Di era Big Data dan transformasi digital yang serba cepat, kualitas data menjadi salah satu faktor kunci yang menentukan keberhasilan analisis, strategi bisnis, dan pengambilan keputusan. Data yang akurat dapat menjadi aset berharga yang mendorong inovasi, sedangkan data yang salah dapat menyesatkan arah perusahaan dan menyebabkan kerugian besar.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh tim Quality Assurance (QA) adalah data error kesalahan atau ketidaksesuaian dalam data yang mengganggu integritas dan akurasi informasi. Kesalahan ini bisa muncul dari berbagai sumber: kesalahan input manual, kerusakan sistem, hingga bug pada perangkat lunak.
Bagi QA, kemampuan mengidentifikasi, menguji, dan memperbaiki data error bukan sekadar keterampilan teknis, tetapi juga bagian dari strategi untuk menjaga reputasi perusahaan, mengoptimalkan proses bisnis, dan meminimalkan risiko. Tanpa kontrol kualitas data yang memadai, bahkan sistem analitik tercanggih sekalipun dapat menghasilkan insight yang keliru.
Oleh karena itu, memahami jenis-jenis data error serta metode terbaik untuk mengujinya adalah langkah penting bagi setiap profesional QA. Dalam artikel ini, kita akan membahas 5 jenis data error yang paling sering ditemui beserta cara-cara efektif untuk mendeteksi dan mengatasinya.
1. Human Error

Human error adalah salah satu penyebab paling umum dari data error. Kesalahan ini terjadi akibat faktor manusia, seperti salah input data, penggunaan format yang tidak tepat, atau pengabaian prosedur standar operasional (SOP). Dalam konteks pengolahan data, human error dapat berupa salah ketik (typo), angka yang tertukar, data yang tidak lengkap, atau pemilihan opsi yang salah pada sistem.
Beberapa penyebab umum human error antara lain:
- Kelelahan dan stres kerja yang mempengaruhi fokus dan akurasi.
- Kurangnya pelatihan sehingga operator tidak memahami prosedur atau sistem.
- Pengabaian SOP karena terburu-buru atau ingin menyelesaikan pekerjaan lebih cepat.
- Kompleksitas sistem yang membingungkan pengguna baru.
Jika tidak ditangani, human error dapat menimbulkan efek berantai, misalnya data keuangan yang salah input bisa mempengaruhi laporan keuangan bulanan dan mengarah pada keputusan bisnis yang keliru.
Cara Menguji:
Metode Pengujian | Deskripsi | Contoh Penerapan |
Validasi Otomatis | Menerapkan rule-based validation di form input untuk mencegah kesalahan format atau nilai yang tidak logis | Sistem menolak tanggal lahir yang lebih besar dari tanggal hari ini |
Double Entry System | Dua operator berbeda memasukkan data yang sama, kemudian hasilnya dibandingkan untuk mendeteksi perbedaan | Entri data medis oleh dua staf administrasi lalu sistem memeriksa perbedaan input |
Audit Sampling | Memeriksa sampel data secara acak untuk memastikan akurasi | Mengecek 50 data pelanggan secara manual dari total 10.000 data yang tersimpan |
User Feedback Mechanism (opsional) | Memberi konfirmasi atau notifikasi kepada pengguna setelah data diinput untuk ditinjau ulang sebelum disimpan | Menampilkan ringkasan data pemesanan kepada pelanggan sebelum tombol “Konfirmasi Pesanan” ditekan |
2. Systematic Error

Systematic error adalah jenis kesalahan yang memiliki pola tetap dan terjadi secara konsisten pada proses pengumpulan atau pengolahan data. Berbeda dengan random error yang terjadi secara acak, systematic error biasanya bersumber dari masalah yang dapat diprediksi, seperti kesalahan pada alat ukur, metode pengukuran yang salah, atau prosedur yang tidak tepat.
