Proses Inisiasi dan Pembuatan OKR untuk UI/UX Design Team Produk B2B

Contents

Share the article

Contents

Pengukuran Kinerja UI/UX Design dengan OKR (Objectives and Key Results)

Menentukan tujuan yang jelas dan terukur merupakan kunci kesuksesan sebuah tim, termasuk bagi design team di perusahaan IT consultant. Mengukur kualitas dan estetika UI/UX design untuk produk B2B (business-to-business) seringkali menjadi tantangan karena adanya unsur subjektivitas dalam proses penilaian. Untuk mengatasi hal ini, penerapan OKR (Objectives and Key Result) dapat menjadi solusi yang efektif. Dengan OKR, tim desain dapat mengidentifikasi tujuan yang spesifik dan terukur, serta menentukan metrik yang relevan untuk mengukur keberhasilannya.

Bayangkan OKR seperti roadmap menuju tujuan yang ingin kita capai. Objectives adalah tujuan besar yang ingin kita raih, contohnya meningkatkan efisiensi proses desain. Key Results adalah langkah-langkah yang dapat diukur untuk mencapai tujuan tersebut, misalnya mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk membuat prototype dari 2 hari menjadi 1 hari. Berbeda dengan KPI yang lebih fokus pada pengukuran kinerja saat ini dan bersifat individual, OKR lebih berorientasi pada pencapaian tujuan jangka panjang dan memerlukan keterlibatan seluruh anggota tim.

Sayangnya, masih banyak yang beranggapan bahwa OKR adalah alat untuk menekan karyawan dengan target yang tidak realistis. Akibatnya, OKR menjadi momok karena tekanan yang dirasakan. Padahal, OKR yang dirancang dengan baik justru dapat menjadi motivasi untuk mencapai potensi maksimal tim dan organisasi. Artikel ini akan membahas lebih lanjut strategi penyusunan OKR yang dapat mendorong produktivitas bagi design team, khususnya dalam industri IT consultant, sehingga anggota tim dapat dengan bangga mengatakan “Yes! Kita berhasil melakukan kerja bagus!”.

OKR Bukan Dirancang untuk Menakuti atau Menghukum

Ketakutan akan konsekuensi negatif dari kegagalan mencapai OKR seringkali menghantui karyawan. Ancaman sanksi seperti surat peringatan atau pemotongan bonus tanpa disertai pertimbangan pengaruh faktor-faktor eksternal di luar kendali mereka akan menciptakan lingkungan kerja yang penuh tekanan. Ketika anggota tim merasa bahwa kegagalan akan berdampak buruk pada reputasi di kantor, mereka cenderung menghindari risiko dan kurang berinovasi. Hal ini berdampak negatif pada produktivitas dan dapat menjadi bumerang yang menghambat pencapaian tujuan tim.

Sebaliknya, penerapan OKR yang tepat dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kinerja tim. OKR dapat mendorong rasa memiliki dan tanggung jawab setiap anggota karena mereka merasa terlibat langsung dalam mencapai tujuan tim. Selain itu, OKR juga dapat mendorong pencapaian kualitas pekerjaan yang lebih baik karena anggota tim terbantu untuk lebih fokus pada hasil yang ingin dicapai. OKR juga dapat menciptakan transparansi di seluruh organisasi, sehingga setiap anggota tim dapat memahami kontribusi mereka terhadap keberhasilan tim.

Perancangan OKR untuk UI/UX Designer Produk B2B

Perancangan OKR diawali dengan menetapkan objectives—yaitu tujuan utama yang ingin dicapai—dan diikuti dengan menentukan key results, yaitu hasil-hasil terukur untuk memenuhi tujuan tersebut. Setiap OKR perlu definisi batas waktu pencapaian yang jelas—biasanya dalam rentang waktu kuartal atau tahunan. Setelah itu, pelaksanaan OKR juga perlu dimonitor dan dievaluasi secara berkala. Langkah ini diperlukan untuk memastikan bahwa implementasinya berjalan sesuai tujuan yang telah ditetapkan dan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Dengan demikian bisa diketahui umpan balik yang relevan untuk iterasi berikutnya​.

Badr Interactive melakukan penyusunan OKR dengan kombinasi pendekatan top-down dan bottom-up untuk menjaga keseimbangan antara arahan strategis dan fleksibilitas operasional. Pendekatan top-down dimulai dengan penetapan tujuan utama organisasi oleh manajemen, yang kemudian diturunkan ke level tim atau individu. Tujuan dari proses ini adalah memastikan bahwa seluruh OKR di setiap bagian organisasi selaras dengan visi strategis yang lebih besar sehingga memberikan arah yang jelas bagi semua pihak. Pembuatan OKR dengan pendekatan top-down sering disebut juga sebagai cascading OKR karena prosesnya yang menyerupai aliran air terjun kecil yang bergerak dari atas ke bawah. Referensi implementasi OKR dengan pendekatan top-down dapat dilihat pada artikel Interaction Design Foundation berikut.

Sementara itu, pendekatan bottom-up memberikan peran aktif kepada tim atau individu dalam penyusunan OKR. Pendekatan ini memungkinkan anggota tim untuk mengajukan tujuan dan hasil yang mereka anggap relevan dengan prioritas atau kebutuhan operasional mereka sendiri, sambil tetap mendukung tujuan organisasi. Pendekatan ini memberikan ruang lebih besar untuk kreativitas dan inovasi karena individu dan tim dapat menentukan fokus kerja berdasarkan keahlian dan wawasan mereka di lapangan.

