User Experience / UX Audit merupakan langkah krusial dalam setiap proyek perbaikan UX. Kenapa? Karena pada dasarnya kita tidak bisa memperbaiki sesuatu yang kita sendiri tidak tahu bagian mana yang rusak dan perlu diperbaiki.
Mengingat bahwa saat ini pengalaman pengguna (user experience) menjadi faktor diferensiasi utama di semua industri, maka menjamin user experience dirasakan dengan mudah dan menyenangkan akan berdampak signifikan pada kesuksesan perusahaan.
UX yang baik ibarat jembatan yang kokoh dan nyaman: ia membuat pengguna merasa betah berlama-lama menggunakan produk Anda, menyelesaikan tugas mereka dengan mudah, dan pada akhirnya merasa puas dan loyal terhadap brand Anda. Sebaliknya, UX yang buruk dapat membuat pengguna frustasi, bingung, dan bahkan dapat meninggalkan produk Anda. Untuk itu, diperlukan suatu evaluasi menyeluruh yang dapat memberikan pandangan mendalam terhadap pengalaman pengguna saat ini. Inilah mengapa UX audit menjadi langkah yang sangat penting.
Dalam tulisan ini kami akan menjelaskan mengenai apa itu UX Audit, bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi desain produk, kapan Anda harus melakukannya, dan bagaimana melakukannya untuk menghasilkan rekomendasi berbasis data untuk tim UX dan produk Anda.
User Experience Fundamental
User Experience (UX) berfokus pada pemahaman yang mendalam terhadap user, apa yang mereka butuhkan, apa value mereka, kemampuan mereka serta limitasi mereka. Dalam hal ini tujuan bisnis perusahaan sangat terkait dengan fokus user experience. Idealnya UX ini akan meningkatkan kualitas interaksi user dengan produk atau jasa yang perusahaan tawarkan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi UX dijelaskan oleh Peter Morville dalam pemaparannya yaitu User Experience Honeycomb. Konsep ini menjelaskan bahwa untuk menciptakan proses User Experience yang bermakna, maka informasi yang diberikan harus memiliki unsur:
- Useful: Konten bersifat original dan memenuhi kebutuhan user
- Usable: Website atau aplikasi harus mudah digunakan
- Desirable: Image, identitas, brand, dan berbagai elemen desain lainnya harus digunakan untuk memicu emosi dan apresiasi
- Findable: Konten harus mudah untuk dicari dan ditemukan
- Accessible: Konten dapat diakses oleh orang-orang secara umum bahkan termasuk juga disabilitas
- Credible: User harus percaya dan yakin apa yang Anda ceritakan kepada mereka.
- Valuable: Website/aplikasi harus memberikan value kepada user
Apa itu UX Audit
UX audit merupakan proses peninjauan holistik terhadap elemen-elemen UX suatu produk digital. Melibatkan evaluasi antarmuka pengguna, navigasi, keterbacaan, dan performa keseluruhan. Dengan melakukan UX audit, perusahaan dapat mengidentifikasi area-area perbaikan yang mungkin terlewatkan, serta menemukan peluang untuk meningkatkan kinerja produk digital mereka.
UX Audit membutuhkan riset kualitatif kepada user dengan melakukan user interview dan juga riset kuantitatif dengan menganalisa beberapa hal seperti analisa produk, website, workflow atau alur kerja, dan lain sebagainya. UX Audit biasanya digunakan untuk mengevaluasi website, mobile app, ecommerce, dekstop app hingga IoT platform.
Tujuan dari UX Audit adalah untuk menemukan permasalahan utama yang bisa berdampak pada pendapatan, tujuan bisnis perusahaan, serta menemukan area kecil dan spesifik yang perlu diperbaiki atau diubah desainnya sehingga memungkinkan peningkatan engagement produk. UX audit berusaha untuk mengungkap kesulitan dalam proses navigasi sembari mengeksplorasi lebih dalam apa yang akan dilakukan user dimasa mendatang dengan kebutuhan bisnis kedepan.
Dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh Ketika Anda ingin memvalidasi desain produk baru sebelum mulai developmen, internal tim dapat menilai interface dengan perspektif user journey yang dialami oleh user. Dengan demikian, tim dapat memberikan rekomendasi produk yang lebih baik, entah disisi flow, desain, layout, dan lain sebagainya mengikuti standar usabilitas yang memudahkan user. Inilah inti dari UX Audit.