Contoh paling umum adalah alat ukur yang tidak dikalibrasi dengan benar sehingga setiap hasil pengukuran memiliki bias tertentu. Misalnya, timbangan yang selalu menunjukkan berat 0,5 kg lebih berat dari berat sebenarnya. Dalam konteks data digital, systematic error juga bisa terjadi ketika algoritma pengolahan data memiliki kesalahan logika yang menyebabkan bias konsisten.
Jika tidak segera terdeteksi, systematic error dapat memberikan hasil yang terlihat “konsisten” tetapi sebenarnya salah, sehingga dapat menyesatkan analisis dan keputusan yang diambil.
Cara Menguji
Metode Pengujian | Deskripsi | Contoh Penerapan |
Kalibrasi Alat | Menguji dan menyesuaikan alat ukur menggunakan standar acuan yang telah diakui | Mengkalibrasi timbangan dengan beban standar 1 kg |
Cross-Verification | Membandingkan hasil pengukuran dengan metode atau alat yang berbeda | Mengukur suhu ruangan dengan dua termometer yang berbeda merek |
Trend Analysis | Menganalisis pola data dari waktu ke waktu untuk menemukan kesalahan berulang atau bias tetap | Menggunakan control chart untuk memantau tren kesalahan sensor |
Pengujian Data Dummy (opsional) | Menggunakan dataset uji dengan hasil yang sudah diketahui | Memasukkan data contoh ke sistem untuk memastikan hasil sesuai harapan |
3. Random Error
Random error adalah kesalahan yang muncul secara acak dan tidak memiliki pola tertentu, sehingga sulit diprediksi. Kesalahan ini biasanya terjadi akibat variabilitas lingkungan (misalnya perubahan suhu atau kelembaban), perbedaan individu dalam melakukan prosedur, atau gangguan sesaat pada perangkat atau jaringan.
Tidak seperti systematic error yang konsisten, random error dapat menghasilkan data yang bervariasi tanpa alasan yang jelas. Meskipun sulit dihilangkan sepenuhnya, random error dapat diminimalkan dengan pengambilan data yang hati-hati, pengulangan pengukuran, dan penerapan metode statistik.
Cara Menguji :
Metode Pengujian | Deskripsi | Contoh Penerapan |
Statistical Analysis | Menggunakan metode statistik seperti standard deviation atau variance untuk mendeteksi variasi abnormal | Menghitung simpangan baku data pengukuran suhu harian untuk melihat adanya anomali |
Multiple Measurement | Melakukan pengambilan data beberapa kali untuk menguji konsistensi hasil | Mengukur tegangan listrik lima kali berturut-turut untuk melihat perbedaan hasil |
Anomaly Detection Tools | Menerapkan algoritma machine learning atau software khusus untuk mendeteksi nilai yang menyimpang | Menggunakan model isolation forest untuk mendeteksi transaksi yang mencurigakan |
4. Data Corruption

Data corruption adalah kondisi di mana data mengalami kerusakan sehingga tidak dapat digunakan atau dipercaya. Kerusakan ini dapat terjadi saat data disimpan, diproses, atau dikirimkan. Penyebab umum meliputi kegagalan perangkat keras (misalnya kerusakan hard disk), bug perangkat lunak, gangguan jaringan saat transfer data, atau serangan malware yang memodifikasi isi data.
Kerusakan data bisa bersifat parsial (sebagian file rusak) atau total (file tidak dapat dibuka sama sekali). Jika tidak diantisipasi, data corruption dapat menyebabkan hilangnya informasi penting dan mengganggu proses bisnis.
Cara Menguji :
Metode Pengujian | Deskripsi | Contoh Penerapan |
Checksum / Hash Verification | Membandingkan hash file asli dengan hash file yang diterima untuk memastikan tidak ada perubahan data | Menggunakan SHA-256 untuk memverifikasi integritas file instalasi perangkat lunak |
Backup Testing | Menguji proses pemulihan data dari backup untuk memastikan data tersimpan utuh | Melakukan restore file database dari backup mingguan dan memeriksa konsistensi data |
Error Detection Tools | Menggunakan sistem file atau perangkat penyimpanan dengan error-correcting code (ECC) | Server penyimpanan yang otomatis memperbaiki bit error pada saat membaca data |
5. Logical Error

Logical error adalah kesalahan yang terjadi pada logika atau algoritma suatu program, sehingga menghasilkan output yang salah meskipun kode berjalan normal tanpa error sintaks. Kesalahan ini biasanya muncul karena kesalahan perancangan alur logika, perhitungan yang keliru, atau kondisi yang tidak ditangani dengan benar.
