Pernahkah Anda mendengar istilah Intrapreneur dan Intrapreneurship sebelumnya? Kedua istilah ini belakangan sering dibicarakan oleh banyak orang di keseharian. Sekilas, kedua istilah ini sama seperti Entrepreneur atau yang biasa kita sebut sebagai wirausaha. Tapi tahukah Anda, jika Entrepreneur dan Intrapreneur adalah dua hal yang berbeda.
Singkatnya, Intrapreneur adalah seseorang yang diandalkan di sebuah perusahaan dan diberikan kepercayaan lebih untuk bertanggung jawab penuh dalam sebuah proyek. Konsep Intrapreneur ini bisa muncul jika perusahaan melakukan komunikasi dua arah dengan para karyawannya.
Lalu, apa konsep Intrapreneur yang sebenarnya? Simak ulasan selengkapnya dari Badr Interactive mengenai Intrapreneur dan manfaatnya berikut ini!
Pengertian
Intrapreneur adalah seseorang yang memiliki jiwa entrepreneur meskipun dirinya masih berstatus menjadi seorang karyawan maupun staf pada perusahaannya. Biasanya, seorang Intrapreneur memiliki kemampuan untuk problem solving, leadership, dan juga manajerial SDM maupun bisnis yang baik.
Menjadi karyawan dengan skill yang kompeten tentu akan menjadi sebuah aset bagi perusahaan, dalam hal ini Intrapreneur adalah sosok yang diandalkan oleh perusahaan untuk membuat produk maupun inovasi bagi perusahaannya.
Hadirnya seseorang yang memiliki jiwa Intrapreneur akan menciptakan suasana kompetitif secara positif di lingkungan perusahaan. Mereka ini lah yang akan menghasilkan ide-ide baru dan inovasi yang nantinya bisa digunakan oleh perusahaan dalam melahirkan skema-skema bisnis baru.
Berikut adalah pengertian mengenai Intrapreneur dari para ahli:
- Budiharjo (2011)
Intrapreneur adalah seorang yang memfokuskan pada inovasi dan kreatifitas dan yang mentransformasi suatu mimpi atau gagasan menjadi usaha yang menguntungkan yang dioperasikannya dalam lingkup lingkungan perusahaan. Oleh karena itu, agar sukses intrapreneurship harus diimplementasikan dalam strategi perusahaan.
- Harris (2009)
Intrapreneur adalah karyawan di perusahaan yang berani untuk mengambil risiko.
- Sukmadi (2008)
Intrapreneur adalah kewirausahaan yang terjadi di dalam sebuah organisasi yang merupakan jembatan kesenjangan antara ilmu dengan keinginan pasar.
- Sofyan Ramadhan (2012)
Intrapreneur adalah sikap dan jiwa entrepreneurship yang harus dimiliki seseorang, semacam internal driven seseorang yang mampu bekerja mandiri dalam suatu unit/organisasi.
- Hisrich (2001)
Intrapreneur adalah suatu metode untuk merangsang dan kemudian memanfaatkan individu dalam suatu organisasi yang berpikir bahwa sesuatu dapat dilakukan secara berbeda dan baik.
Lalu, bagaimana dengan Intrapreneurship? Intrapreneurship adalah sebuah sistem yang menciptakan, membentuk, dan mendorong para karyawan dalam perusahaan untuk memiliki jiwa Intrapreneur.
Adanya sistem ini di dalam perusahaan akan menciptakan lingkungan kerja yang kooperatif dan dari sisi karyawan, tentu akan membuat mereka lebih berkembang baik dari soft skill maupun hard skill yang mereka miliki. Cara utama untuk menciptakan sistem ini adalah dengan memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengembangkan ide dan juga bertanggung jawab penuh pada hasil akhir nantinya.
Hal apa saja yang bisa Anda persiapkan untuk menjadi seorang Intrapreneur? Simak penjelasannya berikut ini!
Karakteristik
Jika Anda ingin memiliki jiwa Intrapreneur adalah hal yang tidak bisa dimiliki semua orang, karena Anda harus memiliki karakteristik seorang Intrapreneur yang harus memiliki motivasi diri yang kuat dan juga inovatif. Berikut ini adalah karakteristik yang wajib dimiliki oleh seorang Intrapreneur:
1. Berani Mengambil Resiko
Karakteristik pertama yang dimiliki Intrapreneur adalah keberanian mengambil resiko sebagai langkah utama untuk melakukan sebuah inovasi. Selain itu, Intrapreneur juga dituntut untuk bisa menjadi orang yang memiliki skill problem solving saat menghadapi masalah-masalah baru.
