Proses Audit Software Development: Best Practice dan Checklist Template

Contents

Share the article

Contents

Dalam dunia pengembangan perangkat lunak (software development) yang sangat dinamis, penanggung jawab proyek ataupun tim pengembangan software harus memperhatikan secara teliti setiap pada setiap fase dalam Software Development Life Cycle (SDLC) untuk menjamin keberhasilan dalam desain, pengembangan, dan pemeliharaan solusi software yang efektif. Dalam hal ini software development checklist template akan sangat membantu Anda memastikan keberhasilan pengembangan software.

Salah satu cara untuk mempertahankan integritas SDLC adalah melalui pelaksanaan audit berkala yang menilai setiap tahapan dari proses development. Berdasarkan pengalaman kami, setidaknya ada 6 aspek yang perlu di audit atau dicek dalam proses pengembangan software, yaitu pada fase planning, project management, development, quality assurance, deployment dan maintenance.

Audit software development sendiri merupakan proses untuk menilai requirement dan kualifikasi yang dibutuhkan agar dapat mengidentifikasi gap pada setiap fase development, dan memastikan tim IT memiliki visi yang sejalan dengan tujuan bisnis. Business process dari produk yang tidak efisien dapat menyebabkan peningkatan biaya development, maintenance produk yang mahal, dan penurunan kepuasan karyawan. Akibatnya, perusahaan dapat kehilangan kesempatan untuk mengungguli kompetitor, meningkatkan revenue, serta menjaga loyalitas dan kepuasan pelanggan.

Audit proyek software dapat dilakukan pada tahap Software Development Life Cycle (SDLC) mana pun. Semakin dini dimulai, semakin tinggi peluang untuk mengubah produk dengan cara yang hemat waktu dan biaya. Audit biasanya terdiri dari banyak fase berdasarkan kompleksitas proyek dan persyaratan spesifik. Artikel ini akan membantu Anda memahami dasar-dasar audit software development, termasuk studi kasus dan praktik yang dilakukan oleh tim ahli Badr Interactive.

Mengenal Software Development Life Cycle (SDLC)

SDLC adalah proses yang digunakan dalam industri software untuk menganalisis, mengembangkan, dan menguji software. Tujuan utama dari SDLC adalah untuk mengatur langkah-langkah inti dalam pengembangan software agar hasil akhirnya memiliki kualitas terbaik, sesuai dengan anggaran, kebutuhan bisnis, batasan waktu, serta tingkat keahlian tim pengembang.

The software development life cycle

Sebenarnya ada berbagai model SDLC software, setiap model memiliki serangkaian langkah unik dengan tujuan utama untuk memastikan keberhasilan pengembangan software. Beberapa contoh SDLC yang populer adalah waterfall, agile, iterative, spiral, dan lain sebagainya. Anda bisa baca artikel lebih lengkapnya terkait dengan berbagai metode pengembangan software disini.

Berikut ini adalah enam tahapan utama dalam SDLC:

1. Perencanaan

Tahap ini dimulai ketika kebutuhan bisnis diidentifikasi. Pertemuan dengan seluruh stakeholder seperti para supervisor, mitra, dan pelanggan diadakan untuk menentukan hal-hal penting. Adapun hal-hal yang didiskusikan meliputi: siapa yang akan menggunakan aplikasi ini, bagaimana aplikasi akan digunakan, dan informasi apa yang akan diproses oleh aplikasi. Pertanyaan-pertanyaan ini dijawab pada tahap perencanaan untuk memastikan bahwa semua kebutuhan telah dipahami dengan baik. Kemudian, sebuah dokumen spesifikasi kebutuhan dibuat sebagai panduan untuk tahap berikutnya, mencakup spesifikasi fungsional, bisnis, dan kebutuhan pengguna.

2. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah tahap paling krusial dalam SDLC. Pada tahap ini, anggota senior tim pengembang bekerja sama dengan ahli pemasaran dan industri untuk memahami secara mendalam esensi dari software yang akan dibuat, spesifikasi bisnis, serta positioning darisoftware tersebut di pasar. Hasil dari tahap ini adalah dokumen Software Requirements Specification (SRS), yang merinci solusi teknis dan risiko pengembangan yang perlu diantisipasi untuk memastikan kesuksesan proyek dengan risiko minimal.

