Ini Pentingnya Disaster Recovery Plan Bagi Industri Bisnis e-Commerce dan Retail

Plan
Contents

Share the article

Contents

Bisnis e-commerce dan retail sangat bergantung pada infrastruktur teknologi informasi, baik untuk transaksi pelanggan, manajemen, stok, hingga layanan pelanggan. Bayangkan jika sebuah marketplace mengadakan promo besar-besaran, ribuan pelanggan mengakses website secara bersamaan, lalu tiba-tiba website down!

Transaksi terhenti, pelanggan bisa jadi emosi lalu kabur ke kompetitor, dan bisnis Anda kehilangan omzet puluhan juta dalam hitungan menit. Atau kasus lain, website tiba-tiba mengalami serangan cyber yang membuat data dan informasi pelanggan diretas. Kepercayaan pelanggan berkurang dan berdampak pada bisnis Anda. 

Hal itu mungkin saja terjadi. Tanpa Disaster Recovery Plan (DRP) yang baik, downtime, serangan cyber, kegagalan sistem, hingga kehilangan data yang berkepanjangan bisa merugikan finansial yang signifikan. 

Lalu apa saja pentingnya Disaster Recovery Plan bagi industri bisnis e-commerce dan retail? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini. 

Apa Itu Disaster Recovery Plan?

Disaster Recovery Plan (DRP) adalah strategi yang dirancang untuk membantu bisnis memulihkan sistem IT dan operasional setelah terjadi gangguan besar, seperti serangan cyber, kegagalan hardware, pemadaman listrik, serta ancaman lainnya. 

Beberapa ancaman teknologi yang mengancam bisnis e-commerce dan retail, seperti: 

  • Serangan Siber dan Ransomware

Serangan siber terhadap bisnis e-commerce semakin meningkat. Menurut Cybersecurity Ventures, ransomware diperkirakan akan merugikan bisnis global hingga $265 miliar per tahun pada 2031. 

E-commerce yang menyimpan data pelanggan dan informasi keuangan menjadi target utama para peretas. Serangan seperti DDoS, phishing, dan malware dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan pelanggan dan denda hukum akibat kebocoran data.

  • Downtime dan Gangguan Operasional

Ketika platform e-commerce atau sistem POS (Point of Sale) retail mengalami kegagalan, penjualan langsung terhenti. Amazon pernah mengalami downtime selama 40 menit yang menyebabkan kerugian hingga $5 juta. 

Bagi bisnis kecil hingga menengah, kehilangan akses ke sistem transaksi hanya dalam beberapa jam bisa sangat merugikan, baik dari sisi finansial maupun reputasi.

  • Kehilangan Data Akibat Kegagalan Sistem

Tanpa sistem backup yang baik, kegagalan perangkat keras atau kesalahan manusia bisa mengakibatkan kehilangan data pelanggan dan transaksi. Hal ini dapat merusak operasional dan berujung pada denda jika bisnis tidak mematuhi regulasi perlindungan data seperti GDPR atau ISO 27001.

Di sinilah peran DRP. DRP bertujuan untuk mengurangi downtime, melindungi data penting, dan memastikan kelangsungan bisnis dengan prosedur recovery yang terstruktur. Dikutip dari ibm.com, DRP yang solid membantu memulihkan konektivitas dan memulihkan data dengan cepat dan efektif setelah terjadi bencana. 

Tidak heran jika perusahaan saat ini mulai berinvestasi pada produk keamanan. Menurut data Worldwide Semiannual Security Products Tracker oleh International Data Corporation, pendapatan global untuk produk keamanan mencapai USD 106,8 miliar pada tahun 2023 yang meningkat 15,6%.

BACA JUGA: Decoding Ransomware: Strategi Mitigasi Melawan Serangan Ransomware

Mengapa Bisnis Retail Membutuhkan Disaster Recovery Plan? 

Disaster Recovery Plan memainkan peran penting dalam manajemen risiko bisnis, khususnya pada industri e-commerce dan retail yang bergantung pada infrastruktur IT. 

Berikut ini manfaat dari Disaster Recovery Plan. 

  1. Memastikan Kelangsungan Operasional

Dengan DRP yang baik, bisnis dapat tetap berjalan meskipun terjadi gangguan. Sistem failover otomatis dan backup berbasis cloud memungkinkan layanan tetap tersedia meskipun ada serangan atau gangguan teknis.

  1. Meminimalkan Downtime dan Kerugian Finansial

Downtime bisa sangat merugikan, apalagi bisnis e-commerce beroperasi 24/7. Saat website tidak bisa diakses, perusahaan kehilangan penjualan dan mengurangi loyalitas pelanggan. Dengan DRP yang solid, bisnis dapat segera memulihkan sistem dalam hitungan menit atau jam, bukan hari.

  1. Melindungi Data Sensitif Pelanggan

DRP memastikan bahwa data pelanggan tetap aman melalui strategi backup terenkripsi dan pemulihan otomatis. Hal ini tentu meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap bisnis.

  1. Kepatuhan terhadap Regulasi

Banyak negara dan industri memiliki regulasi ketat terkait perlindungan data. Implementasi DRP membantu bisnis mematuhi standar keamanan seperti GDPR, PCI DSS, dan ISO 27001, menghindari denda, serta meningkatkan kredibilitas di mata pelanggan.

