Manual vs Automation Testing pada Web Aplikasi: Kapan Harus Menggunakan Salah Satunya?

Contents

Share the article

Pengujian perangkat lunak (software testing) adalah bagian integral dari siklus pengembangan aplikasi web. Dalam praktiknya, pengembang dan tester memiliki dua pilihan utama: manual testing dan automated testing. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan yang membuatnya lebih cocok untuk situasi tertentu. Memilih antara pengujian manual dan otomatis tergantung pada jenis aplikasi, anggaran, timeline proyek, serta tujuan akhir pengujian.

Apa Itu Manual Testing?

Manual testing adalah proses di mana penguji menjalankan kasus uji secara manual tanpa menggunakan alat otomatisasi. Mereka berperan sebagai pengguna akhir, mencoba menemukan bug atau masalah lain di aplikasi web. Keuntungan utama dari manual testing adalah fleksibilitas dan kemampuan untuk memahami user experience secara langsung.

Kapan Menggunakan Manual Testing?

  • Pengujian UI/UX
    Pengujian manual efektif untuk mengevaluasi elemen antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX). Penguji dapat mengeksplorasi bagaimana pengguna sebenarnya berinteraksi dengan aplikasi, yang sulit dilakukan dengan alat otomatis.
  • Pengujian Exploratory
    Ketika aplikasi sedang dalam tahap awal atau pengembang tidak sepenuhnya yakin bagaimana fitur tertentu seharusnya berfungsi, pengujian eksploratif manual sangat penting. Penguji dapat menemukan bug atau anomali yang tak terduga.
  • Testing yang Sering Berubah
    Untuk fitur-fitur yang masih sering berubah, manual testing lebih efisien karena skrip otomatis akan menjadi cepat usang.
  • Proyek Kecil atau Pengujian Satu Kali
    Jika aplikasi memiliki rentang fitur yang kecil atau proyeknya jangka pendek, manual testing lebih hemat biaya karena tidak memerlukan investasi dalam alat atau pengembangan skrip.

Apa Itu Automated Testing?

Automated testing melibatkan penggunaan alat dan skrip untuk menjalankan pengujian secara otomatis. Ini paling sering digunakan untuk pengujian berulang dan kompleks yang sulit atau memakan waktu jika dilakukan secara manual. Automated testing membantu mempercepat pengujian regression, pengujian beban, dan pengujian kinerja, terutama dalam proyek skala besar.

Kapan Menggunakan Automated Testing?

  • Pengujian Regression
    Setelah fitur-fitur baru ditambahkan, pengujian regression diperlukan untuk memastikan bahwa fitur lama tetap berfungsi. Automasi membantu menjalankan tes-tes berulang secara cepat dan tanpa kesalahan.
  • Pengujian Performa
    Pengujian otomatis sangat diperlukan ketika mengukur kinerja aplikasi di bawah berbagai beban pengguna, atau saat menguji kecepatan dan skalabilitas aplikasi.
  • Pengujian Berulang dan Skala Besar
    Untuk aplikasi besar yang memerlukan pengujian terus-menerus atau pengujian pada berbagai lingkungan, otomatisasi sangat bermanfaat.
  • Proyek Jangka Panjang
    Pada proyek yang berjalan untuk waktu lama dengan penambahan fitur-fitur baru secara terus-menerus, automated testing memungkinkan pengujian dilakukan lebih efisien dan mengurangi kesalahan manusia. 

Kelebihan dan Kekurangan Manual dan Automated Testing

Kelebihan dan Kekurangan Manual Testing

Kelebihan

  • Penilaian Humanis dan Kritis
    Manual testing memungkinkan penilaian subjektif yang dapat menangkap masalah usability, user experience, dan antarmuka yang sulit ditiru oleh alat otomatisasi.
  • Fleksibilitas Tinggi
    Dapat dengan cepat menyesuaikan metode pengujian berdasarkan perubahan kebutuhan proyek tanpa harus memperbarui skrip atau alat otomatisasi.
  • Deteksi Bug yang Kompleks
    Lebih efektif dalam menemukan bug kompleks yang muncul dari interaksi pengguna yang tidak dapat diprediksi atau skenario edge-case yang unik.
  • Exploratory Testing
    Sangat baik untuk pengujian eksplorasi di mana tester bebas menemukan bug dengan menjelajahi aplikasi tanpa mengikuti prosedur pengujian yang ketat.
  • Pengujian Kegunaan (Usability Testing)
    Manual testing unggul dalam mengevaluasi aspek-aspek non-fungsional seperti desain antarmuka, navigasi, dan estetika aplikasi.