3. Desain

Setelah tahap analisis kebutuhan, pimpinan proyek mengembangkan dokumen SRS yang akan menjadi panduan bagi software architecture dalam merancang solusi terbaik. Hasil dari pekerjaan arsitek adalah dokumen Spesifikasi Desain Sistem (SDS), yang menguraikan secara jelas modul arsitektur produk, aliran data, diagram komunikasi, serta integrasi pihak ketiga yang relevan. Desain ini kemudian ditinjau oleh para pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa risiko, anggaran, dan batasan waktu telah diperhitungkan dengan baik.

4. Implementasi

Pada tahap ini, pengembang mulai mengerjakan kode berdasarkan SRS dan SDS yang telah disusun. Kualitas dan kecepatan pengembangan sangat bergantung pada seberapa baik persiapan dokumen-dokumen ini. Jika tahap sebelumnya dilakukan dengan baik, maka proses pengembangan akan lebih lancar dan hasilnya lebih memuaskan. Pengalaman dan keahlian tim pengembang juga memainkan peran penting dalam memastikan bahwa software dikembangkan dengan efisien dan berkualitas tinggi.

5. Pengujian dan Integrasi

Setelah pengembangan selesai, software masuk ke tahap pengujian. Meskipun disebut tahap pengujian, pada kenyataannya, kesalahan yang ditemukan sering kali membawa proses kembali ke tahap pengembangan untuk diperbaiki, lalu diuji ulang hingga software mencapai kualitas yang diinginkan. Pengujian biasanya terdiri dari automatic testdan acceptance test yang dilakukan oleh pengguna untuk memastikan software berfungsi sesuai harapan.

6. Pemeliharaan

Setelah software dirilis, tim developer akan menerima umpan balik dari pengguna. Tahap pemeliharaan ini mencakup analisis umpan balik dan perbaikan yang diperlukan. Proses ini bisa berlanjut melalui beberapa iterasi, terutama dalam metode Agile, di mana fokus utama adalah merilis produk yang berfungsi dengan cepat dan menambahkan fitur-fitur baru dalam siklus pengembangan berikutnya.

Melalui tahapan-tahapan SDLC ini, tim pengembang dapat memastikan bahwa software yang dihasilkan memenuhi kebutuhan bisnis dengan kualitas terbaik.

Siapa yang Membutuhkan Audit Proses Software Development

Audit software development adalah proses review untuk mendeteksi hambatan, tantangan, dan potensi risiko dalam proses pengembangan software. Audit ini mencakup evaluasi kinerja tim IT untuk menentukan gap dari aktivitas yang dilakukan dengan proses ideal yang semestinya sudah dilakukan, termasuk siapa yang terlibat menjadi Person in Charge (PIC) di dalamnya. Beberapa alasan umum untuk melakukan audit software development adalah:

  • Perlunya melakukan observasi ketika aktivitas development tidak berjalan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
  • Evaluasi terhadap teknologi yang digunakan, infrastruktur, dan struktur organisasi
  • Kekhawatiran tentang kualitas kode sumber (source code) karena kinerja yang rentan, lambat, serta maintenance yang mahal.
  • Masalah seperti penundaan yang sering terjadi sehingga meningkatkan biaya pemeliharaan (maintenance)
  • Kebutuhan atas UI/UX yang tepat guna karena adanya laporan dari end-user tentang navigation yang tidak intuitif.
  • Sistem yang dikembangkan ternyata tidak berdampak signifikan terhadap performa bisnis.
  • Kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi tim teknis agar mencapai level skalabilitas yang dibutuhkan.