  1. Mengurangi Biaya Recovery 

Biaya recovery bisa sangat mahal jika terjadi bencana. Menurut Cost of Data Breach Report terbaru dari IBM, menyebutkan biaya rata-rata pelanggaran pada tahun 2023 adalah USD 4,45 juta yang meningkat 15% dari tiga tahun sebelumnya. 

Perusahaan dengan DRP yang baik secara signifikan bisa mengurangi biaya recovery bisnis dan dampak lain dari insiden yang tidak direncanakan. 

Komponen Penting dalam Menyusun Disaster Recovery Plan

Menyusun Disaster Recovery Plan (DRP) yang efektif memerlukan strategi yang matang dan implementasi yang terstruktur. Sebuah DRP yang baik harus mampu mengurangi risiko kehilangan data, memastikan kelangsungan operasional, dan memulihkan sistem dalam waktu sesingkat mungkin setelah terjadi bencana. 

Berikut beberapa langkah utama dalam menyusun DRP yang optimal bagi bisnis e-commerce dan retail.

1. Migrasi dan Integrasi Infrastruktur ke Cloud

Salah satu langkah paling krusial dalam DRP adalah memastikan infrastruktur IT telah terintegrasi dengan solusi berbasis cloud. Dengan memanfaatkan teknologi cloud, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi recovery data, memastikan redundansi yang lebih baik, dan mengurangi ketergantungan pada server fisik.

2. Menunjuk Tim Khusus untuk Recovery Bencana

Dalam setiap strategi recovery bencana, diperlukan Person In Charge (PIC) atau tim khusus yang bertanggung jawab atas eksekusi DRP. Tim ini harus memiliki pemahaman mendalam terhadap infrastruktur IT perusahaan dan mampu bertindak cepat dalam situasi darurat.

Tanggung jawab utama tim DRP meliputi:

  • Memastikan server dan sistem berjalan dengan optimal serta mendeteksi potensi gangguan sebelum terjadi.
  • Menyusun jadwal backup rutin baik di lokasi fisik maupun cloud untuk memastikan ketersediaan data dalam kondisi darurat.
  • Berkomunikasi dengan penyedia layanan cloud untuk memastikan sistem recovery berjalan sesuai kebutuhan bisnis.
  • Menyediakan laporan berkala kepada manajemen dan tim operasional terkait status recovery serta estimasi waktu normalisasi sistem.

3. Pengujian Disaster Recovery Secara Berkala

Menyusun DRP saja tidak cukup—perusahaan perlu melakukan pengujian secara berkala untuk memastikan rencana pemulihan berjalan efektif saat benar-benar dibutuhkan. Pengujian ini memungkinkan bisnis mengidentifikasi kelemahan dalam rencana dan melakukan perbaikan sebelum terjadi gangguan nyata.

Ada beberapa jenis pengujian DRP yang direkomendasikan:

  • Simulation Testing: Simulasi kondisi bencana seperti kegagalan server atau serangan siber untuk menguji respons sistem dan kesiapan tim IT.
  • Tabletop Testing: Diskusi skenario bencana di antara tim terkait untuk mengevaluasi efektivitas prosedur DRP secara teori tanpa mempengaruhi sistem produksi.
  • Full Interruption Testing: Penghentian sistem produksi secara penuh untuk menguji kemampuan pemulihan dalam kondisi nyata. Meskipun berisiko, pengujian ini memberikan insight paling akurat terhadap kesiapan DRP.

Melakukan pengujian berkala memastikan bahwa strategi pemulihan tetap relevan dengan perkembangan teknologi dan ancaman terbaru. Dengan demikian, bisnis e-commerce dan retail dapat merespons dengan cepat terhadap setiap insiden yang mengganggu operasional mereka.

Kesimpulan

Disaster Recovery Plan (DRP) bukan hanya langkah pencegahan, tetapi investasi penting untuk melindungi bisnis dari dampak buruk gangguan teknologi. Dalam industri e-commerce dan retail, di mana downtime dapat berarti kehilangan pendapatan jutaan rupiah per menit, memiliki strategi pemulihan yang andal adalah suatu keharusan.

Badr Interactive dapat membantu bisnis dalam mengembangkan dan menerapkan DRP yang efektif, memastikan keamanan data, kelangsungan operasional, dan kepatuhan terhadap regulasi. Dengan solusi berbasis teknologi modern, bisnis Anda dapat tetap tangguh dalam menghadapi segala tantangan IT.

Jangan tunggu hingga bencana terjadi! Lindungi bisnis Anda dengan Disaster Recovery Plan yang tepat bersama Badr Interactive. Konsultasikan kebutuhan Anda bersama tim Badr Interactive. 

Need the Right Digital Solution for Your Business?

We’re here to help you design the best digital solutions tailored to your business needs.

Share the article

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Free Guidebook

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Guidebook

You dream it.

We build it!

We provide several bonuses FOR FREE to help you in making decisions to develop your own system/application.

  • Risk Free Development Trial 
  • Zero Requirement and Consultation Cost 
  • Free Website/Mobile Audit Performance

Our Services

Software Development • Quality Assurance • Big Data Solution • Infrastructure • IT Training

You might also like

Network Penetration

Kenali Proses Network Penetration Testing untuk Meningkatkan Keamanan Website & Aplikasi Bisnis

Migrasi Server

7 Tips Sebelum Melakukan Migrasi IT Infrastructure ke Cloud untuk Bisnis Anda

Cyber Attack

13 Jenis Serangan Cyber di Era Digital yang Harus Diwaspadai

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Signup for Free Software Development Guidebook: Input Email. Submit me.