Tidak seperti analisis kompetitif ataupun riset pasar, UX audit biasanya tidak fokus untuk membuat perubahan besar pada fundamental produknya. Sebaliknya, UX audit berusaha untuk menemukan bagaimana fungsionalitas inti dari aplikasi ataupun website dapat ditingkatkan melalui desain dan layout, termasuk juga mengurangi bottleneck yang mungkin terjadi. Namun selama proses UX audit ini, UX auditor tentu saja juga bisa memberikan masukan dan rekomendasi terkait dengan fitur-fitur dalam aplikasi.
Kapan Melakukan UX Audit?
Mari kita asumsikan Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang pengguna Anda dan ingin mengembangkan bisnis dengan lebih cepat. Dalam konteks itu, maka Anda akan mendapatkan banyak manfaat dari proses UX audit ini.
Anggap saja UX Audit ini sebagai pemeriksaan kesehatan. Dia dapat dilakukan pada tahap apapun dalam siklus pengembangan produk untuk mengidentifikasi masalah performa saat ini dan apa-apa saja yang bisa ditingkatkan. Anda juga bisa melakukan audit ketika Anda ingin melakukan redesign website atau aplikasi existing Anda. Proses ini nantinya akan membantu Anda untuk mengevaluasi user flow yang ada serta mendeteksi masalah yang mungkin terjadi dan melakukan aksi preventif yang dibutuhkan.
Beberapa use case lain juga bisa menjadi pertimbangan untuk melakukan UX Audit seperti:
1. Ketika Anda berencana untuk mengimplementasikan fungsi/fitur baru.
UX Audit akan membantu Anda memahami fungsionalitas baru dan apakah fungsi tersebut benar-benar dibutuhkan oleh user. Selain itu Anda akan tahu melalui proses ini apakah fungsionalitas tersebut akan mudah digunakan atau justru sulit digunakan karena navigasi yang mungkin kompleks.
2. Ketika konsumen komplain terhadap UX Anda
Jika Anda mendapatkan review, feedback atau komplain berkali-kali pada hal yang sama, maka ini adalah sinyal yang harus segera Anda tangkap dan perbaiki. Pastikan Anda mendengar bagaimana kesan user saat menggunakan aplikasi Anda.
3. Ketika Anda ingin memvalidasi desain produk baru sebelum mulai development
UX Audit tidak hanya bisa digunakan untuk produk digital existing saja. Anda juga bisa menggunakan pendekatan ini untuk memvalidasi desain produk baru sebelum mulai proses development yang lebih teknis. Pada poin ini, Anda masih sangat fleksibel untuk membuat perubahan yang tidak akan memakan banyak biaya dan waktu.
4. Ketika matriks Anda tidak sesuai harapan
Jika Anda tidak puas dengan conversion rate, ataupun user activation rate yang misalnya dibawah 10% (hal ini berarti hanya 10% dari user baru yang mengambil tindakan dan mendapatkan value dari produk/jasa Anda), maka bisa saja ada isu UX disini sehingga Anda perlu mengauditnya.
5. Ketika retensi pelanggan berkurang
Bisa jadi proses onboarding atau mendapatkan user bukanlah hal yang sulit untuk Anda, tapi masalahnya adalah jumlah pengunjung yang tidak kembali pada aplikasi ataupun website ternyata cukup besar. Hal ini bisa berarti pengalaman mereka saat menggunakan Aplikasi/website Anda tidak baik, sehingga Anda perlu meneliti hal tersebut.
Tipe-tipe UX Audit
Audit UX memainkan peran penting dalam mengevaluasi dan meningkatkan pengalaman pengguna (UX) produk dan layanan digital. Audit ini memberikan wawasan berharga tentang kekuatan dan kelemahan interface user, sehingga memungkinkan bisnis mengambil keputusan berbasis data untuk meningkatkan kepuasan pengguna. Ada beberapa jenis audit UX, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.
1. Heuristic Evaluation
Evaluasi heuristik dalam UX Audit melibatkan penilaian produk atau layanan terhadap serangkaian prinsip atau pedoman usability yang telah ditetapkan sebelumnya (biasanya 10 heuristik usability Jakob Nielsen). Pakar UX atau evaluator mengevaluasi interface dan mengidentifikasi potensi masalah usabilitas berdasarkan standar tersebut.
Jenis audit ini membantu menyoroti area yang mungkin memerlukan peningkatan dalam aksesibilitas, arsitektur informasi, desain visual, dan desain interaksi.
Kelebihan: Guidance yang jelas dalam proses audit, sehingga bisa dilakukan dengan lebih cepat, hemat biaya, dan dapat dilakukan oleh satu orang.
Kekurangan: Bersifat subjektif jika audit dilakukan oleh internal tim yang mendesain produk. Maka pastikan perlu dikombinasikan dengan feedback dari user lain.
