fbpx

Lebih Baik Menggunakan Teknologi Web, Web App, atau Hybrid?

Contents

Share the article

Ada beberapa opsi teknologi dalam pengembangan aplikasi mobile, yaitu dengan menggunakan teknologi native, web atau bahkan hybrid. Biasanya teknologi native dikatakan sebagai pilihan terbaik dari sisi fitur dan performance dibandingkan opsi yang lain dilihat dari sisi kemudahan dalam mengakses. Beberapa kelebihan teknologi native seperti performa yang lebih baik, lebih aman, lebih interaktif dan intuitif, dan lebih sedikit bugs dianggap menjadi keunggulan utama dari teknologi native. Namun apakah benar demikian? Lalu apa sebenarnya perbedaan teknologi native, web dan hybrid?

Apa itu teknologi Native?

Aplikasi mobile yang menggunakan teknologi native dikembangkan menggunakan bahasa native (asli) dari sistem operasi pada suatu device / smartphone. Dengan penggunaan bahasa asal dari sistem operasi tersebut, maka aplikasi yang kita kembangkan memiliki akses penuh terhadap kemampuan device. Aplikasi bisa mengakses penuh perangkat mobile seperti sensor perangkat, daftar kontak, akses seluler, kamera, dan sebagainya. Selain lebih cepat dan lebih powerful dalam sisi kemampuan, teknologi native memberikan akses ke semua User Interface(UI) layout pada device sehingga kita bisa menyesuaikan tata letak komponen sesuai dengan desain yang diinginkan.

Namun, yang menjadi kendala adalah sistem operasi mobile yang kita kenal saat ini yaitu Android dan IOS, masing-masing memiliki cara tersendiri dalam pengembangan aplikasinya. IOS dikembangkan dalam bahasa pemrograman Swift yang tidak bisa berjalan dalam sistem operasi Android yang dikembangkan dalam bahasa pemrograman kotlin. Begitu juga sebaliknya. Setiap platform, baik Android maupun IOS memiliki store app tersendiri (android dengan playstore dan IOS dengan appstore) dengan peraturan yang berbeda. Tim pengembang harus mengikuti prosedur kebijakan dan pembatasan konten yang berlaku di masing-masing app store. Selain itu, ketika melakukan update secara berkala pada aplikasi native, maka bisa jadi user memiliki versi yang berbeda, sehingga harus di handle agar versi lama tidak eror ketika ada update fitur terbaru.

Jika ingin mengembangkan aplikasi android dan ios dengan teknologi native, maka Anda harus pertimbangkan dengan matang di sisi cost, karena at least Anda harus menyiapkan minimal dua developer yang berbeda dan biaya tersendiri untuk deployment di playstore dan app store.

Apa itu teknologi Web App?

Bagi sebagian orang, ketidakpastian bahwa aplikasi kita bisa langsung masuk store-app menjadi pertimbangan sendiri. Bahkan pernah ada aplikasi populer yang saat itu tidak sesuai dengan peraturan dan dikeluarkan dari store-app, sehingga menyebabkan hilangnya pendapatan. Karena itu, beberapa pengembang beralih untuk membangun aplikasi web saja, yang memberi mereka kebebasan untuk ada di luar store-app dan menawarkan aplikasi mereka kepada pengguna seluler dan desktop lainnya. Aplikasi web dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman yang common seperti HTML, CSS, dan JavaScript yang dengannya kita dapat memanfaatkan berbagai framework, seperti Angular, React, Vue, atau bahkan plain-vanilla JavaScript.

Adapun kelebihan dari teknologi aplikasi web adalah sistem dapat digunakan pada sistem operasi yang berbeda karena basisnya adalah web. Sistem dapat berjalan dengan baik di semua browser, apapun platform nya. Selain itu secara biaya, jauh lebih hemat dibandingkan native app yang multiplatform. Pembuatan aplikasi tidak harus menyesuaikan dengan kebijakan dari store app yang ada dan user juga tidak perlu menginstall aplikasi dari store app.

Namun, saat mengambil pendekatan pengembangan aplikasi web, aplikasi mobile akan terbatas pada kemampuan browser seluler pengguna (dan kebiasaannya). Hal ini berarti sistem tidak akan memiliki akses penuh ke perangkat pengguna. Salah satu tantangan yang lebih besar untuk mengembangkan aplikasi menggunakan teknologi web adalah banyak dari User Interface (UI) umum, seperti navigator tab, tidak ada secara native dan harus dibuat ulang, yang akan menyebabkan aplikasi tidak berfungsi dengan benar. Kemudian bisa jadi ada permasalahan di UI dan tampilan yang tidak konsisten dalam beberapa browser yang berbeda. Aplikasi web hanya bisa digunakan secara online dan tidak tersedia offline. Hal yang menjadi kekurangan dari aplikasi mobile adalah juga performa yang relatif lebih lambat dibandingkan dengan aplikasi native.

Pada 2017, Google memperkenalkan konsep Progressive Web Applications (PWA), yang memungkinkan jenis aplikasi ini untuk mengadopsi lebih banyak fitur aplikasi seperti icon standar, push notification, kemampuan offline, dan banyak lagi. Microsoft juga mengadopsi solusi ini baru-baru ini, membuat jenis aplikasi ini di store-app mereka. Untuk beberapa tim developer, solusi ini menarik karena mereka dapat dengan mudah membuat aplikasi dari satu kode, yang kemudian dapat digunakan pada berbagai platform dan dengan cepat diperbarui dengan fitur baru atau perbaikan bug dengan hanya menggunakan ke server Anda.