2. Inovatif
Seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya, Intrapreneur adalah seseorang yang memiliki pemikiran yang inovatif dan mampu untuk melihat peluang apa saja yang bisa membantu keberhasilannya. Seorang Intrapreneur juga harus kreatif dan senang dalam melakukan banyak hal baru.
3. Kepemimpinan
Seorang Intrapreneur adalah ia yang memiliki jiwa kepemimpinan di dalam dirinya dan telah mempunyai jam terbang yang tinggi dalam bidang yang ditekuni. Hal ini akan memudahkan saat bekerja bersama tim yang baru agar bisa mencapai tujuan dengan cepat. Intrapreneur dituntut untuk memiliki skill manajemen waktu maupun manajemen SDM yang baik.
Tak hanya itu, seorang Intrapreneur juga harus mampu mengatur manajemen resiko dan juga emosi saat mencoba hal baru atau menemui kendala-kendala saat bekerja. Kecerdasan emosional juga dibutuhkan untuk memotivasi tim dalam mencapai tujuan bersama.
4. Strategic Thinking
Karakteristik yang harus dimiliki seorang Intrapreneur adalah kemampuan untuk strategic thinking. Dalam hal ini, Intrapreneur dibutuhkan untuk merealisasikan ide bisnis, termasuk memilih tim dan mengorganisasikan sumber daya yang ada. Umumnya memiliki kemampuan merealisasikan ide secara taktis dan komprehensif untuk mendeskripsikan kebutuhan.
5. Komitmen & Bertanggung Jawab
Intrapreneur dituntut untuk memiliki sikap yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan apa yang mereka mulai dan pantang menyerah. Mereka mencurahkan banyak usaha, waktu dan energi untuk membuat ide mereka berhasil. Bagian positif dari Intrapreneur adalah memiliki komitmen tinggi dan mencurahkan energi, waktu serta usaha untuk membuat ide mereka berhasil.
Dari beberapa karakteristik yang harus dimiliki seorang Intrapreneur di atas, bukanlah hal yang mudah untuk menguasainya dalam satu waktu. Dalam hal ini, perusahaan juga memiliki peran untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dan terbuka, sehingga para karyawan bisa mencoba berbagai hal baru dan belajar di luar pekerjaan yang sering dilakukan.
Lalu, bagaimana cara menciptakan lingkungan Intrapreneurship ini? Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda coba:
1. Adakan Forum Group Discussion (FGD)
FGD digunakan sebagai diskusi terfokus suatu grup dalam membahas masalah tertentu, namun dalam suasana informal dan santai. Tujuan umum dari FGP adalah untuk mencari persepsi baru dari sebuah masalah dan bagaimana solusi untuk menyelesaikannya. Dalam hal ini, perusahaan bisa melihat potensi dari karyawan yang memiliki jiwa Intrapreneur.
2. Lakukan Evaluasi dan Saling Memberikan Masukan
Tak jauh berbeda dengan FGD, perusahaan bisa memberikan sesi dimana para karyawan memberikan evaluasi baik dari sisi kinerja maupun inovasi apa yang mereka miliki untuk membuat lingkungan kerja semakin nyaman dan bisa mengembangkan kemampuan mereka.
Apa Bedanya dengan Entrepreneur?
Sekarang kita akan membahas mengenai perbedaan dari Intrapreneur dan Entrepreneur dalam beberapa faktor. Berikut ini faktor pembeda Intrapreneur dan Entrepreneur:
1. Modal Usaha
Perbedaan pertama dari Entrepreneur dan Intrapreneur adalah dari sumber dana yang dimiliki. Biasanya, Intrapreneur tidak perlu untuk mengeluarkan modal usaha karena sudah disiapkan oleh perusahaan beserta sumber daya yang akan dibutuhkan nantinya. Sedangkan Entrepreneur harus menyiapkan modal sendiri baik dari uang pribadi dengan nominal yang besar.
Maka dari itu, Intrapreneur lebih unggul karena bisa dimulai tanpa mengeluarkan dana sama sekali. Tapi, ada hal yang harus digaris bawahi jika seorang Intrapreneur juga harus memiliki rancangan anggaran biaya yang sesuai dengan kebutuhan dan nantinya akan digunakan kemudian bisa diajukan ke perusahaan.
2. Kebebasan
Selanjutnya, mengenai hak kebebasan yang berbeda antara Entrepreneur dan juga Intrapreneur. Sebagai Entrepreneur, Anda tentu akan memiliki kebebasan penuh dalam mengambil keputusan dan mengatur segala hal. Sementara sebagai seorang Intrapreneur, Anda tidak sepenuhnya bebas untuk mengeluarkan pendapat atau untuk menjalankan sebuah ide. Anda perlu mendapatkan izin yang resmi dari perusahaan maupun atasan yang bertanggung jawab.