2. Usability Testing
Usability testing dalam UX Audit melibatkan observasi dan analisa bagaimana user berinteraksi dengan suatu produk/layanan. Metode ini dilakukan melalui virtual conference call dimana auditor akan mengamati user saat mereka menggunakan berbagai fitur dalam aplikasi atau website. Dengan memberikan tugas dan skenario tertentu, auditor akan mengamati tindakan yang dilakukan user dan mencatat hal-hal penting dalam proses pengujian fitur tersebut. Dalam hal ini auditor juga akan mengumpulkan feedback, mengidentifikasi pain points atau kesulitan yang dihadapi oleh user.
Jenis audit ini membantu mengungkap masalah usabilitas seperti navigasi yang membingungkan, instruksi yang tidak jelas, atau kesalahan fungsi, sehingga memungkinkan desainer untuk melakukan perbaikan berdasarkan feedback yang diberikan. Sebagai bayangan bagaimana proses usability testing ini dilakukan, Anda bisa melihat di video ini dimana Steve Krug, penulis buku Rocket Surgery Made Easy dan Don’t Make Me Think melakukan simulasi usability testing.
Kelebihan: salah satu metode UX audit yang paling informatif karena auditor mengamati perilaku nyata dari user dan menemukan kelemahan UX secara langsung.
Kekurangan: sangat memakan waktu. Selain itu sulit untuk menemukan cukup banyak user untuk berpartisipasi, terutama jika basis usernya masih kecil. Anda dapat menawarkan insentif untuk mendorong partisipasi user.
3. Cognitive Walkthrough
Cognitive Walkthrough adalah pendekatan metodologis yang digunakan dalam UX Audit untuk mengevaluasi kemudahan penggunaan digital interface. Proses ini dilakukan dengan cara mensimulasikan proses berpikir user. Tidak seperti usability testing yang dilakukan dengan mengamati interaksi user secara real time, cognitive walkthrough ini kita membayangkan bagaimana user akan berpikir dan bertindak saat menggunakan produk tersebut. Dengan seolah memasuki pikiran user, desainer mendapatkan informasi berharga untuk membantu bagaimana user mencapai tujuan mereka.
Bagaimana cara melakukannya?
- Mendeskripsikan user journey apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan task spesifik dalam aplikasi / website
- Mencari tahu bagaimana interface akan membantu user untuk proses pengambilan keputusan
- Mencari tahu seberapa mudah user dapat menemukan dan memahami fitur-fitur yang ada.
Ketika Anda sudah menentukan area evaluasi, selanjutnya siapkan dokumen untuk mencatat semua hasil observasi. Setidaknya dalam catatan tersebut ada beberapa poin yang perlu dihighlight:
- Judul dari proses walkthrough ini yang menjelaskan topik dari studi yang dilakukan (misalnya: Pembelian tas A di X Online Store)
- Mendokumentasikan screenshot atau foto dari proses yang dilakukan
- Deskripsi call to action yang dilakukan
- Memberikan 4 pertanyaan utama yang mempengaruhi user experience, yaitu:
- Kejelasan Tujuan: Apakah user memahami dengan jelas apa yang perlu mereka lakukan untuk menyelesaikan langkah ini? (Misalnya, Apakah tombol “Tambah ke Keranjang” mudah ditemukan dan dipahami?)
- Mudah Dikerjakan: Apakah user dapat menyelesaikan langkah ini dengan mudah dan efisien? (Misalnya, Apakah formulir pemesanan intuitif dan mudah diisi?)
- Dukungan Keputusan: Apakah antarmuka menyediakan informasi yang cukup untuk membantu pengguna membuat keputusan yang tepat? (Misalnya, Apakah deskripsi produk dan ulasan pelanggan tersedia?)
- Penemuan Fitur: Apakah user dapat dengan mudah menemukan dan memahami fitur yang tersedia pada langkah ini? (Misalnya, Apakah ada filter pencarian yang jelas untuk membantu pengguna menemukan tas tangan yang mereka inginkan?)
- Sisihkan tempat untuk catatan atau komentar penting lainnya
Kelebihan: Efisien karena tidak memerlukan banyak waktu dan sumber daya untuk usability testing, pemahaman yang lebih mendalam, mengidentifikasi potensi masalah sejak dini.
Kekurangan: Sangat subjektif karena berdasarkan interpretasi evaluator/auditor tentang proses berpikir user, kurang akurat karena belum tentu mencerminkan perilaku user di dunia nyata, terbatas pada skenario tertentu.