Apa itu Teknologi Hybrid?

Teknologi hybrid merupakan teknologi campuran antara native dengan web, oleh karena itu disebut hybrid.  Inti aplikasi ditulis menggunakan teknologi web (HTML, CSS, dan JavaScript), yang kemudian dienkapsulasi dalam aplikasi native. Melalui penggunaan plugin, aplikasi ini dapat memiliki akses penuh ke fitur perangkat seluler. Untuk lebih memahami pendekatan ini, mari kita uraikan bagaimana semuanya bisa dilakukan.

Inti dari aplikasi hybrid-mobile adalah aplikasi yang ditulis dengan HTML, CSS, dan JavaScript. Namun, aplikasi ini tidak dijalankan menggunakan browser, aplikasi ini dijalankan dari dalam aplikasi native, yang pada dasarnya tidak terlihat oleh pengguna. Sebagai contoh, aplikasi iOS akan menggunakan WKWebView untuk menampilkan aplikasi, sedangkan di Android akan menggunakan elemen WebView untuk melakukan fungsi yang sama. Kode ini kemudian disematkan ke pembungkus aplikasi native menggunakan solusi seperti Apache Cordova (juga dikenal sebagai PhoneGap).

Teknologi hybrid ini memiliki sistem plugin yang memungkinkan kita untuk melampaui batasan ‘browser’ dan mengakses rangkaian lengkap kemampuan perangkat seluler pengguna. Jadi, jika kita ingin menggunakan Touch ID pada perangkat iOS sebagai opsi masuk, atau ingin terhubung ke perangkat Bluetooth, ini dapat dengan mudah dilakukan dengan menginstal plugin. Plugin ini dibuat oleh berbagai pengembang dan banyak yang didukung secara aktif. Jadi, keterbatasan pada aplikasi web mudah diatasi sehingga memungkinkan aplikasi kita untuk memiliki kesamaan dengan aplikasi native.

Beberapa kelebihan teknologi hybrid adalah secara biaya pengembangan jauh lebih terjangkau dibandingkan pengembangan teknologi native. Sistem dapat diinstal di sistem operasi yang berbeda dan proses development juga lebih mudah karena pada dasarnya menggunakan bahasa pemrograman untuk teknologi web. Aplikasi dapat diakses secara online maupun offline, selain itu sama dengan aplikasi native, aplikasi hybrid dapat mengakses perangkat aplikasi mobile seperti kamera, kalendar dan sebagainya.

Namun, ada beberapa kelemahan pada teknologi ini yaitu library UI harus dibuat ulang. Di sinilah solusi seperti Flutter, Xamarin, React Native, dan lainnya ikut serta. Opsi-opsi ini semuanya menyediakan komponen UI yang terlihat dan terasa seperti native dalam frameworknya. Secara sistem, performance-nya masih belum bisa menandingi aplikasi native, dan tentunya harus melakukan penyesuaian fitur sesuai dengan ketentuan dan batasan konten dari store app.

Tabel Komparasi Teknologi Native, Web dan Hybrid

Berdasarkan tiga penjelasan diatas, berikut ini kami rangkum secara ringkas mengenai perbedaan teknologi native, web dan hybrid :

Perbedaan native web dan hybrid

Kesimpulan

Jadi, apa pilihan yang tepat untuk aplikasi aplikasi yang akan kita kembangkan? Semoga dengan penjelasan diatas, Anda sudah memiliki gambaran tentang perbedaan teknologi native web dan hybrid. Dalam pengembangan aplikasi mobile, menggunakan hybrid bisa menjadi pilihan yang lebih baik karena menawarkan pendekatan pengembangan yang lebih mudah, penghematan biaya, dan kompatibilitas di berbagai platform. Meskipun memang dalam pengembangan hybrid membutuhkan lebih banyak pemahaman untuk menyatukan antara web dan native, serta penggunaan library UI untuk membantu dalam menampilkan aplikasi sesuai UI yang direncanakan. Namun kesulitan-kesulitan tersebut dapat diselesaikan dengan memilih framework yang tepat. Apa sudah tergambar kelebihan dan kekurangan dari ketiga teknologi tersebut dalam pengembangan aplikasi mobile? Jika ada yang ingin ditanyakan terkait solusi teknologi terbaik untuk sistem Anda, silahkan hubungi tim kami , kami berikan sesi konsultasi gratis untuk Anda.

Share the article

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Free Guidebook

Grow Your Knowledge

About Software Development with Our Guidebook

You dream it.

We build it!

We provide several bonuses FOR FREE to help you in making decisions to develop your own system/application.

  • Risk Free Development Trial 
  • Zero Requirement and Consultation Cost 
  • Free Website/Mobile Audit Performance

Our Services

Software Development • Quality Assurance • Big Data Solution • Infrastructure • IT Training

You might also like

Automated Testing VS Manual Testing 

Pentingnya Functional Testing dalam Software Development 

Penerapan ETL pada Big Data: Apa itu ETL, Jenis-jenisnya, dan Bagaimana Cara Kerjanya

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Silakan isi data di bawah sebelum mendownload file.

Signup for Free Software Development Guidebook: Input Email. Submit me.