Kekurangan

  • Membutuhkan Waktu dan Sumber Daya
    Manual testing memakan waktu lebih lama dan lebih mahal, terutama untuk pengujian yang berulang dan besar.
  • Rentan Terhadap Kesalahan Manusia
    Karena melibatkan interaksi manusia, ada risiko kesalahan, ketidakkonsistenan, atau terlewatnya bug karena kurangnya perhatian atau kelelahan.
  • Kurang Efisien untuk Pengujian Berulang
    Pengujian yang membutuhkan pengulangan sering kali menjadi tidak efisien jika dilakukan secara manual karena memerlukan waktu dan tenaga yang banyak.
  • Tidak Cocok untuk Pengujian Skala Besar
    Saat aplikasi berkembang dan kompleksitas meningkat, manual testing menjadi semakin sulit dan tidak praktis.

Kelebihan dan Kekurangan Automated Testing

Kelebihan

  • Kecepatan dan Efisiensi
    Automated testing dapat menjalankan ribuan tes dalam waktu singkat, terutama saat pengujian regresi atau pengujian berulang lainnya.
  • Konsistensi dan Akurasi Tinggi
    Mengurangi kesalahan manusia karena setiap skrip berjalan dengan cara yang sama setiap kali dieksekusi, menjaga konsistensi hasil pengujian.
  • Biaya Jangka Panjang yang Lebih Rendah
    Meskipun ada investasi awal untuk membuat skrip, automated testing lebih hemat biaya dalam jangka panjang, terutama untuk proyek yang memerlukan banyak pengujian regresi.
  • Mendukung CI/CD
    Ideal untuk pipeline Continuous Integration/Continuous Deployment, memungkinkan pengujian dilakukan otomatis setiap kali ada perubahan kode.
  • Dapat Diulang Tanpa Batas?
    Skrip otomatis dapat dijalankan berkali-kali dengan dataset yang berbeda tanpa biaya tambahan, ideal untuk pengujian data-driven dan kompatibilitas.
  • Mengatasi Pengujian Kompleks
    Dapat menangani pengujian skala besar dan kompleks yang membutuhkan banyak data, berbagai skenario, dan beban yang tinggi.

Kekurangan

  • Biaya Awal dan Pemeliharaan
    Membuat dan memelihara skrip otomatis membutuhkan investasi awal yang besar dan pemeliharaan berkelanjutan saat aplikasi berubah.
  • Kurang Adaptif untuk Perubahan Cepat
    Automated testing kurang fleksibel untuk perubahan mendadak dalam aplikasi, karena skrip harus diperbarui, yang bisa memakan waktu dan usaha.
  • Tidak Efektif untuk Pengujian Usability
    Tidak dapat menangkap aspek-aspek subjektif seperti pengalaman pengguna atau kegunaan UI, yang memerlukan evaluasi manusia.
  • Memerlukan Keahlian Teknis
    Memerlukan keterampilan teknis yang lebih tinggi untuk membuat, menjalankan, dan memelihara skrip otomatis, yang mungkin tidak dimiliki semua anggota tim.
  • Terbatas pada Apa yang Diprogram
    Hanya bisa menguji apa yang sudah diprogramkan dalam skrip. Jika ada bug yang berada di luar skenario yang diuji, bug tersebut mungkin tidak akan ditemukan.

Kapan Menggabungkan Manual dan Automated Testing?

Dalam praktiknya, penggabungan manual dan automated testing seringkali menjadi pendekatan terbaik. Pengujian manual dapat digunakan untuk tahap awal pengembangan atau pengujian UX, sementara automated testing dapat menangani pengujian berulang atau pengujian yang lebih teknis. Berikut beberapa kondisi yang membuat kedua metode ini digunakan bersamaan: 

  • Proyek yang Memerlukan Pengujian Kompleks dan Berkelanjutan
    Kombinasi manual dan automated testing sering kali diperlukan untuk menangani skenario kompleks dimana beberapa bagian aplikasi diotomatisasi, sementara yang lain diuji secara manual.
  • Uji Regresi + Exploratory
    Automated testing untuk regresi dan pengujian manual untuk eksplorasi dan usability memastikan aplikasi diuji secara menyeluruh dari sudut pandang fungsional dan pengguna.
  • Skenario Uji yang Terus Berubah
    Ketika fitur utama stabil dan bisa diotomatisasi, tetapi fitur yang berubah atau baru ditambahkan diuji secara manual terlebih dahulu sebelum diotomatisasi.
  • Peluncuran Fitur Baru
    Manual testing untuk verifikasi awal, diikuti dengan otomatisasi jika fitur sering digunakan dan stabil.