4. Competitor Research
Audit UX dengan riset kompetitor melibatkan analisis dan perbandingan produk atau layanan terhadap pesaing. Dengan mengeksplorasi penawaran pesaing, desainer dapat memperoleh wawasan tentang tren industri, mengidentifikasi fitur atau pengalaman unik, serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan produk mereka sendiri. Jenis audit ini membantu dalam mengidentifikasi peluang untuk diferensiasi dan meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
Kelebihan: Dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dari produk Anda. Selain itu juga dapat menemukan peluang untuk berinovasi dan mencari pembeda dengan kompetitor, serta dapat memahami tren dan praktik terbaik di industri.
Kekurangan: Membutuhkan waktu dan usaha untuk dilakukan secara efektif. Selain itu potensi bias juga sangat tinggi karena bisa jadi tidak dilakukan secara objektif. Ada kemungkinan tidak selalu relevan dengan target dan tujuan spesifik produk Anda.
5. Analytic Research
Riset analitik dalam audit UX melibatkan analisis data kuantitatif yang dikumpulkan dari berbagai secondary source atau sumber data yang bisa diakses di internet seperti analitik situs web, analitik produk, atau tracker tools untuk perilaku user. Dengan memeriksa fitur yang paling sering digunakan, tingkat penyelesaian alur pengguna, dan churn (tingkat pengguna yang berhenti menggunakan produk), auditor UX dapat mengidentifikasi tren dan menemukan area yang memerlukan peningkatan.
Kelebihan: Memberikan banyak insight untuk mengoptimalkan flow user dan keterlibatan user dari data-data analisa yang didapatkan di internet ataupun tools yang ada.
Kekurangan: Membutuhkan cukup banyak data untuk dianalisa. Pendekatan ini juga mungkin tidak cocok jika basis user Anda masih kecil atau bahkan baru memulai bisnis.
Mengapa UX Audit Penting untuk Perusahaan Anda
Ada beberapa alasan utama mengapa UX audit menjadi langkah strategis yang penting bagi perusahaan Anda:
Meningkatkan Kepuasan Pengguna: UX audit membantu Anda memahami apa yang disukai dan tidak disukai pengguna dari produk Anda. Dengan memperbaiki kekurangan yang ada, Anda dapat menciptakan pengalaman pengguna yang lebih menyenangkan dan memuaskan, sehingga meningkatkan loyalitas dan mendorong pengguna untuk kembali lagi.
Mengubah Pengguna Menjadi Pelanggan: Pengguna yang puas dengan produk Anda lebih cenderung untuk melakukan pembelian atau menggunakan layanan berbayar yang Anda tawarkan. Dengan demikian, UX audit berperan penting dalam meningkatkan konversi dan pendapatan perusahaan Anda.
Menghemat Biaya: Produk yang memiliki UX yang buruk seringkali membutuhkan biaya perbaikan yang lebih besar di kemudian hari. UX audit membantu Anda mengidentifikasi dan mengatasi masalah sejak dini, sehingga menghemat biaya pengembangan dan pemeliharaan produk Anda.
Meningkatkan Efisiensi: Produk yang mudah digunakan membuat pengguna lebih produktif dan menyelesaikan tugas mereka dengan lebih cepat. Ini berdampak pada peningkatan efisiensi operasional perusahaan Anda secara keseluruhan.
Memperkuat Keunggulan Kompetitif: Di era yang serba digital, persaingan antar perusahaan semakin ketat. UX yang unggul dapat menjadi pembeda yang signifikan antara produk Anda dengan produk kompetitor, sehingga memberikan keunggulan kompetitif yang berharga bagi perusahaan Anda.
Namun tetap perlu diperhatikan bahwa proses UX Audit juga memiliki beberapa batasan dalam penggunaannya. Proses UX Audit ini bisa sangat panjang karena jumlah user akan selalu bertambah, data produk juga akan selalu bertambah untuk dianalisa, jumlah komplain dan feedback user yang juga bisa semakin banyak. Sehingga perlu dilakukan limitasi atau pembatasan waktu dalam proses pelaksanaan UX Audit ini. Umumnya Audit ini dilaksanakan selama 2-3 pekan untuk mengkoleksi data dan menganalisanya.
Selain itu ada beberapa hal yang juga perlu dipahami terkait dengan kekurangan dari UX audit ini, yaitu:
- Subjektif: UX audit adalah proses yang subjektif, dan hasilnya dapat bervariasi tergantung pada orang yang melakukan audit. Hal ini karena interpretasi dan penilaian terhadap desain dan usability produk dapat berbeda-beda antar individu.
- Berfokus pada pengguna saat ini: UX audit biasanya berfokus pada pengguna saat ini dan tidak selalu mempertimbangkan kebutuhan pengguna masa depan. Hal ini dapat menyebabkan desain yang tidak adaptif dan tidak dapat mengikuti perkembangan kebutuhan pengguna.