3. Resiko yang Dihadapi
Hal berikutnya yang membedakan Entrepreneur dan Intrapreneur adalah dalam menyikapi resiko yang akan dihadapi nantinya. Intrapreneur dinilai lebih aman jika menemui kendala dan juga resiko kegagalan yang nanti ditemui, hal ini dikarenakan kegagalan dalam mengerjakan sebuah proyek tidak akan berimbas besar pada keadaan finansial mereka. Sementara bagi Entrepreneur, kegagalan yang akan mereka temui bisa menjadi akhir bagi usaha mereka. Karena semua resiko tersebut hanya akan ditanggung seorang diri tanpa melibatkan pihak lainnya.
4. Bonus/Keuntungan
Dari segi keuntungan dari keberhasilan sebuah proyek maupun usaha juga sangat berbeda antara Intrapreneur maupun Entrepreneur. Jika seorang Entreprenur mendapatkan keuntungan dari usaha yang dijalani, maka keuntungan tersebut akan 100% diperuntukkan untuk si pengusaha. Namun, untuk Intrapreneur yang berhasil menjalankan proyek dengan lancar, keuntungan atau bonus nantinya akan dibagi-bagi dengan perusahaan.
Contoh Intrapreneur
Setelah mengetahui konsep Intrapreneur di atas, berikut adalah contoh-contoh orang yang sukses dan berhasil menjadi Intrapreneur di perusahaan terkenal di dunia!
1. Ken Kutaragi — PlayStation
Bagi para penggemar karya dan produk dari Sony Entertainment pasti sudah tidak asing dengan nama yang satu ini. Siapa yang menyangka jika Ken Kutaragi adalah sosok seorang Intrapreneur yang berhasil mengembangkan produk PlayStation yang saat ini menjadi game konsol paling terkenal di seluruh dunia.
Awal mula Ken Kutaragi berhasil meluncurkan produk PlayStation bukanlah hal yang mudah untuk dijalani. Hal ini dikarenakan Ken mengalami proses yang sangat panjang hingga dirinya berhasil menemukan PlayStation. Pada awalnya, Ken Kutaragi adalah salah satu engineer yang ada di Sony Entertainment. Terinspirasi dari Nintendo yang saat itu populer, Ken akhirnya memiliki ide untuk membuat game konsol tandingan dengan Nintendo.
Ide Ken kemudian sempat ditolak oleh Sony dan membuatnya bekerja secara diam-diam ke Nintendo untuk mempelajari Game Konsol mereka. Sampai akhirnya, Sony mengetahui hal ini dan mendapat dukungan penuh dari CEO Sony saat itu untuk memproduksi Game Konsol tandingan Nintendo.
Sampai akhirnya PlayStation diluncurkan saat ini, Ken Kutaragi berhasil menjadi CEO Sony Computer Entertainment. PlayStation menjadi game konsol yang berhasil menguasai pasar game konsol saat ini dengan market share sebesar 65%.
2. Paul Buchheit — Gmail
Paul Buchheit adalah sosok dibalik kesuksesan layanan Gmail yang saat ini banyak digunakan sebagai layanan email utama oleh banyak perusahaan. Kehadiran Gmail adalah berkat campur tangan dari Paul Buchheit yang pada awalnya menjadi karyawan di Google.
Setiap harinya, ia meluangkan waktunya kurang lebih 20% dari jam kerjanya untuk mengerjakan proyek Gmail ini. Sama halnya dengan Ken Kutaragi, Paul juga sempat menerima berbagai penolakan dari atasannya, namun usahanya akhirnya dilihat langsung oleh para pendiri Google dan membuatnya mendapatkan dukungan penuh dalam proyek ini.
Hingga pada 1 Juli 2004, layanan Gmail secara resmi diluncurkan oleh Google dan menjadi mayoritas layanan surat elektronik yang digunakan oleh masyarakat global saat ini dan memiliki lebih dari 1,5 miliar pengguna yang tercatat. Setelah keberhasilannya membuat Gmail, kini Paul Buchheit keluar dari Google dan memulai menjadi seorang investor dengan hasil keuntungannya dari membuat produk Gmail.
3. Anjali Sud — Vimeo
Apakah Anda pernah mendengar platform Vimeo? Vimeo adalah platform yang digunakan untuk menonton berbagai video yang ada di Internet. Salah satu kompetitor utamanya adalah YouTube yang saat ini menjadi platform video terbesar di dunia. CEO Vimeo yaitu Anjali Sud adalah sosok Intrapreneur sukses yang berhasil membawa Vimeo ke publik.