Dengan menggabungkan kedua pendekatan ini, organisasi dapat memanfaatkan manfaat dari keduanya. Pendekatan top-down memastikan semua pekerjaan tetap fokus pada arah strategis, sementara pendekatan bottom-up meningkatkan keterlibatan tim dan rasa memiliki terhadap tujuan yang dirancang bersama. Kombinasi ini menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif, terarah, dan fleksibel untuk mencapai hasil yang optimal.

Proses Monitoring dan Evaluasinya

Proses monitoring dan evaluasi OKR perlu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tim. Pemilihan format meeting secara 101 (one-on-one) ataupun group tergantung pada topik yang ingin didiskusikan dan tingkat detail yang dibutuhkan. Misalnya, untuk membahas progres individu secara lebih mendalam, 101 meeting mungkin lebih cocok. Sementara itu, untuk membahas tantangan yang dihadapi oleh tim secara keseluruhan, group meeting bisa menjadi pilihan yang lebih baik karena memungkinkan diskusi yang lebih kolaboratif​.

Untuk memastikan proses monitoring dan evaluasi OKR berjalan secara efektif, penggunaan alat bantu atau tools menjadi penting. Berbagai jenis tools dapat digunakan, mulai dari yang sederhana seperti Google Sheets atau Excel, hingga yang khusus seperti ClickUp. Tools ini berfungsi untuk melacak progress, mengukur pencapaian key results, dan memvisualisasikan data.

Penggunaan tools untuk monitoring OKR memiliki berbagai manfaat. Pertama, membantu tim dalam mengalokasikan sumber daya agar tetap fokus pada prioritas tujuan dan hasil yang ingin dicapai. Kedua, menyederhanakan proses pengumpulan dan analisis data sehingga tim lebih cepat menanggapi tantangan yang muncul dan membuat keputusan yang data-driven. Ketiga, meningkatkan transparansi karena semua anggota tim dapat memantau kemajuan dan kontribusi masing-masing secara real-time. Penggunaan tools tidak hanya mendukung efektivitas individu, tetapi juga memperkuat budaya kolaborasi dan meningkatkan kinerja tim secara keseluruhan​.

Contoh Studi Kasus Perancangan OKR

Berikut adalah contoh bagaimana perusahaan dapat menggunakan pendekatan top-down dan bottom-up untuk menetapkan OKR yang fokus pada peningkatan kualitas desain UI/UX produk B2B. Dengan contoh ini, diharapkan para designer di design team dapat lebih memahami bagaimana menyelaraskan desain dengan tujuan bisnis yang lebih besar.


1. Top-down OKR 

Studi Kasus
Badr Interactive ingin meningkatkan kualitas company website miliknya agar jumlah pengunjung meningkat sehingga berdampak positif terhadap sales qualified leads.

Objective
Meningkatkan retention rate website Badr Interactive sebanyak 15%.

Key Results
Menyediakan tampilan UI dan UX yang clean, clear, helpful, dan sejalan dengan visi perusahaan.
Mengurangi dan mempertahankan page load time pada 1 detik.
Melakukan usability testing secara rutin dan meningkatkan score usability testing.

Due Date
31 Desember 2024

2. Bottom-up OKR 

Studi Kasus
Design team perlu meningkatkan kualitas design untuk seluruh produk dan project yang dikerjakan.

Objective
Meningkatkan konsistensi dan kualitas UI dan UX untuk semua project dan produk Badr Interactive.

Key Results
Menerapkan A’raf Design System ke seluruh seluruh produk dan project.
Meningkatkan kualitas design component dan user experience yang disediakan oleh A’raf Design System.
Melakukan UI dan UX Audit ke seluruh seluruh produk dan project.

Due Date
31 Desember 2024

Kesimpulan

Penerapan OKR dalam design team dapat memberikan berbagai manfaat, yaitu tim dapat menetapkan tujuan yang jelas dan terukur, meningkatkan kolaborasi, dan mendorong inovasi. Dengan menggabungkan pendekatan top-down dan bottom-up, OKR membantu memastikan setiap anggota tim memiliki arah yang jelas dan merasa terlibat atas pencapaian tim. Selain itu, penggunaan tools monitoring memungkinkan tim untuk melacak kemajuan, membuat keputusan yang data-driven, dan meningkatkan transparansi. OKR merupakan metode yang efektif untuk meningkatkan kinerja design team sehingga mampu lebih berkontribusi pada keberhasilan bisnis.

Share the article

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Free Guidebook

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Guidebook

You dream it.

We build it!

We provide several bonuses FOR FREE to help you in making decisions to develop your own system/application.

  • Risk Free Development Trial 
  • Zero Requirement and Consultation Cost 
  • Free Website/Mobile Audit Performance

Our Services

Software Development • Quality Assurance • Big Data Solution • Infrastructure • IT Training

You might also like

Rekrutmen UI/UX Designer dan Design Challenges

Mengenal Rangkaian Alur Rekrutmen UI/UX Designers dan Design Challenges

Karier UI/UX Designer

Strategi Kesiapan Designer dalam Menyambut Peluang Karir dan Tantangan yang Tak Terduga

Skill komunikasi UI/UX Designer

Pelatihan Technical Communication untuk Memperkuat Kompetensi UI/UX Designers 

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Signup for Free Software Development Guidebook: Input Email. Submit me.