- Membutuhkan waktu dan sumber daya: UX audit dapat memakan waktu dan membutuhkan sumber daya yang signifikan, terutama untuk produk yang kompleks. Hal ini dapat menjadi hambatan bagi perusahaan dengan anggaran atau waktu yang terbatas.
- Tidak selalu menghasilkan solusi: UX audit hanya mengidentifikasi masalah dan tidak selalu menghasilkan solusi. Tim desain dan produk harus menggunakan hasil audit untuk mengembangkan dan menerapkan solusi yang tepat.
- Tidak selalu akurat: Hasil UX audit tidak selalu akurat, terutama jika audit dilakukan dengan metode yang tidak tepat atau dengan sampel pengguna yang kecil.
- Tidak dapat menjamin kepuasan pengguna: UX audit tidak dapat menjamin kepuasan seluruh pengguna. Kepuasan pengguna dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari desain, usability, fitur produk, brand, pelayanan customer service, dan lain sebagainya.
Dampak Implementasi UX Audit pada Bisnis
Dampak implementasi UX audit untuk bisnis bagi perusahaan dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang.
Dampak Jangka Pendek
- Peningkatan kepuasan pengguna: UX audit membantu perusahaan memahami apa yang disukai dan tidak disukai pengguna dari produknya. Dengan memperbaiki kekurangan yang ada, perusahaan dapat menciptakan pengalaman pengguna yang lebih menyenangkan dan memuaskan, sehingga meningkatkan loyalitas dan mendorong pengguna untuk kembali lagi.
- Peningkatan konversi: Pengguna yang puas dengan produk Anda lebih cenderung untuk melakukan pembelian atau menggunakan layanan berbayar yang Anda tawarkan. Dengan demikian, UX audit berperan penting dalam meningkatkan konversi dan pendapatan perusahaan Anda.
- Salah satu contoh perusahaan yang mendapatkan manfaat jangka pendek dari implementasi UX Audit ini adalah Spotify. Berdasarkan hasil audit user experience mereka, ternyata algoritma rekomendasi musik Spotify kurang personal dan tidak selalu sesuai dengan selera pengguna. Hingga akhirnya mereka mengembangkan algoritma baru yang lebih adaptif dan personal, berdasarkan data riwayat mendengarkan dan preferensi pengguna. Hasilnya peningkatan waktu mendengarkan musik di Spotify rata-rata 10% dan penurunan churn rate (tingkat pengguna yang berhenti berlangganan) sebesar 5%.
Dampak Jangka Panjang
- Penghematan biaya: Produk yang memiliki UX yang buruk seringkali membutuhkan biaya perbaikan yang lebih besar di kemudian hari. UX audit membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengatasi masalah sejak dini, sehingga menghemat biaya pengembangan dan pemeliharaan produk Anda.
- Peningkatan efisiensi: Produk yang mudah digunakan membuat pengguna lebih produktif dan menyelesaikan tugas mereka dengan lebih cepat. Ini berdampak pada peningkatan efisiensi operasional perusahaan Anda secara keseluruhan.
- Memperkuat keunggulan kompetitif: Di era yang serba digital, persaingan antar perusahaan semakin ketat. UX yang unggul dapat menjadi pembeda yang signifikan antara produk Anda dengan produk kompetitor, sehingga memberikan keunggulan kompetitif yang berharga bagi perusahaan Anda.
- Google merupakan salah satu contoh perusahaan yang mendapatkan manfaat jangka panjang karena mereka secara konsisten melakukan UX Audit pada seluruh produknya seperti google search, gmail, dan google maps. Hasilnya, saat ini google search menjadi mesin pencari paling populer di dunia dengan pangsa pasar lebih dari 90%. Gmail menjadi layanan email terpopuler kedua di dunia dengan lebih dari 1,5 miliar pengguna aktif, dan Google Maps menjadi aplikasi navigasi terpopuler di dunia dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif.
Maka secara umum, implementasi UX audit dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi bisnis perusahaan. Dengan melakukan UX audit, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pengguna, konversi, pendapatan, efisiensi, dan keunggulan kompetitifnya.
Proses UX Audit
Melakukan UX Audit merupakan proses yang membutuhkan waktu cukup panjang. Secara umum setidaknya dibutuhkan waktu 1-1.5 bulan untuk melakukannya. Proses UX Audit di Badr Interactive menggunakan langkah demi langkah UX audit dengan alur seperti yang ada dibawah ini.