Contoh umum logical error termasuk penggunaan rumus matematika yang salah, urutan eksekusi perintah yang tidak sesuai, atau kondisi if-else yang tidak mencakup semua kemungkinan input. Karena sifatnya tidak menyebabkan program berhenti, logical error sering kali sulit terdeteksi tanpa pengujian yang menyeluruh.
Cara Menguji :
Metode Pengujian | Deskripsi | Contoh Penerapan |
Unit Testing | Menguji setiap fungsi atau modul program secara terpisah untuk memverifikasi logika | Menguji fungsi perhitungan pajak untuk memastikan hasil sesuai rumus yang benar |
Boundary Testing | Menguji input pada batas nilai minimum, maksimum, dan di luar batas untuk memastikan respon tepat | Menguji input umur 0, 150, dan -1 pada sistem registrasi |
Code Review | Melakukan pemeriksaan kode oleh rekan tim (peer review) untuk menemukan kesalahan logika | Developer lain memeriksa algoritma pencarian untuk memastikan hasil yang relevan |
Kesimpulan
Data error merupakan salah satu tantangan terbesar dalam menjaga kualitas dan integritas data. Kesalahan yang tampak sepele dapat berujung pada analisis yang menyesatkan, keputusan yang keliru, bahkan kerugian finansial bagi perusahaan. Oleh karena itu, peran QA (Quality Assurance) data menjadi sangat krusial dalam memastikan bahwa setiap informasi yang digunakan telah melalui proses verifikasi dan validasi yang ketat.
Mulai dari human error yang dapat diminimalkan dengan validasi otomatis, systematic error yang perlu dikendalikan melalui kalibrasi, hingga logical error yang memerlukan pengujian logika program setiap jenis kesalahan memiliki metode pengujian yang tepat. Menguasai teknik-teknik tersebut akan membantu QA memastikan data yang dihasilkan benar-benar akurat, konsisten, dan dapat diandalkan.
Di era Big Data dan transformasi digital saat ini, kualitas data adalah fondasi dari setiap strategi bisnis yang sukses. Perusahaan yang mampu menjaga integritas datanya akan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan dan meraih peluang baru di pasar.
Jika Anda ingin membangun proses QA data yang handal, otomatis, dan terukur, tim Badr Interactive siap membantu merancang, mengimplementasikan, dan mengoptimalkan sistem validasi data yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Hubungi kami sekarang dan pastikan data Anda menjadi aset yang benar-benar bernilai.
Need the Right Digital Solution for Your Business?
We’re here to help you design the best digital solutions tailored to your business needs.
FAQ
Tidak sepenuhnya. Beberapa jenis kesalahan, seperti random error, sulit dihilangkan total karena sifatnya yang acak. Namun, kesalahan dapat diminimalkan dengan kombinasi proses manual (pemeriksaan manusia), otomasi (validasi otomatis dan monitoring), serta pelatihan tim secara berkala untuk meningkatkan kesadaran akan kualitas data.
Frekuensi pengujian bergantung pada jenis data dan tingkat kritikalnya. Untuk data operasional atau data yang mempengaruhi keputusan cepat, pengujian idealnya dilakukan secara real-time atau setiap hari. Sedangkan untuk data arsip atau data pendukung analisis, pengujian dapat dilakukan secara mingguan atau bulanan.
Tidak selalu. QA dapat menggunakan metode manual untuk dataset kecil. Namun, untuk dataset besar atau proses yang membutuhkan efisiensi tinggi, penggunaan software seperti Trifacta, atau OpenRefine akan sangat membantu dalam proses data cleaning, validasi, dan deteksi anomali secara otomatis.