Sering kali, para pengambil keputusan seperti manajer, supervisor, maupun CEO menghadapi tantangan ketika menggunakan digital product berupa dashboard. Di tengah mobilitas yang tinggi, para pengambil keputusan tersebut tidak seharusnya hanya bergantung pada perangkat desktop melainkan butuh perangkat yang lebih fleksibel untuk memantau performa bisnis, mengakses data kapan saja dan dimana saja secara real time.
Mobile dashboard tidak hanya menyajikan visualisasi data yang ringkas dan jelas, tetapi memungkinkan stakeholder untuk melakukan analisis secara langsung, mengidentifikasi tren, dan merespons perubahan kondisi dengan lebih cepat.

Walaupun mobile dashboard punya banyak kelebihan, karakter perangkat mobile jelas berbeda dengan desktop, sehingga cara menampilkan data pun tidak bisa disamakan. Mari kita bahas kendala umum yang sering dialami pengguna saat diharuskan mengakses dashboard melalui perangkat mobile.
Keterbatasan Ukuran Layar
Layar mobile memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan desktop, sehingga ruang untuk menampilkan data menjadi terbatas. Chart atau tabel yang biasanya terlihat jelas di layar desktop akan tampak terlalu penuh dan sulit terbaca di layar mobile. Oleh karena itu, designer perlu menata ulang layout dashboard dan menampilkan data dengan jelas agar informasi tetap mudah dipahami.
Komposisi Data yang Terlalu Padat
Ketika dashboard dipindahkan ke perangkat mobile, kadang kita memiliki keinginan untuk tetap menampilkan semua data supaya informasi yang ditampilkan tetap utuh. Namun, hal ini tidak bisa dipaksakan karena dapat menimbulkan data overload yang membuat user bingung. Selain itu desktop dashboard dan mobile dashboard memiliki dimensi yang berbeda baik dari sisi desain, fungsionalitas, maupun interaksi. Alhasil bukannya menjadi alat bantu keputusan bagi pengguna, dashboard justru menjadi kendala karena informasi terlalu padat dan tidak terarah.
Perbedaan Interaksi Desktop dan Mobile

Ketika menggunakan perangkat desktop, pengguna bisa mengarahkan pointer ke suatu bagian chart (hover) untuk langsung melihat detail informasi data pada dashboard. Namun, di perangkat mobile tidak dapat dilakukan karena interaksinya bergantung pada sentuhan layar (touch) sedangkan interaksi di desktop dilakukan dengan mouse dan keyboard (click).
Dengan demikian, desain dashboard pada perangkat mobile perlu menyesuaikan. Navigasi sebaiknya dibuat lebih sederhana, sementara informasi tambahan ditampilkan melalui mekanisme lain agar pengguna tetap dapat mengakses detail data tanpa kesulitan.
Best Practice: Panduan Merancang Mobile Dashboard
Dari kendala umum diatas, dibutuhkan pendekatan desain yang tepat agar mobile dashboard tidak hanya terlihat menarik, tetapi juga berfungsi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Berikut beberapa best practice yang bisa menjadi panduan dalam merancang desain dashboard untuk perangkat mobile.
1. Penggunaan Warna

Pemilihan warna untuk teks, angka, dan grafik sebaiknya menggunakan kombinasi kontras yang tetap selaras dengan brand identity proyek. Tujuannya agar informasi tetap jelas dan mudah dibaca pada layar berukuran kecil.
Untuk menyoroti data penting pada donut chart, Anda dapat memilih warna cerah seperti biru tua, hijau, atau oranye. Misalnya, oranye dapat dipakai untuk menandai “wilayah dengan revenue tertinggi” sehingga tampilanl lebih menonjol, sementara warna lain berfungsi membedakan “revenue dari wilayah lainnya”.
Pada bar chart, sebaiknya gunakan maksimal empat warna berbeda. Terlalu banyak warna atau pilihan warna yang terlalu lembut justru membuat visualisasi data membingungkan, terutama ketika ditampilkan di perangkat mobile.
2. Penataan Layout dan Hierarki Informasi
Sebaiknya layout dashboard di perangkat mobile dibuat sederhana agar mudah dipahami dalam layar kecil. Salah satu cara agar tampilan tidak terlihat penuh adalah dengan menggunakan card layout untuk membagi informasi menjadi bagian-bagian kecil
Anda sebaiknya menyusun konten sesuai prioritas. Jika membuat executive dashboard, mulailah dengan menempatkan ringkasan KPI utama pada section pertama, tren pertumbuhan bisnis pada section kedua, dan perbandingan unit bisnis pada section ketiga. Manfaatkan white space agar tampilan tetap rapi. Dengan begitu, pengguna dapat lebih mudah fokus pada informasi utama.
3. Interaksi yang Mudah

Interaksi pada mobile dashboard sebaiknya menyesuaikan kebiasaan pengguna perangkat mobile, seperti swipe untuk berpindah halaman, tap untuk membuka detail, atau pinch untuk memperbesar grafik. Untuk menampilkan informasi tambahan pada chart, gunakan tooltip, sementara annotation pada grafik dapat membantu pengguna menangkap insight penting dengan cepat. Manfaatkan juga filter sederhana seperti dropdown atau toggle yang ditempatkan di bagian atas layar agar analisis data menjadi lebih mudah.
4. Dashboard yang Fleksibel
Mobile dashboard sebaiknya dirancang fleksibel agar mudah disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Data yang ditampilkan dapat diganti sesuai konteks, misalnya revenue atau customer satisfaction. Untuk visualisasi, pilih chart sederhana, seperti bar, line, atau donut yang lebih mudah dipahami pengguna. Filter pun dapat ditambah atau dikurangi agar analisis data lebih praktis. Pada akhirnya, fleksibilitas dalam membuat template dashboard menjadikannya alat yang relevan sekaligus efektif untuk berbagai kebutuhan bisnis.
Kesimpulan
Mobile dashboard adalah salah satu solusi tepat bagi para pengambil keputusan untuk memantau performa bisnis di tengah mobilitas yang tinggi. Dashboard versi mobile membutuhkan penyesuaian design dari desktop dashboard. Dengan memperhatikan aspek warna yang kontras, penataan layout yang rapi, dan interaksi yang sesuai dengan kebiasaan pengguna. Mobile dashboard dapat diandalkan untuk menganalisis data, membaca tren, dan mengambil keputusan bisnis dengan cepat dan tepat, kapan pun dan di mana pun.
Ingin langsung praktek membuat mobile dashboard? BADR Interactive telah menyiapkan free template mobile dashboard untuk membantu Anda memulai dan merancang dashboard yang efektif dengan lebih mudah.