Kombinasi kedua metode ini membantu mencapai cakupan pengujian yang luas dan memastikan aplikasi berkualitas tinggi dengan waktu pengujian yang optimal.

Keuntungan Menggabungkan Manual dan Automated Testing

  • Cakupan Pengujian yang Lebih Luas
    Automated testing dapat menangani tugas-tugas repetitif, pengujian regresi, dan pengujian skala besar, sementara manual testing dapat digunakan untuk pengujian eksploratif, kegunaan, dan area lain yang memerlukan penilaian manusia. Ini memastikan seluruh aspek aplikasi diuji secara komprehensif.
  • Efisiensi Waktu dan Biaya
    Mengotomatiskan tes yang sering diulang menghemat waktu tester, memungkinkan mereka untuk fokus pada pengujian yang lebih kompleks dan memerlukan keterlibatan manusia. Ini mengurangi waktu keseluruhan yang dibutuhkan untuk pengujian dan menghemat biaya dalam jangka panjang.
  • Mendeteksi Lebih Banyak Jenis Bug
    Manual testing efektif dalam menemukan bug yang berkaitan dengan antarmuka pengguna, pengalaman pengguna, dan skenario edge-case yang tidak terduga. Di sisi lain, automated testing sangat baik dalam mendeteksi bug fungsional yang mungkin terlewat dalam pengujian manual.
  • Menjaga Kualitas di Setiap Tahap Pengembangan
    Automated testing memastikan bahwa setiap perubahan kode diuji secara konsisten selama proses CI/CD, sedangkan manual testing dapat digunakan untuk memvalidasi hasil dari fitur-fitur baru dan memastikan aplikasi sesuai dengan kebutuhan bisnis.
  • Peningkatan Produktivitas Tim QA
    Tester dapat mengalihkan fokus dari pengujian berulang yang membosankan ke pengujian eksploratif dan kreatif yang lebih menantang, meningkatkan motivasi dan produktivitas tim.
  • Adaptasi terhadap Perubahan
    Dalam situasi di mana fitur aplikasi sering berubah, manual testing dapat digunakan untuk pengujian awal, sementara automated testing dapat diimplementasikan setelah fitur stabil. Ini memungkinkan tim untuk beradaptasi dengan perubahan cepat dalam pengembangan tanpa mengorbankan kualitas.
  • Mendukung Rilis yang Lebih Cepat dan Lebih Sering
    Dengan adanya automated testing, pengujian regresi dapat dilakukan dengan cepat dan efisien setiap kali ada perubahan kode, mendukung rilis perangkat lunak yang lebih cepat dan lebih sering tanpa mengurangi kualitas.
  • Validasi Kegunaan dan Kepuasan Pengguna
    Manual testing tetap penting untuk memastikan aplikasi nyaman digunakan dan memenuhi ekspektasi pengguna, sesuatu yang sulit diukur hanya dengan pengujian otomatis.

Kesimpulan

Manual dan automated testing memiliki tempat masing-masing dalam pengembangan aplikasi web. Keputusan untuk memilih salah satu atau menggabungkannya bergantung pada kebutuhan spesifik proyek, anggaran, dan timeline. Manual testing sangat penting untuk aspek-aspek yang memerlukan kreativitas dan sentuhan manusia, sementara automated testing unggul dalam pengujian yang berulang dan berskala besar.

Dengan memanfaatkan kedua metode ini secara optimal, tim pengujian dapat memastikan aplikasi web yang berkualitas tinggi, aman, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Share the article

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Free Guidebook

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Guidebook

You dream it.

We build it!

We provide several bonuses FOR FREE to help you in making decisions to develop your own system/application.

  • Risk Free Development Trial 
  • Zero Requirement and Consultation Cost 
  • Free Website/Mobile Audit Performance

Our Services

Software Development • Quality Assurance • Big Data Solution • Infrastructure • IT Training

You might also like

Testing tools yang Wajib diketahui oleh setiap Software Tester

Jaminan Kualitas Perangkat Lunak dan Metodologi Pengujian Agile

Pengujian Beban (Load Test) JMeter: Panduan Komprehensif

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Signup for Free Software Development Guidebook: Input Email. Submit me.