Manfaat Utama dari Audit Proses Software Development

  1. Meminimalisir Risiko Potensial dan Mengidentifikasi Hambatan
    Audit membantu memvalidasi titik pertumbuhan potensial, area peningkatan, dan hambatan. Auditor menilai seluruh SDLC, tools infrastruktur, dan struktur organisasi, lalu menyiapkan rekomendasi dan best practice untuk perbaikan.
  2. Memastikan Solusi Berfungsi dengan Baik
    Audit dapat memvalidasi solusi digital untuk menentukan inefisiensi yang menghalangi kestabilan kinerja. Misalnya, auditor dapat menganalisis source code analytics tools untuk memastikan fungsionalitas yang dirancang memantau dan mengukur data yang relevan.
  3. Mengoptimalkan Quality Assurance & Testing Performance
    Selain mengaudit SDLC, implementation cycle, dan tech-infrastruktur, audit juga memvalidasi quality assurance dan testing performance. Penyedia jasa audit membantu memvalidasi departemen QA, termasuk proses testing dan produktivitas tim.
  4. Mengidentifikasi Gap Antara Fitur dan Project Requirement
    Audit memastikan tidak ada ketidaksesuaian antara fungsionalitas yang diberikan dan project requirement. Auditor memberikan insight dan rekomendasi untuk memperbaiki atau mengoptimalkan fitur produk.

6 Langkah untuk Audit Software Development

  1. Fase Inisiasi Audit End-to-End
    Pada awalnya, vendor audit menyiapkan wawancara dengan core stakeholders untuk menentukan kepuasan dengan proses development. Selanjutnya, menganalisis misi, tujuan, dan aktivitas produk.
  2. Analisis Bisnis dan Requirement Gathering
    Setelah inisiasi, auditor biasanya menganalisis kebutuhan inti software dengan mewawancarai spesialis yang berhubungan dengan business analytics dan menetapkan acceptance criteria.
  3. Pengukuran Proses Software Development
    Auditor mengakses dokumentasi source code, mewawancarai anggota tim, dan melakukan audit manajemen tim klien. Mereka membuat laporan teknis yang menyoroti gap  antara produktivitas dan area perbaikan.
  4. Penilaian Struktur Organisasi & Keterampilan
    Auditor mengevaluasi kepuasan karyawan, efisiensi struktur organisasi, produktivitas tim, dan due diligence melalui penilaian keterampilan dan wawancara.
  5. Penilaian Infrastruktur Teknologi
    Setelah mengevaluasi human factor, auditor menganalisis infrastruktur teknologi untuk project management, bug fixing, customer service, lead generation, dan automated testing.
  6. Pelaporan, Rekomendasi, dan Hasil
    Tim audit eksternal menyiapkan laporan komprehensif dengan rekomendasi, rencana implementasi, dan temuan yang didukung insight. Mereka memberikan hasil audit kepada manajemen dan stakeholders untuk diskusi lebih lanjut.

Konten dalam Audit Software Development

Audit software development adalah proses penting yang bertujuan untuk menilai kualitas, efisiensi, dan efektivitas dari seluruh siklus pengembangan software. Melalui audit ini, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, mengevaluasi kesesuaian proses dengan best practices, dan memastikan bahwa produk akhir memenuhi kebutuhan bisnis serta standar kualitas yang ditetapkan. Audit ini mencakup berbagai aspek, mulai dari analisis requirement hingga penilaian infrastruktur teknologi, yang semuanya berkontribusi dalam menentukan keberhasilan proyek pengembangan software.

Konten audit software development tidak hanya melibatkan penilaian teknis seperti code review dan pengujian performa, tetapi juga mencakup evaluasi proses manajemen proyek, struktur organisasi, dan keterampilan tim. Dengan memahami setiap elemen yang diukur dalam audit, perusahaan dapat memperoleh gambaran menyeluruh tentang bagaimana proses development berjalan, mengidentifikasi gap yang ada, dan menerima rekomendasi yang dapat meningkatkan efisiensi, kualitas, serta kepuasan stakeholders terhadap hasil akhir yang dicapai.