Memahami Layanan
- Konsultasi Awal: Langkah pertama dalam melakukan audit UX adalah menentukan kriteria yang akan digunakan untuk mendefinisikan pengalaman user berkualitas yang diekspektasikan seperti apa. Hal ini akan memudahkan untuk memahami tujuan, target pengguna, dan ruang lingkup audit.
- Penentuan target: Setelah mendapatkan penjelasan yang detail mengenai ekspektasi, tujuan, target user serta ruang lingkup, maka berikutnya adalah penentuan timeline pekerjaan, target yang hendak dicapai, bagaimana perencanaan auditnya, tools apa yang digunakan, data apa yang perlu diperhatikan, dan lain sebagainya.
Review dan Dokumentasi Temuan (Discovery)
- Presentasi Temuan: Kami akan mempresentasikan temuan audit kepada Anda, termasuk masalah UX yang ditemukan dan rekomendasi untuk perbaikan.
- Laporan Audit: Kami akan mendokumentasikan temuan dan rekomendasi dalam laporan audit yang komprehensif.
Melakukan Evaluasi
- Analisis Konkuren: Kami akan melakukan analisis terhadap produk Anda dan atau produk kompetitor untuk mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan UX pada website atau produk digital eksisting.
- UX Audit Checklist dengan Pendekatan Heuristic Evaluation: Kami akan melakukan analisis menggunakan format penilaian dengan pendekatan evaluasi heuristic yang telah dipadukan dengan format penilaian khusus standar Badr Interactive.
Memberikan Rekomendasi dan Solusi
- Prioritas Perbaikan: Kami akan membantu Anda memprioritaskan masalah UX yang perlu diperbaiki berdasarkan dampaknya terhadap pengguna dan bisnis Anda.
- Rekomendasi Desain: Kami akan memberikan rekomendasi desain yang spesifik dan actionable untuk meningkatkan UX produk Anda.
- Dukungan Implementasi: Kami dapat membantu Anda mengimplementasikan rekomendasi desain dan memastikan bahwa perubahan UX yang dilakukan memiliki dampak positif.
Tips untuk Hasil UX Audit yang Optimal
UX Audit dapat mengubah produk Anda dan memberikan keuntungan besar bagi bisnis, namun juga bisa jadi malah membuang-buang waktu sama sekali karena hasil yang diharapkan tidak sesuai. Maka untuk memastikan hasil UX Audit yang Anda lakukan informatif dan dapat ditindaklanjuti, berikut ini beberapa tips yang bisa Anda perhatikan:
1. Libatkan stakeholder sejak dini
Libatkan semua stakeholder sedini mungkin. Mereka akan membantu Anda menetapkan tujuan yang akurat untuk UX audit Anda dan membantu Anda memutuskan area produk mana yang akan menjadi fokus. Berikut adalah beberapa stakeholder potensial yang perlu dipertimbangkan:
- UX Desainer: Desainer yang bertanggung jawab menciptakan pengalaman pengguna dapat memberikan wawasan dan skills yang penting selama proses audit.
- Product Manager: Product Manager memiliki pemahaman mendalam tentang tujuan, visi, dan target audiens produk, sehingga masukan mereka sangat berharga selama UX audit.
- Developer: Developer dapat memberikan wawasan tentang aspek teknis produk dan mengidentifikasi keterbatasan atau tantangan dalam menerapkan rekomendasi UX yang diberikan oleh UX Designer.
- Pemilik/eksekutif bisnis: Melibatkan pembuat keputusan utama dan stakeholder dari sisi bisnis memastikan bahwa UX auditselaras dengan tujuan dan strategi bisnis secara keseluruhan.
- Tim marketing: Tim marketing dapat memberikan kontribusi berupa wawasan tentang perilaku pelanggan, analisis target audiens, dan strategi perolehan pengguna, membantu mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
- Tim sales: Perwakilan tim sales dapat memberikan wawasan tentang preferensi pelanggan, titik kesulitan, dan keberatan yang mereka temui selama proses penjualan, membantu mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
- Customer support: Customer support berinteraksi langsung dengan pengguna, sehingga dapat memberi mereka wawasan unik tentang titik kesulitan pada umumnya, masalah kegunaan, dan umpan balik pengguna.
- Data analyst: Data analyst dapat memberikan wawasan kuantitatif berdasarkan metrik perilaku pengguna, tingkat konversi, dan analitik relevan lainnya, mendukung keputusan berbasis data selama audit.
- Quality Assurance (QA): Tim QA dapat memberikan kontribusi berupa wawasan berdasarkan pengalaman mereka dalam menguji produk, mengidentifikasi masalah kegunaan, dan melaporkan bug dan kesalahan.