Kisah awal Anjali dimulai saat dirinya bekerja di Dolby Laboratories dan menemukan sebuah peluang untuk membangun perusahaan kompetitor dari YouTube yang tak hanya menjadi platform saja, namun juga memiliki layanan untuk mengedit video secara online. Ide briliannya ini kemudian didukung oleh Joey Levin yang saat ini menjadi eksekutif di Vimeo.
Manfaat
Intrapreneur ternyata memiliki beberapa manfaat bagi perusahaan dan juga karyawannya. Berikut ini adalah penjelasannya:
Bagi Perusahaan
- Memberikan Inovasi Produk dan Layanan
Adanya karyawan yang memiliki jiwa Intrapreneur di dalam perusahaan akan membantu dalam membuat inovasi baru baik untuk produk atau layanan. Hal ini harus dibarengi dengan lingkungan yang kondusif sehingga bisa mencetak karyawan yang kritis dan juga visioner.
- Meningkatkan Keuntungan
Berhasilnya memiliki produk baru, akan membawa keuntungan bagi perusahaan. Jika dibarengi dengan promosi dan juga memiliki target market yang sesuai maka keuntungan berlipat tentu akan didapatkan dengan mudah. Jangan lupa untuk memberikan reward atau bagi hasil pada karyawan yang bertanggung jawab pada sebuah proyek tersebut.
Bagi Karyawan
- Mengembangkan Skill
Ternyata adanya jiwa Intrapreneur dapat mengasah skill wirausaha karyawan dengan mendukung perkembangan perusahaan seiring berjalannya waktu. Hal ini juga harus dibarengi dengan adanya lingkungan yang positif akan membuat karyawan akan semakin mahir dan meningkatkan branding dari karyawan tersebut.
- Tambahan Pendapatan
Jika seorang karyawan dengan jiwa Intrapreneurnya berhasil untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan, perusahaan tentu tidak akan segan-segan untuk memberikan bonus bagi karyawan yang berkecimpung. Bonus ini bisa berupa tambahan materi/pendapatan dan juga jaminan karier ke depannya yang semakin naik.
Faktor Penghambat
Berikut adalah faktor penghambat Intrapreneurship yang dikutip dari Budiharjo (2011):
- Gagasan-gagasan tanpa adanya tindak lanjut.
- Menghukum kesalahan yang disebabkan tindakan risk taking.
- Unhealthy politicking yang terjadi dalam organisasi maupun perusahaan.
- Tidak adanya dorongan intrapreneurship dari perusahaan.
- Karyawan tidak didorong untuk berpikir mencari sebuah peluang.
- Komunikasi yang kurang baik antar karyawan dan atasan.
- Kurang adanya dukungan dari manajemen.
- Misi dan sasaran perusahaan kurang jelas.
- Keterbatasan waktu dan sumber daya yang ada di dalam perusahaan.
- Penghasilan keputusan berisiko yang tidak diberikan reward.
Kesimpulan
Intrapreneur hadir disaat perusahaan dan juga karyawan saling bersinergi baik untuk membentuk lingkungan kerja yang suportif dan kooperatif. Jika memiliki intrapreneur, perusahaan akan lebih mudah berkembang berkat adanya inovasi produk dan bisnis yang memperkuat daya saing perusahaan. Salah satu perusahaab yang menerapkan hal ini adalah Google.
Google sangat mengapresiasi semua performa dan juga ide-ide dari karyawannya untuk mengembangkan layanan dan juga produk baru untuk mereka. Lingkungan kerja seperti inilah yang patut untuk dijadikan contoh.
Google sangat mendorong inovasi dari masing-masing karyawannya. Sehingga, selain para karyawan melakukan pekerjaan inti mereka, para karyawan juga diberikan waktu khusus oleh perusahaan untuk menciptakan produk baru perusahaan sesuai dengan ide mereka sendiri. Cara yang Google yang satii ini tentunya bisa Anda terapkan pada perusahaan yang Anda kelola.
Selain itu, Anda juga bisa mempersiapkan segala fasilitas penunjang yang lengkap sehingga karyawan akan merasa lebih nyaman dan juga produktif saat mereka bekerja. Jangan lupa untuk selalu melakukan evaluasi rutin dari kedua sisi, baik perusahaan dan juga karyawan untuk meningkatkan performa kinerja karyawan dan sebagai masukan agar perusahaan bisa lebih baik lagi.
Demikian adalah penjelasan mengenai Intrapreneur beserta manfaat, karakteristik, contoh, dan faktor penentunya dari Badr Interactive, apakah Anda tertarik untuk memiliki jiwa Intrapreneur seperti Ken Kutaragi, Anjali Sud, dan juga Paul Buchheit?