StageActivities
PlanningRoadmap Visualization (Roadmap yang mudah divisualisasikan sangat penting untuk memberikan gambaran strategis tentang pengembangan produk kepada semua stakeholder. Roadmap ini harus jelas dan mudah dimengerti, membantu semua pihak memahami arah dan tujuan proyek.)
Deadlines and Deliverables (Roadmap harus menyertakan deadline dan hasil yang jelas untuk setiap tahap proyek. Hal ini penting untuk memastikan proses development sesuai dengan tujuan perusahaan dengan analisis dan persiapan durasi waktu pengembangan yang dibutuhkan sebelum inisiatif development dimulai)
Stakeholder Communication (Komunikasi yang efektif mengenai ruang lingkup, tujuan, dan biaya proyek kepada semua pemangku kepentingan sangat penting. Pendekatan umpan balik dua arah akan membantu menjaga semua pihak tetap diberi informasi tentang rencana dan kemajuan produk.)
Pemilihan Technology Stack (Memilih teknologi yang tepat sangat penting untuk memastikan bahwa produk/service yang dikembangkan dapat diandalkan dan mampu memiliki performa yang baik)
Project ManagementTask Breakdown (Anggota tim harus mampu membagi tugas yang kompleks menjadi komponen yang lebih kecil untuk mendorong kreativitas, inovasi, dan fleksibilitas. Hal ini akan membantu dalam menangani masalah dengan lebih efektif dan meningkatkan produktivitas tim.)
Milestone Tracking (Manajemen proyek yang tidak memiliki milestone yang jelas biasanya akan mengarah kepada kurangnya urgensi, lemahnya motivasi tim hingga arah pengembangan yang tidak jelas. Melacak milestone penting untuk menjaga proyek tetap pada jalurnya, visualisasi kemajuan proyek dan mengidentifikasi potensi masalah lebih awal.)
Sprint Responsibilities (Mengidentifikasi tugas yang dilakukan per sprint adalah kunci untuk manajemen proyek yang efektif. Setiap anggota tim harus memiliki tanggung jawab yang jelas untuk memastikan semua tugas terlaksana dengan baik.)
Milestone Dates (Menetapkan tanggal target untuk setiap hasil milestone penting untuk menjaga prioritas pengembangan dan keberhasilan proyek. Tanpa tenggat waktu yang jelas, proyek bisa kehilangan fokus dan menghadapi keterlambatan yang tidak perlu.)
Activity Relationships (Mengidentifikasi hubungan dan ketergantungan antara berbagai aktivitas sangat penting untuk pelaksanaan proyek yang sukses.)
DevelopmentShared Vision (Tim pengembangan harus memiliki visi bersama tentang kebutuhan proyek untuk memastikan kolaborasi yang efisien dan motivasi yang tinggi. Visi bersama ini membantu dalam mencapai hasil produk yang ditetapkan.)
Database Architecture (Arsitektur database yang dirancang dengan baik dengan nama entitas yang deskriptif penting untuk mengumpulkan, mengintegrasikan, menyimpan, dan mengirimkan data yang berfokus pada bisnis dengan efisien. Ini membantu dalam meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih baik.)
Database Backup and Migration (Implementasi backup dan migrasi sangat penting untuk melindungi data dari potensi kehilangan. Hal ini memastikan bahwa struktur database dapat dipulihkan atau dimigrasikan tanpa kehilangan data yang penting.)
Quality AssuranceQA Documentation (Dokumentasi jaminan kualitas yang mudah diakses membantu standarisasi proses, memperjelas terminologi, menetapkan milestone spesifik, dan menyelaraskan tim teknis. Hal ini memastikan bahwa semua anggota tim memiliki panduan yang jelas untuk mengelola kualitas produk.)
Testing Approaches (Menggunakan berbagai pendekatan dan metode pengujian kualitas membantu dalam memastikan bahwa produk diuji secara menyeluruh dan efisien. Berbagai jenis pengujian seperti pengujian unit, komponen, integrasi, end-to-end, kinerja, regresi, dan sanity testing membantu dalam menemukan dan memperbaiki masalah dengan lebih efektif.)
DeploymentDeployment Strategy (Strategi deployment yang jelas dan terdokumentasi membantu dalam mengelola proses deployment dengan lebih baik termasuk rencana rollback untuk mengatasi masalah yang mungkin muncul selama deployment.)
Environment Consistency (Konsistensi antara lingkungan pengembangan, staging, dan produksi penting untuk memastikan bahwa aplikasi diuji dalam kondisi yang mereplikasi lingkungan produksi sebanyak mungkin. Ini membantu dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah sebelum aplikasi diluncurkan ke produksi.)
Monitoring and Logging (Sistem monitoring dan logging yang andal penting untuk mengawasi metrik kinerja utama dan mencatat log kesalahan. Hal ini bermanfaat untuk mendiagnosis masalah dan pemeliharaan aplikasi setelah diluncurkan.)
MaintenanceSupport Plan (Rencana dukungan dan pemeliharaan yang jelas membantu dalam memastikan bahwa aplikasi tetap berjalan dengan baik setelah diluncurkan. Ini mencakup pemantauan rutin, pembaruan sistem, dan manajemen bug.)
User Feedback Integration (Mekanisme untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan umpan balik pengguna secara teratur membantu dalam perbaikan berkelanjutan dari produk. Umpan balik ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan meningkatkan pengalaman pengguna.)