- External Expert: Terkadang, melibatkan konsultan atau pakar UX eksternal dapat memberikan perspektif objektif dan menghadirkan wawasan baru serta praktik terbaik dari pengalaman industri mereka.
Tidak semua orang harus hadir di semua pertemuan audit. Sebagian besar stakeholder cukup diajak berbicara tentang masalah UX yang perlu mereka ketahui, lalu membahasnya lebih dalam. Sementara stakeholder lainnya harus terlibat lebih aktif dalam strategi dan pelaksanaan audit.
2. Pilih beberapa tujuan konkrit untuk UX Audit Anda
Penting untuk memiliki tujuan yang spesifik untuk audit Anda. Apakah Anda ingin mengurangi churn (tingkat berhenti pakai)? Meningkatkan aksesibilitas? Mempersiapkan ekspansi ke pasar baru? Atau apa?
Dengan memiliki tujuan tertentu untuk audit, Anda akan lebih mudah membuat keputusan tentang metode dan alat audit yang akan digunakan. Tentunya, Anda juga harus terbuka terhadap umpan balik dan temuan yang tidak terduga. Secara umum, lebih baik melakukan beberapa audit UX yang berorientasi pada tujuan sepanjang tahun daripada satu audit besar yang tidak terfokus.
3. Tentukan area produk mana yang akan diaudit
Berdasarkan tujuan Anda, sebaiknya persempit audit ke area tertentu pada produk Anda. Misalnya, Anda mungkin hanya mengaudit fitur yang dibuat untuk segmen pengguna tertentu. Atau, Anda mungkin hanya mengaudit area produk yang diketahui berkontribusi pada churn (berdasarkan analitik produk).Mempersempit lingkup audit dapat membantu Anda menggali lebih dalam area tersebut, dan meninjau lebih banyak rekaman sesi untuk area yang paling relevan.
4. Mintalah bantuan eksternal jika diperlukan
Sangat sulit untuk bersikap objektif. Pertimbangkan untuk meminta bantuan konsultan UX eksternal yang dapat mengaudit produk Anda dan membandingkannya dengan UX pesaing Anda. Pelajari lebih lanjut tentang layanan strategi produk dan desain di Badr Interactive.
5. Prioritaskan temuan dan langkah selanjutnya
Anda mungkin akan menemukan lebih banyak masalah daripada yang Anda perkirakan, terutama jika Anda mewawancarai pengguna dan menonton kembali rekaman sesi wawancara dengan user. Hal ini bisa membuat kewalahan. Faktanya, beberapa masalah UX jauh lebih penting daripada yang lainnya. Pastikan Anda memprioritaskan semua temuan Anda sehingga Anda tahu apa yang harus diperbaiki, dan dalam urutan apa.
Apa saja output dari hasil UX Audit?
Temuan audit UX biasanya disusun dalam laporan yang berisi:
- Deskripsi proyek dan tujuan utama audit UX.
- Metodologi. Laporan ini mencakup informasi perilaku pengguna dan metrik kuantitatif yang dianalisis dalam audit UX. Ini mungkin termasuk analisis kompetitif, wawancara pengguna dan data pengujian, pemetaan perjalanan pelanggan, detail tes A/B, dan evaluasi heuristik.
- Hasil pengujian yang dijelaskan secara rinci, menyoroti poin kesulitan utama dan area potensial untuk perbaikan.
- Rekomendasi dan saran prioritas yang dapat meningkatkan kegunaan dan memaksimalkan ROI (laba atas investasi).
Tidak ada format universal untuk laporan UX audit karena ukuran dan strukturnya tergantung pada kompleksitas pekerjaan. Misalnya, di Badr Interactive, kami menyusun dan mempresentasikan laporan UX audit kepada mitra kami, yang berisi semua insight dan penemuan berdasarkan bukti empiris. Selain itu, kami juga memberikan beberapa rekomendasi praktis yang dapat ditindaklanjuti tentang apa yang perlu diubah dalam produk digital Anda, dan bagaimana memulai perubahan tersebut. Dokumen yang biasanya kami berikan kepada mitra untuk UX audit ini meliputi:
- UX Audit Laporan Akhir: File Final Report PDF atau versi file yang dapat diedit (misalnya, Word doc) yang berisi ringkasan produk, ringkasan perusahaan, temuan & saran, dan rekomendasi dari UX Audit secara komprehensif dan mudah dipahami oleh stakeholder.
- Deck Presentation: Berupa file presentasi yang menyajikan temuan utama dari UX Audit secara ringkas.
- Figma Project: Berupa link figma yang menyediakan dokumentasi visual terperinci terkait proses UX Audit checklist dan rekomendasinya dalam bentuk wireframe.
