaan hingga implementasi.
Kunjungi badr.co.id untuk informasi lebih lanjut atau diskusi kebutuhan solusi teknologi perusahaan Anda bersama tim kami dengan mengisi form di bawah ini.
Need the Right Digital Solution for Your Business?
We’re here to help you design the best digital solutions tailored to your business needs.