Penutup

Audit proses software development memastikan keselarasan antara tujuan bisnis dan hasil teknis, mengidentifikasi hambatan, growth point, hidden cost, dan penurunan kepuasan karyawan. Badr Interactive merekomendasikan audit software sebelum implementasi, pengembangan, dan penskalaan produk. Hubungi kami untuk menjadwalkan meeting konsultasi dan penawaran solusi berbasis dari para expert kami!

FAQ

Q: Apa itu audit software development dan mengapa penting?

A: Audit software development adalah proses penilaian menyeluruh terhadap seluruh siklus pengembangan perangkat lunak untuk memastikan bahwa setiap tahap berjalan sesuai standar dan best practice. Ini penting karena membantu mengidentifikasi gap, mengurangi risiko, dan memastikan bahwa hasil akhir memenuhi kebutuhan bisnis serta standar kualitas yang ditetapkan.

Q: Kapan waktu yang tepat untuk melakukan audit software development?

A: Audit dapat dilakukan pada tahap mana pun dalam Software Development Life Cycle (SDLC). Namun, semakin dini audit dilakukan, semakin besar peluang untuk melakukan perbaikan yang hemat biaya dan waktu. Audit sebelum implementasi, selama pengembangan, atau sebelum penskalaan produk sangat disarankan.

Q:  Apa saja aspek utama yang dinilai dalam audit software development?

A: Audit software development mencakup berbagai aspek, termasuk perencanaan, manajemen proyek, pengembangan, jaminan kualitas (QA), deployment, dan pemeliharaan. Setiap aspek ini dievaluasi untuk memastikan keselarasan dengan tujuan bisnis, efisiensi proses, dan kualitas produk akhir.

Q: Bagaimana audit software development dapat meningkatkan efisiensi tim pengembang?

A: Dengan mengidentifikasi hambatan, gap dalam keterampilan, atau inefisiensi dalam proses, audit memberikan wawasan yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas tim, mengoptimalkan alur kerja, dan memastikan bahwa setiap anggota tim memiliki peran yang jelas dan sesuai dengan keahlian mereka.

Q: Apa keuntungan utama dari melakukan audit software development secara berkala?

A: Keuntungan utama dari melakukan audit secara berkala adalah kemampuan untuk secara proaktif mengidentifikasi dan mengatasi masalah sebelum menjadi besar, menjaga kualitas produk tetap tinggi, mengurangi biaya pemeliharaan, dan memastikan bahwa produk terus berkembang sesuai dengan kebutuhan bisnis dan feedback pengguna.

Share the article

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Free Guidebook

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Guidebook

You dream it.

We build it!

We provide several bonuses FOR FREE to help you in making decisions to develop your own system/application.

  • Risk Free Development Trial 
  • Zero Requirement and Consultation Cost 
  • Free Website/Mobile Audit Performance

Our Services

Software Development • Quality Assurance • Big Data Solution • Infrastructure • IT Training

You might also like

Software development risk management

Template Risk Management Plan untuk Proyek IT: Strategi, Implementasi, dan Praktik Terbaik

Software Requirements Specification

Software Requirements Specification: A Detailed Overview 

Business Requirements Document (BRD) software development project

[Free Download] Template Business Requirements Document (BRD) dalam Proyek IT

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Signup for Free Software Development Guidebook: Input Email. Submit me.