Agar Anda lebih memahami tentang apa yang bisa Anda ekspektasikan dari UX Audit, di akhir artikel kami lampirkan contoh sebagian report dari UX Audit salah satu klien kami, UNDP, organisasi UN yang saat ini sedang mengembangkan aplikasi distribusi vaksin untuk seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia.
Kesimpulan
Dalam bisnis modern yang didorong oleh pengalaman user, melakukan audit atas pengalaman user tersebut merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang ditawarkan sesuai dengan harapan user. Dengan memeriksa dan mengevaluasi berbagai aspek pengalaman user, seperti navigasi, pengisian formulir, serta pemahaman fitur, bisnis dapat mengidentifikasi area-area di mana perbaikan diperlukan untuk meningkatkan kepuasan user. Selain itu, UX audit juga dapat membantu dalam memahami preferensi dan kebutuhan user yang mendalam, membantu bisnis dalam mengambil keputusan strategis untuk pengembangan produk dan layanan di masa depan.
Dengan memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana user berinteraksi dengan produk atau layanan mereka, bisnis dapat mengurangi risiko kegagalan, meningkatkan retensi pengguna, dan meningkatkan loyalitas pelanggan. Melalui UX audit yang teratur, bisnis dapat memperbarui dan meningkatkan produk mereka sesuai dengan perubahan kebutuhan dan ekspektasi user, serta memastikan bahwa mereka tetap kompetitif dalam pasar yang terus berubah. Dengan demikian, UX audit bukan hanya tentang memperbaiki kekurangan yang ada, tetapi juga tentang membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Di Badr Interactive, kami melakukan UX audit untuk mengidentifikasi masalah usabilitas melalui wawancara dengan pendekatan yang komprehensif. Anda bisa pesan untuk konsultasi gratis dengan kami, dan tingkatkan hasil bisnis Anda dengan menciptakan pengalaman user yang lebih baik.
FAQ
Q: Apa itu UX audit dan mengapa penting bagi bisnis?
A: UX audit adalah proses evaluasi menyeluruh terhadap pengalaman pengguna (user experience) suatu produk atau layanan secara sistematis. Ini penting bagi bisnis karena membantu mengidentifikasi area di mana pengalaman pengguna dapat ditingkatkan, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan, retensi, dan konversi.
Q: Bagaimana proses pelaksanaan UX audit untuk bisnis?
A: Proses UX audit biasanya melibatkan tahap pengumpulan data, evaluasi terhadap elemen-elemen kunci seperti navigasi, tata letak, konsistensi desain, kinerja, dan interaksi, serta pembuatan laporan dengan rekomendasi perbaikan.
Q: Apa saja komponen utama yang dievaluasi dalam sebuah UX audit?
A: Komponen utama yang dievaluasi termasuk antarmuka pengguna (UI), navigasi, struktur informasi, konsistensi desain, performa aplikasi, responsivitas, serta kepatuhan terhadap prinsip-prinsip desain dan praktik terbaik.
Q: Bagaimana cara interpretasi hasil dari sebuah UX audit?
A: Hasil dari UX audit harus dianalisis secara menyeluruh untuk mengidentifikasi kelemahan utama, kesempatan perbaikan, dan potensi dampak terhadap pengalaman pengguna dan tujuan bisnis. Interpretasi yang baik memungkinkan bisnis membuat keputusan yang tepat dalam mengimplementasikan perubahan.
Q: Bagaimana UX audit dapat membantu meningkatkan konversi dan retensi pelanggan?
A: Dengan mengidentifikasi dan memperbaiki masalah dalam pengalaman pengguna, UX audit dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, memperbaiki tingkat retensi, dan mengoptimalkan proses konversi, seperti peningkatan pembelian produk atau langganan layanan.
Q: Apa saja tantangan umum yang dihadapi dalam melakukan UX audit untuk bisnis?
A: Tantangan umum termasuk kompleksitas aplikasi atau situs web, keterbatasan sumber daya, dan interpretasi yang subjektif terhadap hasil audit. Memastikan kolaborasi yang efektif antara tim teknis, desain, dan manajemen juga merupakan kunci suksesnya.
Q: Bagaimana cara memilih tim atau layanan yang tepat untuk melakukan UX audit bagi bisnis?
A: Pemilihan tim atau layanan harus mempertimbangkan pengalaman, keahlian, dan rekam jejak dalam melakukan UX audit. Evaluasi portofolio kerja sebelumnya dan mendapatkan rekomendasi dari bisnis lain yang telah menggunakan layanan tersebut dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat.