fbpx

7 Model untuk Membangun Teamwork yang Kuat

Contents

Share the article

Perusahaan yang kuat tidak luput dari peran teamwork yang sesuai dan juga kuat. Teamwork adalah sebuah proses bekerja dan berkolaborasi bersama beberapa orang (sekelompok) untuk mencapai sebuah tujuan yang sama. Membangun teamwork adalah pekerjaan yang cukup kompleks, namun hal ini sudah sering diajarkan saat kita masih belia.

Contoh sederhananya adalah seperti kelompok mengerjakan tugas saat sekolah atau mengerjakan sebuah project di dunia perkuliahan. Teamwork yang baik adalah mereka yang bisa berkolaborasi sesama tim sehingga bisa menciptakan work-flow yang efisien, sesuai, dan tepat. 

Dalam dunia kerja pun teamwork adalah hal yang lazim ditemui karena biasanya sebuah perusahaan terbagi dalam beberapa devisi yang dikelompokkan berdasarkan bidang pekerjaannya. Model teamwork yang digunakan dalam dunia kerja pun pasti berbeda pada masing-masing perusahaan, hal ini bisa disesuaikan dengan SDM, keahlian, serta masalah apa yang ditemui sehingga bisa memilih model teamwork yang tepat.

Lalu, ada model teamwork apa saja yang bisa Anda gunakan untuk membentuk tim yang solid dan kuat? Berikut ini adalah 7 model teamwork yang bisa Anda pilih sesuai dengan kebutuhan!

1. Model Teamwork Tuckman FSNPA

Model Teamwork Tuckman FSNPA
Foto oleh Atlassian

Model teamwork Tuckman FSNPA (Forming-Storming-Norming-Performing-Adjourning) merupakan jenis teamwork yang bisa Anda terapkan saat akan membentuk sebuah tim baru dalam perusahaan. Membentuk sebuah tim dengan orang-orang baru tentu memiliki tantangan yang berbeda, karena kita harus memahami karakteristik, cara kerja, dan sikap dari setiap individuld dalam tim sebelum bisa bekerja sama dalam pekerjaan.

Model teamwork FSNPA diciptakan oleh Bruce Tuckman pada tahun 1965 yang merupakan seorang ahli psikologi. Ia menjelaskan jika model teamwork untuk tim yang baru harus melalui 5 tahapan seperti:

  • Forming

Tahap pembentukan adalah fase awal dari model teamwork FSNPA, di sini setiap individu harus bertemu satu sama lain untuk melihat bagaimana pendapat serta peran yang mereka dapatkan di dalam tim.

  • Storming

Pada tahap Storming, para anggota tim akan menemukan masalah-masalah yang ditemui dan mencari cara yang tepat bagaimana menentukan cara berkomunikasi satu sama lain agar lebih efektif dalam bekerja sama.

  • Norming

Tahap Norming adalah fase dimana tim sudah saling memahami karakteristik satu sama lain dan menemukan tantangan-tantangan baru yang membuat semua anggota menjadi lebih solid dan kuat.

  • Performing

Pada tahap Performing, Anda akan menemukan ritme, gaya komunikasi, dan cara penyelesaian masalah yang tepat. Jika tim Anda berhasil untuk sampai di tahap ini, maka project yang dikerjakan pun bisa dipastikan bisa mencapai target tujuan awal. Di tahap ini Anda akan melihat bagaimana kekompakan dan profesionalitas tim yang tinggi sehingga bisa saling berkolaborasi dengan efektif.

  • Adjourning

Tahap terakhir dalam model teamwork ini menjadi penyelesaian, jika Anda menjadi seorang leader dalam tahap ini Anda bisa melakukan evaluasi dan saling melakukan introspeksi satu sama lain agar dalam kolaborasi selanjutnya bisa lebih efektif dan meningkatkan performa kerja masing-masing.

Model teamwork FSNPA memiliki beberapa kekurangan serta kelebihan yang bisa menjadi pertimbangan Anda dalam mengimplementasikannya dalam pekerjaan:

Kelebihan

  • Model teamwork ini cocok diterapkan untuk tim yang baru dibentuk karena efektif dalam mempercepat proses pengenalan karakteristk tiap individu.
  • Memudahkan setiap leader dalam tim untuk melacak progres dan menyelesaikan masalah karena lebih mengetahui fase apa yang saat ini dialami oleh timnya.

Kekurangan

  • Model teamwork FSNPA tidak bisa diterapkan untuk Anda yang sudah membangun tim dalam waktu yang lama, karena cenderung mengulur timeline project.
  • Jenis teamwork ini sering menjadi “jebakan” para leader karena akan berpotensi untuk terjebak dalam sebuah fase dengan waktu yang cukup lama tanpa mengetahui hal apa yang harus dilakukan selanjutnya. 

2. Model Teamwork GRPI

Model Teamwork GRPI
Foto oleh Atlassian

Model teamwork GRPI (Goals, Roles, Processes, Interpersonal Relationships) biasa digunakan untuk sebuah tim yang memiliki kinerja buruk ataupun tidak bisa mencapai target yang sudah ditetapkan. Jenis teamwork ini dikembangkan oleh seorang ahli teori organisasi bernamaDick Beckhard pada tahun 1972 yang ingin membantu pemimpin ataupun leader dalam mencari tahu bottleneck yang ditemukan dalam sebuah tim, sehingga pada akhirnya dapat menemukan solusi apa yang tepat untuk menyelesaikannya.

Hal ini bisa diawali dengan pertanyaan sederhana seperti “Apakah seluruh anggota tim memiliki pemikiran yang sama dan satu suara dengan tujuan serta cara yang sudah ditetapkan oleh leader?”. Model teamwork GRPI diatur seperti piramida dan dirancang untuk bergerak dari atas ke bawah saat Anda mencoba memahami di mana letak kesalahannya – hampir seperti sebuah checklist.

Model teamwork ini memerlukan 4 tahap yang diilustrasikan sebagai sebuah piramida. Berikut ini 4 tahapan yang harus dilakukan:

  • Goals

Setiap individu dalam tim harus saling memiliki pemahaman yang sama dan solid mengenai apa saja goals yang sebenarnya ingin dicapai, sehingga mereka menjadi satu suara dan mengerti tujuan akhir dari sebuah project ataupun pekerjaan yang dilakukan.

  • Roles

Pada tahap Roles, setiap anggota harus memahami jobdesk pekerjaan masing-masing sehingga tidak ada tumpang-tindih ataupun mengerjakan hal yang diluar dari tanggung jawab yang diberikan.

  • Processes

Tahap Processes adalah fase dimana bottleneck atau hambatan ditemukan, sehingga semua anggota tim harus bagaimana keputusan dibuat dan bagaimana pekerjaan diselesaikan.

  • Interpersonal Relationship

Tahap terakhir adalah dengan mengetahui hubungan interpersonal atau memahami bagaimana gaya komunikasi setiap individu dalam tim. Diharapkan, ke depannya tidak ditemukan kembali masalah-masalah komunikasi yang mengganggu kinerja seluruh tim.

Model teamwork GRPI memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan seperti berikut ini:

Kelebihan

  • Memudahkan Anda dalam melihat faktor apa saja yang bisa menjadi penyebab masalah dalam tim.
  • Membantu untuk setiap individu dalam tim agar memandang semua hal dari kacamata profesional tanpa campur aduk dengan hal pribadi.

Kekurangan

  • Berpotensi untuk memperrumit hubungan interpersonal antar individu.

3. Model Teamwork Katzenbach dan Smith

Model teamwork Katzenbach dan Smith
Foto oleh Atlassian

Model teamwork berikutnya adalah Katzenbach dan Smith yang yang dikembangkan oleh penulis Jon Katzenbach dan Douglas Smith pada tahun 1993. Jenis teamwork ini cocok digunakan untuk tim yang dipenuhi oleh orang-orang yang individualis dan belum menemukan cara yang efektif untuk berkolaborasi satu sama lainnya. 

Model Katzenbach dan Smith terbagi ke dalam 3 bagian yaitu:

  • Komitmen
  • Skill
  • Akuntabilitas

Variabel ini digunakan agar bisa membuat tim memiliki performa dan hasil yang sesuai dengan target dan setiap individu di dalamnya bisa berkembang dari apa yang mereka lakukan sekarang. Berikut adalah penjelasan 3 variabel dalam model Katzenbach dan Smith:

  • Komitmen

Komitmen adalah sebuah hal yang harus disepakati dari awal tim terbentuk, komitmen ini nantinya yang membuat semua sikap-sikap individualis dalam tim harus bisa berkurang dan semua anggota bisa berkolaborasi dengan baik sebagai team-player.

  • Skill

Skill adalah hal yang penting untuk dimiliki dalam setiap individi, skill ini terbagi ke dalam 2 hal yaitu hard skill dan soft skill. Meskipun bekerja di dalam tim, semua anggota wajib memiliki soft skill seperti komunikasi efektif dan juga problem solving.

  • Akuntabilitas

Jumlah anggota di dalam tim juga berpengaruh pada proses bekerja nantinya, tidak melulu memerlukan banyak anggota, justru tim dalam jumlah sedikit dinilai lebih efektif dan memiliki performa yang tinggi.

Model teamwork Katzenbach dan Smith memiliki kelebihan dan kekurangan seperti berikut ini:

Kelebihan

  • Fokus jadi lebih rinci dan detail, sehingga lebih mudah dalam mengatur strategi apa yang bisa digunakan agar tujuan kita tercapai.
  • Lebih spesifik dalam memberikan informasi, serta minim permasalahan yang emosional karena sikap profesionalisme yang tinggi dari masing-masing individu.

Kekurangan

  • Hanya berfokus pada tim kecil dan tidak efektif digunakan untuk tim yang besar dalam perusahaan.

4. Model Teamwork T7

model teamwork T7
Foto oleh Atlassian

Model teamwork T7 (Thrust, Trust, Talent, Teaming Skills, Task Skills)  diciptakan oleh Michael Lombardo dan Robert Eichinger pada tahun 1995 yang bertujuan untuk Model tersebut mengidentifikasi tujuh faktor berbeda untuk efektivitas tim (5 faktor internal  dan 2 faktor eksternal). Model teamwork ini cocok digunakan apabila Anda ingin membantu semua anggota tim agar bisa berkembang dengan tujuan yang lebih besar lagi.

Model teamwork T7 akan melihat bagaimana sikap setiap individul dalam tim setelah berhasil mencapai target, dari sikap inilah seorang leader bisa memberikan gambaran bagaimana dan menggunakan cara apa saja agar timnya bisa lebih berkembang. Berikut adalah penjelasan mengenai 5 faktor internal dalam model teamwork T7:

  • Talent

Keterampilan apa saja yang harus dimiliki dan relevan dalam proses pengembangan tiap individu.

  • Task

Bagaimana kemampuan individu dalam tim untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan dan apa saja hal yang harus mereka perbaiki.

  • Teaming

Kemampuan seseorang dalam bekerja di dalam tim, karena pada dasarnya tidak semua orang memiliki sifat “team-player” yang dibutuhkan.

  • Thrust

Saling berbagi mengenai tujuan dan bagaimana cara yang bisa dilakukan untuk berkolaborasi dalam tim.

  • Trust

Memiliki kepercayaan pada pekerjaan diri sendiri dan orang lain dalam tim, sehingga memudahkan dalam proses mencapai tujuan bersama.

Model teamwork T7 dilambangkan sebagai sebuah lingkaran dengan masing-masing faktor memiliki porsi yang sama besar, hal ini berarti setiap faktor internalnya juga berperan penting dalam membentuk sebuah tim yang solid dan kuat. Faktor ini pun juga harus didukung dari luar (eksternal) seperti dengan bagaimana seorang leader bisa menempatkan diri dalam tim dan juga peran perusahaan atau organisasi dalam mendukung kerja tim.

Sama dengan model teamwork lainnya, model T7 ini juga memiliki kekurangn dan kelebihan yang bisa Anda jadikan sebagai bahan pertimbangan, seperti berikut ini:

Kelebihan

  • Memberikan pandangan yang jauh lebih luas dan lebih menyeluruh tentang efektivitas tim dengan melihat baik di dalam maupun di luar tim.

Kekurangan

  • Gagal memberikan informasi tentang bagaimana mencapai atau meningkatkan faktor eksternal yang mungkin tidak banyak dikendalikan oleh para leader.

5. Model Teamwork LaFasto dan Larson

model teamwork LaFasto dan Larson
Foto oleh Atlassian

Model teamwork berikutnya adalah LaFasto dan Larson yang diciptakan pada tahun 2001. Jenis teamwork yang satu ini menemukan bahwa setiap tim membutuhkan 5 dinamika, yang perlu dipertimbangkan sejak awal ketika sebuah tim disatukan. Jenis teamwork yang satu ini bisa digunakan untuk Anda yang ingin memahami setiap individu dalam tim. Berikut ini adalah penjelasan 5 elemen tersebut:

  • Team Member

Untuk memiliki tim yang solid, dibutuhkan pemilihan anggota tim yang tepat dan sesuai.

  • Team Relationship

Dari anggota tim yang sudah terpilih, mereka harus memiliki hubungan serta komunikasi yang baik saat bekerja. 

  • Team Problem Solving

Elemen yang ketiga adalah skill problem-solving yang harus dimiliki oleh setiap tim sehingga jika nantinya menemukan masalah dalam pekerjaan bisa diselesaikan sesuai dengan sikap yang baik tanpa menggangu urusan emosional.

  • Team Leadership

Tak hanya membutuhkan anggota tim yang sesuai, sebuah tim juga harus memiliki leader yang tepat agar bisa berkolaborasi secara profesional untuk mencapai goals yang ditetapkan. 

  • Organization Environment

Dukungan dari lingkungan luar maupun perusahaan dalam tim juga berpengaruh pada performa, seperti menyediakan dan memfasilitasi semua kebutuhan tim, serta tidak menghalang-halangi pekerjaan yang dilakukan oleh tim tersebut.

Model LaFasto and Larson memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan seperti berikut ini:

Kelebihan

  • Tidak melulu mengandalkan hardskill, jenis teamwork ini juga mengutamakan soft skill seperti problem solving serta komunikasi.

Kekurangan

  • Jenis teamwork ini lebih condong ke anggota tim daripada leader.

6. Model Teamwork Lencioni

model teamwork Lencioni
Foto oleh Atlassian

Model Lencioni adalah jenis teamwork yang digunakan untuk menghindari permasalahan yang berpotensi muncul dalam tim. Secara sederhana, model teamwork ini diibaratkan seperti, daripada menjawab “Apa yang membuat tim sukses?” itu menjawab “Apa yang tidak membuat tim sukses?”. 

Model teamwork ini ditemukan oleh Patrick Lencioni pada tahun 2005, dan ia menuliskan apabila terdapat 5 faktor yang bisa berpengaruh pada kegagalan sebuah tim, berikut penjelasannya:

  • Absence of Truth

Dalam hal ini tim tim tidak merasa bahwa mereka dapat merasa nyaman, jujur, dan sangat rentan untuk menyerang satu sama lain.

  • Fear of Conflict

Anggota tim cenderung akan lebih menutup diri dalam permasalahan yang ditemui  dalam upaya untuk menjaga hubungan dalam tim.

  • Lack of Commitment

Para anggota tim tidak mengabdikan diri sepenuhnya pada tujuan tim dan pekerjaan mereka bersama, sehingga akan mudah terjadi perpecahan karena prioritas yang berbeda tiap individu.

  • Avoidance of Accountability

Sesama anggota tim tidak menghormati atau menghargai jobdesk yang mereka lakukan dalam pekerjaan mereka.

  • Inattention to Results

Saat anggota tim tidak memperhatikan apa tujuan mereka dengan seksama, berpotensi untuk memunculkan masalah baru dalam tim.

Model Lencioni pun memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang harus Anda ketahui:

Kelebihan

  • Mengetahui celah apa saja yang membuat tim tersebut gagal, dan bisa dihindari di awal.
  • Memberikan para leader mengenai “pitfall” yang akan bisa dihindari saat membuat sebuah tim baru. 

Kekurangan

  • Kenyataan di lapangan, masih ada berbagia faktor gagal yang disebabkan oleh eksternal namun tidak dijelaskan melalui model teamwork ini.

7. Model Hackman

model teamwork hackman
Foto oleh Atlassian

Model teamwork yang terakhir adalah Hackman yang diciptakan oleh Richard Hackman yang merupakan peneliti, profesor Harvard, dan pakar tim pada tahun 2002. Jenis teamwork ini sangat berguna untuk Anda yang ingin bekerja secara efektif dan cepat. Dalam hal ini, beliau menuliskan apabila terdapat lima kondisi yang harus ada agar tim dapat bekerja sama dengan baik:

  • Real Team

Memiliki jobdesk dan tanggung jawab yang jelas, setiap individu memahami apa saja “Scope of Work” yang harus dilakukan.

  • Compelling Direction

Tim yang dibentuk sudah memiliki tujuan yang jelas.

  • Enabling Structure

Semua proses yang ada di tim sudah diatur secara sistematis sehingga akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih efektif.

  • Supportive Context

Para anggota tim bisa dengan mudah mengakses semua sumber informasi ataupun fasilitas yang bisa menunjang pekerjaan masing-masing.

  • Expert Coaching

Sebuah tim berhak untuk mendapatkan seorang leader yang sudah terbukti dan memiliiki jam terbang yang tinggi.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari model teamwork Hackman yaitu:

Kelebihan

  • Teamwork ini memungkinkan untuk melihat semua faktor internal dan eksternal yang bisa membantu mempermudah pekerjaan dalam tim

Kekurangan

  • Tidak adanya kriteria khusus pada setiap individu, bisa berpotensi untuk terjadi masalah dalam jobdesk masing-masing.

Demikian adalah penjelasan mengenai 7 model teamwork dari Badr Interactive yang bisa Anda gunakan dalam membangun tim yang solid dan kuat, semoga bermanfaat!

Share the article

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Free Guidebook

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Guidebook

You dream it.

We build it!

We provide several bonuses FOR FREE to help you in making decisions to develop your own system/application.

  • Risk Free Development Trial 
  • Zero Requirement and Consultation Cost 
  • Free Website/Mobile Audit Performance

Our Services

Software Development • Quality Assurance • Big Data Solution • Infrastructure • IT Training

You might also like

Masa Depan Telemedisin di Indonesia: Apa yang Menanti di Depan?

LMS VS E-Learning:  Digitalisasi Pendidikan Indonesia

Inovasi Pendidikan Melalui Teknologi Virtual Reality (VR)

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Signup for Free Software Development Guidebook: Input Email. Submit me.